tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang kecil, tetapi karena mereka membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi
menjadikan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi.
5. Asymmetric dan Signaling Theory
Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Isyarat signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan Brigham. 2001:36. Ross 1977 dalam Kasenda mengembangkan
model dimana struktur modal penggunaan hutang merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer yakin bahwa perusahaannya
memiliki prospek yang baik, ia akan mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. MM mengasumsikan bahwa investor memiliki informasi yang sama
mengenai prospek perusahaan seperti yang dimiliki manajer ini disebut kesamaan informasi symmetric information. Manajer dalam kenyataannya mempunyai
informasi yang lebih baik daripada investor luar Brigham, 2001:35. Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan struktur modal yang optimal.
Menurut Myers dan Majluf 1977 dalam Kasenda 2005, ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar. Pihak manajemen memiliki informasi
lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal. Masalahnya adalah para investor tahu kecenderungan ini sehingga mereka melihat penawaran
saham baru sebagai sinyal berita buruk sehingga harga saham perusahaan
Universitas Sumatera Utara
cenderung turun jika saham baru diterbitkan, mengakibatkan biaya modal sendiri cost of equity menjadi tinggi.
Teori asimetri tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan teori pecking order perusahaan memilih dana internal, dan menggunakan penerbitan saham
baru sebagai langkah terakhir. Konteks asimetri informasi, preferensi penerbitan saham yana paling kecil urutan paling rendah, disebabkan karena biaya asimetri
saham adalah yang paling besar. Utang mempunyai biaya asimetri yang lebih rendah dibandingkan saham. Dana internal praktis terbebas dari biaya asimetri,
karena itu dana internal mempunyai biaya asimetri paling kecil. Karenanya urut- urutan preferensi penggunaan dana berdasarkan biaya asimetri adalah: dana
internal, utang dan penerbitan saham. Model asimetri informasi bisa dipakai menjelaskan perilaku struktur modal.
Teori trade off dan asymmetric information dikombinasikan menjadi kesimpulan perilaku perusahaan sebagai berikut:
a. Penggunaan hutang memberikan keuntungan karena adanya pengurangan
pembayaran pajak akibat bunga hutang. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya menggunakan hutang dalam struktur modal mereka.
b. Financial distress dan agency cost membatasi penggunaan hutang. Lewat dari
suatu titik tertentu, biaya tersebut menutupi keuntungan penggunaan hutang. c.
Asymmetric information, perusahaan cenderung memelihara kemungkinan berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang
baik tanpa harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang turun akibat “bad signaling”.
Universitas Sumatera Utara
6. Financial Distress dan Agency Cost