30 pengunyahan atrisi dan keausan gigi yang disebabkan oleh proses
kimia erosi.
2.6.4. Berdasarkan Banyaknya Permukaan gigi yang Terkena Karies
Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies, karies terbagi sebagai berikut:
1. Simpel karies
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja. Misalnya labial, bukal, lingual, mesial, distal, oklusal.
2. Kompleks Karies
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi. Misalnya : mesio incisal, disto incisal, mesio oklusal.
2.7. Hubungan Makanan Kariogenik Terhadap Karies
Beberapa jenis karbohidrat termasuk sukrosa dan glukosa, dapat diragikan oleh bakteri tertentu Edwina dan Sally, 1992 penurunan pH dalam
waktu tertentu akan demineralisasi permukaan gigi yang menyebabkan terjadinya karies gigi.
Menurut Edwina dan Sally 1992 plak akan tetap bersifat asam pada waktu tertentu untuk dapat kembali ke pH normal. Makanan manis atau
makanan kariogenik bertahan 20- 30 menit tidak berbahanya. Akan tetapi apabila lebih dari 20 menit makanan tersebut akan bersifat asam dan gigi akan
mengalami kerusakan lebih cepat karena keadaan ini. Setelah memakan makanan kariogenik pH plak akan menurun dengan cepat yang dapat
Universitas Sumatera Utara
31 menghancurkan email. pH ini akan bertahan dalam waktu 30 sampai 60 menit
sebelum mencapai pH normal. Sebaiknya dalam sehari kebiasaan mengemil dibatasi 4 kali hari untuk total makanan kariogenik dan 3 kaliminggu agar gigi
mempunyai waktu untuk menetralisir asam yang ada dalam mulut Ramadhan, 2010.
Kebiasaan mengemil makanan manis diluar jam makan utama yakni makan pagi, siang dan malam juga mempengaruhi terjadinya karies gigi.
Karena pada waktu jam makan utama, air ludah yang dihasilkan cukup banyak sehingga mambantu membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi
Edwina dan Sally, 1992. Mengkonsumsi permen loli juga mempunyai resiko lebih tingi terjadi
karies dibandingkan dengan mengkonsumsi coklat batangan karena adanya gula sukrosa tersembunyi dalam permen loli serta permen loli lebih bersifat
lengket dan keras dibandingkan dengan coklat batangan Wong, 2009.
2.8. Konsep Frekuensi Menyikat Gigi
Frekuensi menggosok gigi adalah banyak sedikitnya atau berapa kali menyikat gigi dalam satu hari. Menngosok gigi ini dilakukan untuk
mengangakat dan menghilangkan sisa makanan dan pla pada permukaan gigi dan gusi Nurfaizah, 2007.
Frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 X, setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 X sehari tidak selalu dapat
Universitas Sumatera Utara
32 dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lain
Mimit Ariwibowo, 2010. Frekuensi sikat gigi adalah Minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan
dan malam sebelum tidur. Idealnya sikat gigi setiap habis makan, tapi yang paling penting malam hari sebelum tidur. Sebaiknya sikat gigi dengan pasta
gigi yang mengandung fluor yang dapat menguatkan email. Untuk anak -anak berikan pasta gigi dengan rasa buah, sehingga anak gemar menggosok gigi
Ririn Fitriana, 2010. Sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi menyikat gigi maksimal 3
X sehari setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur malam, atau minimal 2 X sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
2.9. Kerangka Konsep