a. Penyusunan secara makro di bidang pengawasan obat dan makanan;
b. Perumusan  kebijakan  di  bidang  pengawasan  obat  dan  makanan  untuk
mendukung pembangunan secara makro; c.
Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan obat dan makanan; d.
Penetapan  persyaratan  penggunaan  bahan  tambahan  zat  adiktif  tertentu untuk  makanan  dan  penetapan  pedomanpengawasan  peredaran  obat  dan
makanan; e.
Pemberian  ijin  dan  pengawasan  peredaran  obat  serta  pengawasan  industri farmasi;
f. Penetapan pedoman penggunaan, konservasi, pengembangan, dan pengwasan
tanaman obat.
3. Kode Badan Pengawas Obat dan Makanan
Definisi kode dalam kamus besar Bahasa Indonesia yaitu tanda kata-kata, tulisan yang telah disepakati untuk maksud tertentu, sedangkan BPOM sendiri
sesuai  Keputusan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  103  Tahun  2001 merupkan  lembaga  independen  yang  dibentuk  oleh  pemerintah  yang  berfungsi
mengawasi kondisi setiap produk obat, makanan dan minuman yang beredar di Indonesia.
Produk obat tradisional yang sudah terdaftar di BPOM dapat dilihat pada kode registrasi yang tercantum pada kemasanlabel yang terdiri dari kode POM
kode huruf 2 dua digit dan dikuti 9 Sembilan digit, yaitu :
a. TR  merupakan  kode  untuk  obat  tradisional  yang  dibuat  di  Indonesia  atau
merupakan merek nasional atau dalam negeri; b.
TL merupakan kode untuk obat tradisional asing yang diproduksi oleh suatu Industri Obat  Tradisional  atas persetujuan dari perusahaan  yang bersangkutan
dengan memakai merk dan nama dagang perusahaan tersebut; c.
TI merupakan kode untuk obat tradisional impor.
38
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN
TERHADAP OBAT TRADISIONAL SHEN LONG GINGSENG POWDER
A. Mekanisme Pemberian Informasi Obat Tradisional Impor
Pada dasarnya pemberian informasi pada obat tradsional lokal maupun impor harus  mempunyai  izin  edar.  Tujuannya  untuk  melindungi  masyrakat  dari
peredaran  dan  penggunaan  obat  tradisional  impor  yang  tidak  memenuhi persyaratan  mutu  keamanan  dan  khasiat,  maka  dari  itu  perlu  dilakukannya
evaluasi melalui pendaftaran sebelum izin edar. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM No. Hk. 00.05.41.1384 Pasal 2
ayat  1  bahwa  obat  tradisional,  obat  herbal  berstandar  fitofarmaka  yang  dibuat atau diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar dari Kepala Badan.
Untuk  memperoleh  izin  edar  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  maka  harus dilakukan  pendaftaran.  Pemberian  izin  edar  harus  dilaksanakan  melalui
mekanisme regristrasi sesuai dengan tata laksana  yang ditetapkan. Obat  tradisional  impor  sebelum  didaftarkan  harus  memenuhi  kriteria  agar
dapat  memiliki    izin  edar  dari  Badan  POM.  Kriteria  tersebut  tercantum  dalam Pasal 4 yaitu :
1. Menggunakan  bahan  berkhasiat  dan  bahan  tambahan  yang  memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan khasiat; 2.
Dilihat  sesuai  dengan  ketentuan  tentang  Pedoman  Cara  Pembuatan  Obat Tradisonal yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang berlaku;