pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar utang.
Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Penelitian di luar negeri menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai sekitar 20 persen dari
nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup: a.
Biaya langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan dan biaya lainnya yang sejenis.
b. Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal.
Biaya lain dari peningkatan utang adalah meningkatnya biaya keagenan utang agency cost of debt. Teori keagenan mengatakan bahwa di perusahaan
terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang hutang versus pemegang saham. Utang meningkat, maka konflik antara keduanya
meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang utang akan semakin meningkat.
Teori trade off meskipun dalam struktur modal memberikan pandangan baru dalam struktur modal, tetapi teori tersebut tidak memberikan formula pasti
yang bisa memberi petunjuk berapa tingkat utang yang optimal.
4. Pecking Order Theory
Skenario urutan dalam pecking order theory adalah sebagai berikut: a.
Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan
kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen diusahakan konstan
atau, kalau berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan signifikan.
c. Karena kebijakan dividen yang konstan sticky, digabung dengan fluktuasi
keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar
dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan
membayar utang atau membeli surat berharga. Jika kas tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat
berharga. d.
Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akan memulai dengan
hutang, kemudian dengan surat berharga campuran hybrid seperti obligasi, konvertibel dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
Teori ini tidak mengindikasikan target struktur modal, hanya menjelaskan urut-urutan pendanaan. Menurut teori ini, kebutuhan dana ditentukan oleh tingkat
investasi dan pembayaran dividen. Ketika ada kesempatan, perusahaan akan melakukan investasi dan mencari dana untuk kebutuhan tersebut. Pembayaran
dividen menyebabkan dana berkurang. Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru
mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang lebih kecil tersebut
Universitas Sumatera Utara
tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang kecil, tetapi karena mereka membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi
menjadikan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi.
5. Asymmetric dan Signaling Theory