Mekanisme Pemberian Informasi Obat Tradisional Impor
40
diisi, dilengkapi dengan dokumen administrasi dan dokumen pendukung. Dokumen pendukung obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
terdiri dari dokumen mutu dan teknologi, dan dokumen yang mendukung klaim indikasi sesuai jenis dan tingkat pembuktian.
Berkas pendaftaran obat tradisional impor harus dilengkapi dengan : 1.
Rancangan kemasan yang meliputi etiket, dus, pembungkus, strip, blister catch cover, dan kemasan lain sesuai ketentuan pembungkus dan penandaan
yang berlaku, yang merupakan rangcangan kemasan obat tradisional, obat herbal terstandar fitofarmaka yang diedarkan dan harus dilengkapi dengan
rancangan warna; 2.
Brosur yang mencantumkan informasi mengenai obat tradisional, obat terstandar dan fitofarmaka. Mengenai informasi yang terdapat pada brosur
atau label pada obat tradisional impor tersebut harus dapat diketahui oleh konsumen atau masyarakat yaitu dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
Untuk pendaftar baru, berkas yang diserahkan terdiri dari : 1.
Formulir TA berisi keterangan mengenai dokumen administrasi ; 2.
Formulir TB berisi dokumen yang mencangkup formula dan cara pembuatan; 3.
Formulir TC berisi dokumen yang mencangkup cara pemeriksaan mutu bahan baku dan produk jadi.
4. Formulir TD berisi dokumen yang mencangkup klaim indikasi, dosis, cara
pemakaian, dan bets.
41
Sedangkan untuk pendaftar variasi, berkas yang diserahkan terdiri dari formulir pendaftaran, dokumen administrasi dan dokumen pendukung mengikuti
ketentuan sebagai berikut : 1.
Pengisian formulir pendaftaran harus menggunakan Bahasa Indonesia danatau Bahasa Inggris;
2. Dokumen pendaftaran dapat menggunkan Bahasa Indonesia danatau Bahasa
Inggris; 3.
Penandaan obat trdisional dalam negeri, obat herbal terstandar fitofrmaka harus menggunakan Bahasa Indonesia;
4. Penandaan obat trdisionl impor harus menggunaakan Bahasa Indonesia di
samping Bahasa aslinya. Terhadap dokumen pendaftar obat tradisional, obat herbal terstandar
fitofarmaka yang telah memenuhi ketentuan dilakukan penilaian sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Untuk melakukan penilaian
dibentuk Panitia Penilai Obat Tradisional PPOT dan Komite Nasional Penilai Obat Tradisional KOMNAS POT. Pembentukan, tugas dan fungsi PPOT
ditetapkan oleh Deputi. Sedangkan pembentukan, tugas dan fungsi KOMNAS POT ditetapkan oleh Kepala Badan.
Hasil penilaian mutu, keamanan, dan khasiat dapat berupa memenuhi syarat, belum memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat. Dalam memenuhi syarat,
kepala Badan akan memberikan surat keputusan persetujuan pendaftaran sesuai lampiran 9. Sedangkan dalam hal yang belum memenuhi syarat, maka diperlukan
42
tambahan data yang akan diberitahukan secara tertulis dengan menggunkan format lampiran 10.
Pendaftaran yang telah menerima permintan tambahan data maka wajib : 1.
Menyerahkan tambahan dan selambat-lambatnya 3 tiga bulan terhitung mulai tanggal pemberitahuan;
2. Bila batas waktu 3 tiga bulan telah dilampui, berkas pendaftar dikembalikan
dengan surat sesuai lampiran 11; 3.
Berkas yang dikembalikan dapat diajukan kembli sebagai pendaftar baru dan dilengkapi dengan tambahan data.
Jika dalam hal ini tidak memenuhi syarat, maka Kepala Badan akan memberikan surat keputusn dengan menggunakan format penolakan pendaftaran.
Terhadap keputusan belum memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, pendaftar dapat mengajukan keberatan secara tertulis dengan mekanisme dengar
pendapat kepada Kepala Badan. Pengajuan keberatan diajukan paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak tanggal surat keputusan.
Persetujuan pendaftaran obat tradisional obat herbal berstandar fitofarmaka baik dari dalam negeri maupun luar negeri berlaku 5 lima tahun selama masih
memenuhi ketentuan yang berlaku dan dapat diperpanjang melalui pendaftaran ulang. Untuk melaksanakan izin edar, pendaftar wajib membuat obat tradisional,
obat herbal terstandar fitofarmaka atau mengimpor obat tradisional yang telah mendapat izin edar selambat-lambatnya 1 satu tahun setelah tanggal izin edar
dikeluarkan, pendaftar harus menyerahkan kemasan siap edar kepada Kepala
43
Badan selambat-lambatnya 1 satu bulan sebelum obat tradisional. Obat herbal terstandar dan fitofarmaka dibuat atau obat tradisional impor, pendaftar wajib
melaporkan informasi kegiatan pembuatan atau impor secara berkala setiap 6 enam bulan kepada Kepala Badan.
Kepala Badan dapat membatalkan izin edar obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka baik dari lokal maupun impor apabila :
1. Berdasarkan penelitian atau pemantauan setelah beredar tidak memenuhi
kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 atau; 2.
Penandaan informasi tidak sesuai dengan yang telah disetujui; 3.
Promosi menyimpang dari ketentuan yang berlaku; 4.
Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 atau; 5.
Selama 2 dua tahun berturut-turut obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka tidak dibuat;
6. Izin industri di bidang obat tradisional, izin industri farmasi atau badan usaha
dicabut atau; 7.
Pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang pembuatan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka atau impor obat tradisional.
Obat tradisional impor yang didaftarkan dilarang mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika, atau psikotropika, bahan yang
dilarang, danatau hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, obat tradisional juga
dilarang dalam bentuk sedian intravaginal, tetes mata, parenteral, dan supositoria,
44
kecuali digunakan untuk wasir. Obat tradisional, obat herbal tersandar fitofarmaka dalam bentuk sedian cairan obat dalam tidak boleh mengandung etil
alcohol dengan kadar lebih bsar dari 1 satu persen, kecuali dalam bentuk sediaan tingtur larutan etanol yang pemakaiannya dengan pengenceran.
Perbedaan izin usaha dan izin edar :
Izin Usaha Izin Edar
1. Izin untuk berdirinya perusahaan di
Indonesia. 2.
Izin diberikan
oleh Menteri
Kesehatan, atau Kepala Kantor wilayah Departemen Kesehatan.
3. Diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 246 Tahun 1990 4.
Memiliki syarat : Dilakukan oleh Badan Hukum PT
atau Koperasi. Memiliki nomor wajib pajak.
Didirikan di tempat yang bebas
pencemaran dan tidak mencemari lingkungan.
Mempekerjakan apoteker WNI sebagai penanggung jawab teknis
Wajib mengikuti CPOTB 1.Izin
untuk mengedarkan
obat tradisional di Indonsia.
2.Izin diberikan oleh Kepala Badan POM
3. Diatur dalam Peraturan Kepala
Badan POM No: HK. 00.05.41. 1384.
4.Memiliki syarat : Menggunaakan bahan berkhasiat
sesuai mutu, keamanan, dan khasiat.
Dibuat sesuai CPOTB. Penandan berisi informasi yang
lengkap dan obyektif sesuai dengan hasil evaluasi.
45