Modigliani-Miller MM Theory Landasan Teori 1. Struktur Modal

rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit. Menurut Munawir 2001 struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas modal sendiri dan utang pada suatu perusahaan. Struktur modal optimal meminimumkan biaya modal perusahaan Arthur et al, 2000:583. Manajer sulit untuk mencari struktur modal optimal dikarenakan konflik yang mengarah pada biaya agensi. Manajemen menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang saham, perlu memasukkan beberapa batasan protektif dalam kontrak obligasi yang bertujuan membatasi pengambilan keputusan manajemen. Manajemen perusahaan menetapkan struktur modal yang ditargetkan, yang mungkin merupakan struktur modal yang optimal, meskipun target tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu Brigham, 2001:45. Struktur modal ditetapkan bukan hanya berdasarkan dampak pada pemaksimalan imbal hasil, tetapi juga terhadap lingkungan kompetitif di sekitar perusahaan. Manajemen perlu menyediakan imbal hasil yang lebih tinggi kepada pemegang saham.

2. Modigliani-Miller MM Theory

Teori MM tanpa pajak MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Dengan perkataan lain, hasil-hasil MM menyatakan bahwa tidak menjadi masalah bagaimana perusahaan membiayai operasinya. Studi MM didasarkan pada sejumlah asumsi berikut: a. Risiko bisnis perusahaan diukur dengan σEBIT deviasi Standar Earning Before Interest and Tax. Universitas Sumatera Utara b. Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di masa mendatang. c. Saham dan obligasi diperjualbelikan di suatu pasar modal yang sempurna. d. Hutang adalah tanpa risiko sehingga suku bungan pada hutang adalah suku bunga bebas risiko. e. Seluruh aliran kas adalah perpetuitas sama jumlahnya setiap periode hingga waktu tak terhingga. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. f. Tidak ada pajak perusahaan maupun pajak pribadi. Terdapat dua proposisi MM tanpa pajak: Proposisi 1 tanpa pajak: nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang. Dengan kata lain, dalam kondisi tanpa pajak, MM berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Tingkat keuntungan dan risiko usaha keputusan investasi yang akan mempengaruhi nilai perusahaan bukannya keputusan pendanaan. Proposisi 2 tanpa pajak: proposisi 2 mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk perusahaan yang menggunakan utang, naik proporsional terhadap peningkatan rasio utang dengan saham Hanafi, 2004:304. Dengan menggunakan utang yang semakin banyak, perusahaan bisa menggunakan sumber modal yang lebih murah yang semakin besar. Penggunaan sumber modal yang murah yang semakin banyak akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan WACC tersebut, jika tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham konstan. Tetapi dengan semakin meningkatnya utang, tingkat keuntungan yang disyaratkan juga akan meningkat. Dua efek yang saling Universitas Sumatera Utara berlawanan tersebut menghasilkan biaya modal rata-rata tertimbang yang konstan. Hasilnya, nilai perusahaan akan konstan. Teori MM dengan pajak Tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan corporate income taxes. Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan hutang leverage akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak a tax deductible expense. Pada teori MM dengan pajak ini, juga terdapat dua proposisi: Proposisi 1: nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Proposisi 2: biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah biaya modal hutang lebih kecil dibandingkan dengan biaya modal saham, sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya meski biaya modal saham meningkat. Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam praktiknya, tidak Universitas Sumatera Utara ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar itu MM menggunakan 99 sebagai contoh, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. Inilah yang melatarbelakangi teori MM mengatakan agar perusahaan menggunakan hutang sebanyak- banyaknya, karena MM mengabaikan biaya kebangkrutan. Menurut Hanafi 2004:306, Miller sendiri kemudian mengembangkan model struktur modal dengan memasukkan pajak personal. Pemegang saham dan pemegang utang harus membayar pajak jika mereka menerima dividen untuk pemegang saham atau bunga untuk pemegang utang. Menurut model tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah, tidak hanya meminimalkan pajak perusahaan, tetapi meminimalkan total pajak yang harus dibayarkan pajak perusahaan, pajak atas pemegang saham dan pajak atas pemegang hutang. Kritik terhadap pendekatan Modigliani-Miller adalah jika semua asumsi dipenuhi, maka cenderung untuk disimpulkan bahwa dalam kondisi ada pajak perusahaan akan menjadi semakin baik apabila menggunakan utang semakin besar. Pada pelaksanaannya, tentu hal semacam ini tidak akan terjadi. Beberapa titik lemah pendekatan Modigliani-Miller adalah:

3. Trade off Theory

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitability, Size, Business Risk, Asset Structure terhadap Struktur Modal di Jakarta Islamic Index Tahun 2008-2011.

0 3 12

Pengaruh Profitability, Tangibility, Non Debt Tax Shield, Dan Corporate Tax Terhadap Struktur Modal Dengan Firm Size Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

3 15 104

PENGARUH FIRM SIZE, EARNING VOLATILITY, ASSET TANGIBILITY, PROFITABILITY, GROWTH, DAN FIRM AGE TERHADAP LEVERAGE

3 15 80

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 94

PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 103

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 6 87

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CHEMICAL DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 77

KATA PENGANTAR - PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CHEMICAL DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH SIZE, TANGIBILITY DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22

PENGARUH FIRM SIZE, TANGIBILITY OF ASSET, DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN CONSUMERGOOD DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22