6. Financial Distress dan Agency Cost
Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan,
maka akan timbul biaya kebangkrutan bankruptcy cost yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi perusahaan,
rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual dan banyak hal lain. Bankruptcy cost ini termasuk direct cost of financial distress. Ancaman akan
terjadinya financial distress juga merupakan biaya karena manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk menghindari kebangkrutan daripada membuat
keputusan perusahaan yang baik. Termasuk indirect cost of financial distress. Pada umumnya, kemungkinan terjadinya financial distress semakin meningkat
dengan meningkatnya penggunaan hutang. Logikanya adalah semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula biaya beban bunga, semakin besar
probabilitas bahwa penurunan penghasilan akan menyebabkan financial distress. Agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena
perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan pemegang saham dan kreditor. Biaya keagenan muncul dari problem
keagenan agency problem. Perusahaan menggunakan hutang, ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditor.
C. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan Struktur Modal
Manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam pengambilan keputusan struktur modal Atmaja, 1999:273:
Universitas Sumatera Utara
1. Stabilitas penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya stabil, secara
historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri.
2. Struktur aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Aktiva multiguna yang dapat
digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk
dijadikan jaminan. 3.
Konservatisme manajemen Manajer yang bersifat konservatif cenderung menggunakan tingkat hutang
yang “konservatif” pula sedikit hutang daripada berusaha memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan banyak hutang.
4. Risiko bisnis
Merupakan risiko yang berkaitan dengan proyek tingkat pengembalian atas aktiva ROA dari suatu perusahaan di masa mendatang. Perusahaan yang
memiliki risiko bisnis variablitas keuntungannya tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang besar karena kreditor akan meminta biaya hutang
yang tinggi. Risiko bisnis dapat berubah dari waktu ke waktu. Tinggi rendahnya risiko bisnis ini dapat dilihat antara lain dari stabilitas harga dan unit penjualan,
Universitas Sumatera Utara
stabilitas biaya, tinggi rendahnya operating leverage. Risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor, antara lain:
a. Variabilitas permintaan unit yang terjual
Dengan asumsi hal-hal lain tetap, semakin stabil penjualan unit produk perusahaan, semakin kecil risiko bisnisnya. Jumlah persaingan yang dihadapi
suatu perusahaan merupakan faktor yang berpengaruh. b.
Variabilitas harga jual Perusahaan di mana produk-produknya dijual dalam pasar yang sangat
berubah manghadapi risiko bisnis yang lebih tinggi daripada perusahaan sejenis yang harga jual produknya realtif lebih stabil. Terlebih lagi, jumlah
persaingan yang dihadapi merupakan faktor yang sangat penting. c.
Variabilitas harga masukan Perusahaan yang biaya masukannya, termasuk biaya pengembangan produk
sangat tidak pasti dalam menghadapi risiko yang bisnis yang tinggi. d.
Kemampuan untuk menyesuaikan harga keluaran terhadap perubahan harga masukan
Sejumlah perusahaan menghadapi sedikit kesulitan dalam menaikkan harga produknya apabila biaya masukan naik, dan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk menyesuaikan harga keluaran, maka semakin kecil risiko bisnisnya. Faktor ini penting dalam kondisi tingkat inflasi yang tinggi.
e. Sejauh mana biaya-biaya bersifat tetap: leverage operasi
Jika persentase tinggi dari biaya adalah tetap, sehingga tidak menurun apabila permintaan menurun, maka hal ini akan memperbesar risiko bisnis
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Tingkat pertumbuhan
Faktor lain dianggap tetap, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan. Pada
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan. Asymmetric information
serta kenyataan bahwa floatation cost berhutang lebih rendah daripada floatation cost menerbitkan saham biasa, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi
cenderung menggunakan hutang yang lebih besar daripada perusahaan dengan pertumbuhan rendah.
6. Pajak
Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak, sedangkan pembayaran dividen tidak mengurangi pembayaran pajak. Semakin
tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, semakin besar daya tarik penggunaan hutang.
7. Profitabilitas
Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Laba ditahan besar, perusahaan akan lebih senang
menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan mahwa manajer lebih senang
menggunakan pembiayaan dari pertama, laba ditahan, kemudian utang dan terakhir penjualan saham baru.
Secara teoritis meskipun sumber modal yang biayanya paling murah adalah laba ditahan. Pertimbangan lain adalah bahwa direct cost untuk
pembiayaan eksternal lebih tinggi dibanding dengan pembiayaan internal.
Universitas Sumatera Utara
Penjualan saham baru tidak jarang menyebabkan terjadinya delusi. Hal ini tidak terlepas dari adanya informasi yang simetris atau asimetris antara manajemen
dengan pasar. 8.
Ukuran perusahaan Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap
perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak dominan
terhadap perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya pengendalian pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan yang besar dimana
sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan
dengan perusahaan yang kecil. 9.
Kondisi pasar Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka panjang
dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang optimal. 10.
Kondisi internal perusahaan Kondisi internal perusahaan juga berpenagruh terhadap struktur modal
yang ditargetkannya. Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham dan obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligai
atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang bullish. Perusahaan harus memberikan signal dalam rangka memperkecil informasi yang asimetris agar
dapat menghargai perusahaan secara wajar.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia