14 yaitu menggambarkan sumber-sumber kepustakaan yang ada kaitannya dengan
masalah pokok yang telah dirumuskan, yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdiri dari buku-
buku, majalah, jurnal dan lain sebagainya yang ada relevansinya dengan kajian skripsi ini.
9
Data tersebut kemudian penulis analisis berdasarkan deskriptif terhadap narasi, adapun alat untuk menganalisis masalah-masalah sosial yang
muncul, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Data-data tersebut kemudian diolah dengan cara menelaah,
membandingkan serta menganalisanya dengan pendekatan normatif kualitatif. Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati..
10
Penelitian kualitatif juga merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan mannusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam peristiwanya.
11
2. Metode Penelitian dan Pendekatan
1. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mencapai penulisan sejarah, maka upaya
untuk merekonstruksi masa lampau dari objek yang diteliti itu ditempuh melalui metode sejarah. Pengumpulan data atau sumber sebagai langkah pertama kali,
dilanjutkan dengan metode penggunaan bahan dokumen. Adapun acuan dari
9
Mardalis, Metodologi Penelitian; Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, h.25
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h.3
11
S. Margono, Metodologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, cet ke-5, h.36
15 penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode
penulisan sejarah menurut Louis Gottschalk dalam bukunya Mengerti Sejarah. Penulisan sejarah harus bersumber pada empat aktivitas pokok, yaitu :
• Penggunaan objek yang berasal dari zaman itu dan pengumpulan data-data harus tercetak, tertulis, dan sumber lisan yang boleh jadi relevan.
• Menghindari bahan-bahan atau bagian-bagian daripadanya yang tidak otentik.
• Menyimpulkan kesaksian yang dapat terpercaya mengenai bahan-bahan yang otentik.
• Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi sebuah kisah atau penyajian yang berarti.
Mengacu pada definisi Louis Gottschalk tentang empat kegiatan dalam metode sejarah tersebut, maka penelitian dalam penulisan skripsi ini dilakukan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Heuristik Pengumpulan Sumber
Dalam tahap pertama penulis melakukan pencarian dan mengumpulkan data, baik data primer maupun sekunder. Proses pencarian dan pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan metode library research berupa kunjungan ke beberapa perpustakaan seperti: Perpustakaan UIN Jakarta, Perpustakaan Fakultas,
Perpustakaan Nasional, Perpustakaan LIPI dan lain-lain. Sumber primer yang penulis gunakan berupa buku-buku mengenai tentang
Filipina seperti karya Cesar A Majul Dinamika Islam di Filipina dan Moro; Pejuang Muslim Filipina Selatan. Karya Majul sebagai sumber primer karena ia
merupakan orang yang ikut berperan langsung di lingkungan intelektual Moro.
16 Selain itu penulis juga menggunakan buku Jamail Kamlian, Bangsamoro Society
and Culture. Adapun sumber sekunder di antaranya adalah Peter Gowing, The Moro Wars dan beberapa penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
b. Kritik Kritik merupakan tahap pengklasifikasian data-data yang layak dijadikan
sumber atau tidak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang sebenar- benarnya. Data-data yang sudah penulis peroleh kemudian diuji validitasnya
dengan melakukan kritik atas data tersebut. Kritik dilakukan agar sumber yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Interpretasi Selanjutnya, dari data yang sudah dikritik tersebut, penulis melakukan
interpretasi atau penafsiran tentang persisnya peristiwa yang terjadi. Ini dilakukan untuk mencari keterkaitan antara masing-masing sumber untuk mencari fakta
yang ada. Dengan begitu dapat disimpulkan data yang dimaksud dalam penulisan ini.
d. Historiografi Tahapan ini merupakan proses akhir dari penelitian, yakni tahapan
penulisan hasil penelitian setelah data yang ada dinterpretasikan dengan mengacu pada fakta-fakta historis.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode deduktif atau pola umum- khusus, yakni dimulai dari awal bangsa Moro hingga bagaimana perjuangan
organisasi-organisasi Moro dalam memperjuangkan eksistensinya.
