Persiapan Untuk Pelaksanaan Sesajen Walimatul ‘Ursy

45 rumah baru biasanya di dalam rumah itu ditaruh sesajen yang terdiri dari makanan dan minuman yang disukai oleh leluhur yang mereka percayai, tetapi itu hanya ritual kecil tidak seperti perlengkapan sesajen yang digunakan pada s aat walimatul „ursy. Jadi, alasan yang paling mendasarnya yaitu karena pada saat mengadakan walimatul „ursy biasanya sama seperti orang yang mengadakan pesta atau syukuran dan banyak sekali terdapat makanan-makanan, dan dari hal tersebut orang yang mengadakan walimahan merasa sedih kalau orang tua yang sudah meninggal tidak turut menikmati kebahagiaan tersebut. Dan akhirnya dengan suguhan sesajenlah mereka percaya kalau orang-orang tuanya juga ikut menikmati syukuran dalam walimahan tersebut. 10

2. Persiapan Untuk Pelaksanaan Sesajen Walimatul ‘Ursy

Bagi orang Jawa upacara tradisi, ritual selametan ataupun gelar sajen sesaji adalah peristiwa yang sudah diakrabi sejak lahir. Setiap orang Jawa yang lahir sudah diperkenalkan dengan ritual selametan kelahiran dengan segala ubo rampe perlengkapannya. 11 Seperti halnya dengan sesajen yang disiapk an untuk acara walimatul „ursy pada masyarakat Desa Samudera Jaya. Menurut ibu Rodiah, untuk persiapan sesajen biasanya sudah diserahkan kepada orang yang akan menunggu pendaringan ngandang beras. 10 Makmur, Paranormal Desa Samudera Jaya, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 15 Februari 2011. 11 Wahyana Giri MC, Sajen dan Ritual Orang Jawa, Yogyakarta: Narasi, 2009, Cet- 1, h. 49. 46 Dan ada syarat khusus untuk orang yang akan menunggu pendaringan ngandang beras yaitu menguasai doa-doa yang akan dipanjatkan, dan puasa dari hari H dimulainya hajatan sampai acara selesai. Orang yang mempunyai hajat biasanya hanya menyerahkan uang sesuai yang akan dibutuhkan atau dibelanjakan oleh yang akan menunggu pendaringan ngandang beras. Dan ibu Rodiah yang bertugas menunggu pendaringan tersebut akan membelanjakannya 1 atau 2 hari sebelum hari H dimulainya hajatan. 12 Sama halnya dengan ibu Jami yang mempunyai tugas yang sama dengan ibu Rodiah ket ika ada acara walimatul „ursy. Menurut ibu Jami selain persiapan yang telah dijelaskan oleh ibu Rodiah banyak sekali persiapan yang lebih spesifik yang harus dibelanjakan untuk perlengkapan sesajen yaitu makanan dan minuman yang disediakan untuk sesajen berupa jajanan warna pitu roti, bolu, rengginang, kupat atau kupat lepet, pisang raja, pisang ambon, pisang emas, serutu dan kinangan untuk merokok dan nginang, tumpeng iwak ikan lengkap dengan bekakak ayam, bubur merah putih dalam takir terbuat dari daun pisang, cabai merah dan bawang merah ditusuk pada sebuah lidi pelengkap lalaban. Ada beberapa perlengkapan lagi yang biasa disiapkan oleh penunggu pendaringan yaitu ibu Jami meracik jenis minuman yang biasa disebut wedang lima yang isinya air kopi manis dan kopi pahit, teh manis dan teh pahit, dan air putih, rujak pisang campuran gula merah dan pisang diiris dan 12 Rodiah, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 17 Februari 2011. 47 diberi air panas, air putih dalam kendi dan kendinya ditutup telur yang bermaksud biar adem, lampu atau cempor lampu dari kaleng yang diberi minyak tanah dan sumbu atau kapas, dupa ukup berisi areng yang menyala dan diberi menyan, dan yang terakhir adalah kembang tujuh rupa seperti kembang kingkong, kembang melati, kembang mawar merah dan putih, kembang kantil, kembang kenanga, dan kembang sepatu. 13 Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli perlengkapan sesajen pada saat walimatul „ursy menurut ibu Rodiah dan ibu Jami yang biasa bertugas sebagai penjaga pendaringan ngandang beras, biasanya minimal Rp.350.000 sampai mencapai Rp.500.000. Biasanya untuk perlengkapan pendaringan lainnya itu buah apel, jeruk, pisang ambon, nanas, pepaya, bekakak ayam, ikan bandeng sepasang, rujakan gula batu atau gula jawa, pisang emas, pisang raja, kue onde, kekoleh wajik muda, teh manis, teh pahit, dan beras 1 gantang 10 liter. Biaya tersebut sudah termasuk upah untuk orang yang akan menunggu pendaringan ngandang beras. Setelah semua perlengkapan tersebut dibeli dan dipersiapkan tugas selanjutnya untuk penunggu pendaringan ngandang beras yaitu meracik sesajen. Untuk penjaga pendaringan tidak boleh sembarangan orang dan penjaga pendaringan adalah orang yang telah dituakan oleh masyarakat Desa Samudera Jaya. Orang yang dituakan tersebut adalah orang yang betul-betul 13 Jami, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 18 Februari 2011. 48 memahami bagaimana tata cara dalam sesajenan dan mengerti doa-doa dalam sesajenan, karena tugasnya berat yaitu menunggu api yang ada pada sesajen atau pendaringan tidak padam, api pada lampu harus nyala terus dan pendaringan harus ditutup rapat dengan kain putih lawon. 