20 yang ada dalam karbohidrat melalui perantaraan mikroorganisme yang ada
dalam saliva. Kata karies, dalam bahasa Yunani diambil dari kata
“Ker” artinya kematian. Dalam bahasa Latin berarti kehancuran. Pembentukan lobang pada
permukaan gigi disebabkan oleh kuman yang dikenal sebagai Streptococcus. Lubang ini terbentuk pada permukaan gigi yang terbuka yaitu mahkota gigi
Srigupta, 2004. Karies merupakan suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan
larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial
dari substrat medium makanan dari bakteri, selanjutnya timbul destruksi komponen-komponen organik, yang akhirnya terjadi kavitasi pembentukan
lubang Schuurs, 1992.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi 1. Faktor dalam
Menurut Panjaitan 1995, ada empat faktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau
mikrooorganisme, substrat dan waktu. Faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap
karies yaitu faktor morfologi gigi ukuran dan bentuk gigi, struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan
terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga
Universitas Sumatera Utara
21 dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies
gigi. Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk
dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Menurut Panjaitan 1995, Streptokokus mempunyai sifat-sifat tertentu
yang memungkinkannya memegang peranan utama dalam proses karies gigi yaitu : 1 memfermentasikan berbagai jenis karbohidrat menjadi asam
sehingga mengakibatkan penurunan Ph. 2 membentuk dan menyimpan polisakarida intraseluler levan dari berbagai jenis karbohidrat, simpanan ini
dapat dipecahkan kembali oleh mikroorganisme tersebut bila karbohidrat eksogen kurang sehingga dengan demikian menghasilkan asam terus-menerus.
3 mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada enamel gigi.
Dekstran menghasilkan sifat-sifat adhesif dan kohesif plak pada permukaan gigi. 4 mempunyai kemampuan untuk menggunakan glikoprotein dari saliva
pada permukaan gigi. Diet yang dimakan dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu pembiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel, juga mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak itu
sendiri dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi asam, enzim-enzim serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan tumbuhnya
Universitas Sumatera Utara
22 karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan
protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting
dalam terjadinya karies. Secara umum karies dianggap penyakit kronis pada manusia, yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang, bervariasi dan
diperkirakan antara 6-48 bulan. Penelitian epidemiologi pada segolongan besar anak memperlihatkan serangan karies mencapai puncaknya pada waktu dua
sampai empat tahun sesudah erupsi gigi, yang kemudian menurun. Disamping itu aktivitas karies akan lebih besar bila semakin lama sukrosa di dalam mulut,
sebab aktivitas juga bergantung pada frekuensi konsumsi sukrosa Panjaitan, 1995.
Karies akan terjadi bila kondisi setiap faktor tersebut saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang
sesuai dan waktu yang lama.
2. Faktor Luar
Menurut Tarigan 1995, beberapa faktor luar yang juga mempengaruhi terjadinya karies gigi yaitu usia, jenis kelamin, ras suku
bangsa, letak geografis, kultur sosial penduduk serta kesadaran, sikap dan perilaku individu terhadap kesehatan gigi.
Universitas Sumatera Utara
23 Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi
karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya
membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak-anak mempunyai resiko
karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi sedangkan orang tua lebih berisiko terhadap terjadinya karies akar. Umur yang paling rentan
menderita karies gigi adalah 4-8 tahun untuk gigi primer dan 12-18 tahun untuk gigi sekunder atau permanen Wong, 2008.
Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan
proses terjadinya karies gigi, antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan gigi-geligi di rahang, derajat keasaman saliva, kebersihan mulut yang
berhubungan dengan waktu dan teknik menggosok gigi, jumlah dan frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies kariogenik. Selain itu, terdapat
faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan terjadinya karies gigi antara lain usia, jenis kelamin, letak
geografis, tingkat ekonomi, serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Dilihat dari jenis kelamin seseorang, beberapa penelitian menyatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan pria.
Demikian juga dengan anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki. Hal ini disebabkan
Universitas Sumatera Utara
24 antara lain karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-
laki sehingga gigi anak perempuan berada lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama berhubungan dengan faktor risiko
terjadinya karies. Pengaruh ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan, tetapi
keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan kejadian karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya pada ras tertentu
dengan rahang yang sempit, sehingga gigi-gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur. Keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempertinggi prosentase
karies pada ras tersebut. Keadaan geografis berpengaruh dalam hal terjadinya karies karena
kandungan fluor air minum. Bila air minum mengandung fluor 1 ppm maka gigi mempunyai daya tahan terhadap karies tetapi bila air minum mengandung
lebih besar dari 1 ppm maka akan terjadi Mottled teeth yang menyebabkan kerusakan email berupa bintik-bintik hitam. Pendidikan dan penghasilan yang
berhubungan dengan diet dan kebiasaan merawat gigi merupakan faktor yang mempengaruhi kultur sosial penduduk .
Fase perkembangan anak- anak masih sangat tergantung pada pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat dalam masa
tersebut datang dari ibunya. Peranan ibu sangat mementukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengetahuan, kesadaran dan kebiasaan
orang tua dalam merawat kesehatan gigi anaknya sangat berpengaruh terhadap timbulnya kerusakan pada gigi. Masalah tingginya angka penyakit gigi dan
Universitas Sumatera Utara
25 mulut sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku masyarakat. Dalam hal ini adalah
peran ibu yang pertama-tama terdekat dengan anak-anaknya Ratna;_. Kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
masih rendah. Demikian juga keadaan kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah masih sangat ditentukan oleh kesadaran, sikap dan perilaku serta
pendidikan ibunya.
2.5 Proses terjadinya karies gigi 2.5.1. Pembentukan karies
Karies gigi atau lebih dikenal dengan lubang pada permukaan gigi, yang berada di atas email dapat terjadi apabila semua faktor yaitu gigi, air liur,
makanan dan kuman lengkap. Bagian yang ganjil adalah bukan hanya keberadaannya saja yang penting akan tetapi keempat faktor tersebut harus
saling mempengaruhi. Kuman yang sangat kecil memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan lubang. Kuman-kuman ini menghasilkan asam
yang melarutkan email permukaan gigi dan membentuk suatu lubang. Kuman-kuman tersebut menempel pada permukaan gigi dan bagian
yang tidak dicuci dengan air liur. Air liur, makanan dan permukaan gigi menyediakan perlindungan bagi bakteri dalam mulut untuk menempati dan
membentuk suatu koloni. Bahan yang lengket dan bakteri membuat suatu endapan, yang dikenal dengan plak Srigupta, 2004.
Di dalam plak, 70 lapisan yang menutupi gigi, volumenya terdiri dari bakteri, dibentuk asam dari karbohidrat yang mengakibatkan turunnya pH
Universitas Sumatera Utara
26 lokal yang normal. Penurunan ini mengganggu keseimbangan antara jaringan
gigi, biasanya email, dan lingkungan Schuurs, 1992.
2.5.2. Proses Penjalaran Karies