Hasil Wawancara Dengan Penunggu Ngandang Beras Dapur
Nama : Rodiah
Usia : 54 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Desa Samudera Jaya Kecamatan Taruma Jaya
1. Apa yang ibu ketahui tentang sesajen?
Sesajen itu isi sesajian yang terdiri dari nasi tumpeng, nasi putih, nasi kuning, rokok djinggolisong, kue jajanan pasar sebanyak tujuh rupa, pisang, dan
banyak makanan-makanan dan minuman-minuman lain yang disediakan pada waktu-waktu tertentu.
2. Bagaimana proses pelaksanaan sesajen berlangsung ketika walimatul
‘ursy? Dan berapa lama proses sesajen berjalan selama acara walimatul ‘ursy?
Untuk proses sesajen biasanya disiapkan 2 atau 1 hari sebelum hari H.
perlengkapan sesajen sudah harus disiapkan atau dibeli karena sesajen harus diracik terlebih dahulu. Untuk persiapan secara teknisnya, sesajen
ditempatkan di nampan atau teblok atau menggunakan bakul anyaman yang isinya: tujuh macam jenis makanan, pisang, kelapa, rokok, beras, cabai merah,
dan lain-lain sesuai dengan yang mempunyai hajat.
Untuk waktunya itu relatif tergantung yang memiliki hajat, tetapi biasanya untuk di Desa Samudera Jaya cukup 3 hari dan 2 malam.
3. Apakah ada syarat khusus untuk orang yang akan bertugas menunggu
dapur sebagai penunggu pendaringan ngandang beras? Ada. Pertama: menguasai do‟a-do‟a yang akan dipanjatkan, kedua: puasa dari
hari dimulainya hajatan sampai acara walimahan selesai. Dan untuk puasanya
sama dengan puasa-puasa sunnah dalam islam hanya saja puasa untuk penjaga pendaringan itu tidak dianjurkan untuk sahur.
4. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk seluruh sesajen
yang digunakan?
Untuk biayanya biasanya minimal Rp. 350.000 sampai mencapai Rp. 500.000. biasanya untuk perlengkapan pendaringan terdiri dari buah apel,
jeruk, pisang ambon, nanas, papaya, bekakak ayam, ikan bandeng sepasang, rujakan gula batu gula jawa, pisang emas, pisang raja, kue onde, kekoleh
wajik muda, teh manis, teh pahit, beras satu gantang 10 liter.
5. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk perlengkapan sesajen?
Persiapannya biasanya sudah diserahkan kepada orang yang akan menjaga dapur penunnggu ngandang beras. Orang yang mempunyai hajat biasanya
hanya menyerahkan uang sesuai yang akan dibutuhkan dibelanjakan oleh yang akan menunggu pendaringan ngandang beras. Dan saya yang bertugas
menjaga pendaringan tersebut akan membelanjakannya satu atau dua hari sebelum hari H.
6. Kapan sesajen harus mulai diracik?
Tergantung niatan yang punya hajat.. ada yang meracik sasajen 2 hari atau 1 hari sebelum hari H dan ada juga yang meraciknya ketika hari H-nya atau pas
hajatan dimulai. Tetapi kebanyakan 1 hari sebelum acara walimahan dimulai sesajen sudah diracik.
7. Apakah ada persiapan khusus dalam meracik sesajen? Seperti apa
persiapan tersebut dilaksanakan?
Ada. Seperti puasa khusus untuk penjaga pendaringan dan ada juga do‟a-do‟a khusus yang dipanjatkan dan do‟a tersebut hanya bertujuan supaya orang-
orang yang diundang ingat kepada yang mengundang. Salah satu do‟anya adalah sebagai berikut: “Sing ujung putra ginggih, sing girang putra ganggah,
sing tengah pancuran para dewata…”, maksudnya adalah semua orang
mengalir bagaikan air dari segala penjuru menghadiri acara selametan walimatul „ursy dan membawa sumbangan sehingga rezeki mengalir
banyak, dan makanan selalu siap tidak kehabisan.
8. Dimana saja sesajen ditempatkan atau diletakkan ketika acara walimatul