14 Ibu Jami biasa meracik sesajen pada hari H dimulainya hajatan atau ada juga yang meminta meraciknya satu hari sebelum hari H, tergantung kemauan yang punya hajat. Setelah diracik atau disiapkan maka sesajen tersebut langsung ditaruh di empat tempat yaitu: dapur, pendaringan ngandang beras, jalanan atau perempatan yang dianggap angker, dan tarub tenda yang dipasang ketika ada acara hajatan. 15 Begitu halnya dengan ibu Rodiah, meracik sesajen tergantung niatan yang punya hajat. Ada yang meracik sesajen 2 hari atau 1 hari sebelum hari H dimulainya hajatan dan ada juga yang meraciknya ketika hari H-nya atau pas hajatan dimulai. Tetapi kebanyakan 1 hari sebelum acara walimahan dimulai sesajen sudah diracik. Dalam meracik sesajen sebenarnya ada persiapan khusus, menurut ibu Jami persiapannya itu puasa setelah belanja keperluan sesajen, sambil disiapkan dan memisah-misahkan itu dianjurkan sudah mulai puasa. Puasanya sama seperti puasa sunnah lainnya hanya niatnya yang berbeda, dan niat 14 Rodiah, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 17 Februari 2011. 15 Jami, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 18 Februari 2011. 49 tersebut dipersembahkan kepada yang mempunyai hajat, puasa tersebut juga dilakukan 2 sampai 3 hari. Ibu Rodiah memperjelas tentang persiapan meracik sesajen tersebut yaitu puasa untuk penjaga pendaringan dan ada doa-doa khusus yang dipanjatkan dan doa tersebut hanya bertujuan supaya orang-orang yang diundang ingat kepada yang mengundang. Salah satu doanya adalah sebagai berikut: “sing ujung putra ginggih, sing girang putra ganggah, sing tengah pancuran putra dewata….”, maksudnya adalah semua orang mengalir bagaikan air dari segala penjuru menghad iri acara selametan walimatul „ursy dan membawa sumbangan sehingga rezeki mengalir banyak, dan makanan selalu siap tidak kehabisan. 16 Setelah semua sesajen disiapkan kemudian tibalah saatnya pelaksanaan, proses pelaksanaan sesajen berlangsungnya ketika hajatan dimulai, sore hari sebelum mangkat atau hajatan semua barang-barang dan kebutuhan sesajen yang sudah dibeli dipersiapkan untuk dipisah-pisahkan dan diberi doa kemudian ditaruh diempat tempat yang disebut sebagai penjuru angin. Dan biasanya prosesnya sampai 2 atau 3 hari semenjak mulai mangkat disebut juga hari H sampai hajatan selesai. 17 16 Rodiah, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 17 Februari 2011. 17 Jami, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 18 Februari 2011. 50 Untuk persiapan secara teknisnya dalam pelaksanaan walimatul „ursy ibu Rodiah biasanya menempatkan sesajen dinampan atau teblok atau menggunakan bakul anyaman yang isinya: tujuh macam jenis makanan, pisang, kelapa, rokok, beras, cabai merah, dan lain-lain sesuai yang mempunyai hajat. Untuk waktu yang dibutuhkan dalam menyuguhkan sesajen masyarakat Desa Samudera Jaya biasanya 3 hari 2 malam. Dalam penempatan sesajen ket ika walimatul „ursy berlangsung menurut ibu Rodiah sajen ditempatkan diempat penjuru yaitu dapur, pendaringan ngandang beras, tarub, dan kali atau perempatan jalan. Tujuan secara umumnya yaitu supaya makhluk selain manusia yang ada ditempat- tempat tersebut tidak mengganggu orang yang sedang mengadakan walimahan, dan karena kita meyakini manusia juga bersahabat dengan alam maka ditaruhnya sesajen juga sebagai wujud terima kasih terhadap alam sekitar. 18 Tempat-tempat tersebut adalah dapur yang diartikan sebagai simbol keselamatan dan kelancaran dalam mengolah makanan dan bertujuan supaya makanannya matang dan tidak akan kehabisan. Kedua, pendaringan atau ngandang beras tempat untuk ditaruhnya beras untuk dimasak. Ketiga, tarub yang bertujuan untuk mengundang rezeki, ngundang welas asih orang-orang akan kasihan dan akhirnya banyak yang datang mendoakan dan memberi 18 Rodiah, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 17 Februari 2011. 51 sumbangan. Sajen yang terakhir yaitu di kali atau jalanan yang bertujuan supaya terhindar dari gangguan-gangguan makhluk lain. 19 Sesajen khusus pengantin biasanya sudah dipisahkan dan ditaruh di kamar pengantin. Sesajennya hampir sama dengan yang ada di dapur dan sesajennya terdiri dari dupa pengantin yang harum, kembang setaman untuk mandi, beras secukupnya untuk bubur sengkolo sebanyak lima piring, satu buah kelapa gundul, gula jawa secukupnya, pisang raja setangkep, benang lawe, kaca kecil dan bedak, bumbu kinang, bumbu pawon, jajanan pasar tujuh rupa, kembang tujuh rupa, telur ayam, tikar sembahyangan, beras 1 gantang 10 liter, kain putih setengah meter untuk tutup sesajian tersebut. 20 Sama halnya yang dikatakan oleh ibu Jami dan sesajen khusus yang diletakkan di kamar pengantin tersebut kemudian diserahakan kepada perias atau orang yang merias pengantin setelah acara walimatul „ursy selesai. 21 19 Jami, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 18 Februari 2011. 20 Rodiah, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 17 Februari 2011. 21 Jami, Penunggu Pendaringan Ngandang Beras, Wawancara Pribadi, Desa Samudera Jaya, tgl 18 Februari 2011. 52

B. Faktor Penyebab Penggunaan Sesajen Dalam Walimatul ‘Ursy Pada