17 2 Pendekatan
Karena skripsi ini membahas mengenai identitas yang digunakan Muslim Filipina dalam memperjuangkan eksistensinya, maka teori yang digunakan adalah
teori identitas sosial. Sebagai sebuah teori, identitas sosial tidak bisa lepas dari keinginan individu untuk memperbandingkan dirinya serta kelompoknya dengan
yang lain. Perbandingan sosial digambarkan oleh Festinger 1954 sebagai teori di mana bisa membimbing kita untuk membandimgkan diri kita dengan yang lain,
siapa yang serupa dengan kita dan siapa yang beda. Setidaknya ada tiga variable yang mempengaruhi hubungan pembedaan anta kelompok dalam situasi soaial
yang nyata.
12
Pertama, individu pasti memiliki internalisasi kelompok meraka sebagai konsep diri mereka. Secara subjektif mereka pasti mengidentifikasikan
kelompok yang relevan. Hal ini tadak cukup dari orang lain saja yang mengidentivikasikan seseorang kalau dari kelompok mana dia berasal. Kedua,
situasi sosial akan menciptakan perbandingan sosial yang memnungkinkan terjadinya seleksi dan evaluasi atribut relasi yang relevan. Perbedaan kelompok
pada tiap-tiap daerah tidak sama secara siknifikan. Ketiga, kelompoknya tidak membandingkan dirinya pada tiap proses kognitif yang ada pada kelompok lain;
out-group pastinya dipersepsikan sebagai kelompok perbandingan yang relevan baik dalam kesamaan, kedekatan, dan secara situasional menonjol. Kemudian,
Determinasi out-group dihasilkan sebagai perbandingan terhadap determinasi in- group.
Menurut Sarben dan Allen 1968, identitas soaial juga berfungsi sebagai pengacu keberadaan posisi seseorang berada di mana dia. Berada di tingkatan
12
Marck Bracher, Jacques Laqan, Diskursus, dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: Jalasutra, 2000. H.82
18 mana kita berada, posisi seperti apa saja yang keberadaanya sama dengan kita dan
mana juga yang berbeda. Teori identitas sosial melihat bahwa suatu identitas sosial selalu mengklarifikasikan dirinya melalui perbandingan, tapi secara
umumnya, perbandingannya adalah antara in-group dan out group. In groups biasanya secara stereotype positif sifatnya, selalu lebih baik dibandingkan out
groups.
13
Identitas sosial juga menghasilkan representasi sosial yang keluar dari individu-individu yang berkumpul serta memiliki pendangan dan emosi yang
sama. Representasi sosial dapat didefinisikan sebagai prinsip hubungan symbol balik yang terorganisasi. Mereka memperkenalkan letak individu dalam
hubungannya dengan objek sosial secara siknifikan. Individu adalah objek yang melekat dalam jaringan relationship. Moscovici 1981 mengartikan sosial
representasikan sebagai kumpulan konsep, statements dan asal penjelasan dalam kehidupan sebagai bagian dari konunikasi inter-individual yang merupakan
equivalent dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai mitos dan system kepercayaan dalam masyarakat tradisonal. Representasi sosial juga merupakan
informal keseharian, sebagai keinginan individu untuk memahami dunia. Representasi sosial dari tiap-tiap identitas adalah berbeda. Masing-masing
identitas memiliki pandangannya dan pemahamannya terhadap dunia. Dari siti timbullah stereotype, jika anda berasal dari kelompok tersebut maka sifat-sifat
anda tidak jauh dari apa yang ada dalam skema akan sifat-sifat kelompok anda
13
Erikson. H. Erik, Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Jakarta: Gramedia, 1989. Hal.73
19 Sifat-sifat kelompok di mana individu berasal pastilah membawa sifat
kelompoknya.
14
3. Sumber Data