Partai Bawah Tanah Strategi dan Metode yang Dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia HTI

45 Negara-negara lain, baik yang berada di Barat maupun di Timur, seluruhnya dianggap darul kufur dan statusnya menurut syara’ adalah termasuk Darul Harb. Hubungan dengan mereka didimasukan ke dalam politik luar negeri dan ditentukan sesuai dengan keperluan jihad, kemaslahatan kaum muslim dan kepentingan negara Khilafah berdasarkan ketentuan hukum Syara’. Dengan negeri-negeri tersebut di atas di bolehkan mengadakan perjanjian bertetangga baik, perjanjian perdagangan, ekonomi, perjanjian ilmiah, perjanjian dalam bidang pertanian, dan perjanjian- perjanjian lainnya yang di bolehkan menurut syar, perjanjian-perjanjian tersebut harus ditentukan jangka waktunya dan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan jihad dan kepentingan kaum muslim serta kemaslahatan negara Khalifah.

B. Strategi dan Metode yang Dijalankan Hizbut Tahrir Indonesia HTI

dalam Mengkampanyekan Konsep Ketatanegaraannya dan Pikiran Politiknya

1. Partai Bawah Tanah

Menurut penuturan Ismail Yusanto Juru Bicara HTI, partai yang berdiri sejak 1953 ini sepanjang sejarahnya selalu menjadi partai yang dimusuhi penguasa. Karena agenda-agenda yang diperjuangkan bertentangan secara diametral dengan ideologi negara ia berada. Namun, meskipun timbul-tenggelam, partai ini tetap eksis hingga sekarang. Partai yang berpusat di Yordania ini telah menyebar ke berbagai negara di hampir 46 seluruh Timur Tengah dan di negara-negara lain dengan cara bergerak di bawah tanah. Dalam bentuk jaringan orang dan sistem Hizbut Tahrir telah menyebar ke berbagai negara di hampir seluruh Timur Tengah, Inggris, Jerman, Belanda, Austria, Pakistan, Malaysia, Singapura, Australia, jepang, Uzbekistan, Azerbaizan, Kazakhstan, Kirgistan dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat Karena disemua tempat di larang, maka Hizbut Tahrir tidak tumbuh sebagai organisai resmi, kecuali di Indonesia Hizbut Tahrir tumbuh sebagai organisasi yang legal, meskipun pada awal pembentukannya pada 1982 hingga kejatuhan Orde Baru Hizbut Tahrir juga mengalami represi. Hizbut Tahrir bergerak di bawah tanah dan tidak memiliki organisasi formal. Mereka melakukan aktivitas organisasi dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi. Mereka menggunakan cara-cara khusus yang membuat aktivitas mereka sulit terdeteksi dengan aparat negara. Dalam menjalankan kegiatan politik yang tidak legal di mata penguasa ini, para pendukung Hizbut Tahrir tertolong dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, dari telepon, fax hingga internet. Teknologi terakhir inilah yang banyak memudahkan mereka berhubungan dan mudah menghilangkan jejak. Hal di atas sama dengan penuturan tokoh Hizbut Tahrir di Uzbekistan bahwa gerakan Hizbut Tahrir di jalankan dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi. Diseluruh Asia Tengah gerakannya terdesentralisasi pada Enam hingga Delapan orang per sel kelompok. Sel- 47 sel ini di sebut dawrah sircle, yakni kelompok pengajian yang ditugasi untuk menyebarkan dakwah Hizbut Tahrir. Ketua sel memberikan tugas- tugas mingguan bagi anggotanya yang di harapkan untuk bergerak dan merekrut anggota baru lalu dibentuk menjadi sel baru. Ketua sel merupakan satu-satunya orang di dalam sel yang mengenal orang-orang di level yang lebih atas. Dengan demikian berbagai upaya penguasa untuk menyelundupkan agen rahasianya kedalam jaringan Hisbut Tahrir hanya bisa menangkap sel itu. Di tengah kesulitan yang menhimpit ini, Hizbut Tahrir tetap terorganisasi dengan baik. Masing-masing jaringan diwajibkan berpegang teguh kapada Qanun al-Idari Undang-undang dasar gerakan. Qanun ini memuat prinsip-prinsip pemikiran, ideologi dan manhaj gerakan. Qanun ini disarikan dari berbagai kitab yang di tulis oleh para tokoh Hizbut Tahrir. Kitab-kitab ini menjadi rujukan dalam wawasan, sikap dan tindakan para aktivis Hizbut Tahrir diseluruh dunia. Sedangkan aktualisasi prinsip-prinsip tersebut dalam bentuk kegiatan menjadi hak masing-masing jaringan tingkat negara sesuai dengan konteks politik masing-masing, sebagai contoh, Hizbut Tahrir menyelenggarakan pertemuan, diskusi, seminar, demonstrasi, menerbitkan buku, majalah dan sebagainya. Setiap wilayah harus selalu berhubungan dengan dewan pimpinan pusat Laznah Qiyadah Markaziyah yang dipimpin oleh seorang amir. Pengurus wilayah juga harus melakukan pertanggung jawaban kepada pengurus internasionalnya. Semua proses-proses itu dilakukan melalui 48 hubungan firtual. Tidak ada mekanisme temu langsung seperti kongres atau muktamar. Aktivitas Hizbut Tahrir ditingkat regional Negara disebut sistem kegiatan wilayah. Setiap wilayah organisasi ini dipimpin oleh panitia khusus yang disebut “Lajnah Al-Wilayah” panitia khusus yang dibentuk oleh dewan pimpinan pusat Hizbut Tahrir untuk mengembangkan pengaruh politik, ideologi, serta aktualisasi aksi-aksi mereka, anggota panitia ini terdiri dari tiga sampai sepuluh orang. Lajnah al-Wilayah ini akan selalu tunduk kepada dewan pimpinan rahasia dalam struktur partai politik Hizbut Tahrir. Gerakan internal maupun eksternal dilakukan dengan sangat hati- hati, karena ketika diketahui sebagai aktivis Hizbut Tahrir, maka akan ditangkap. Bahkan di Yordania dan Timur Tengah sendiri Hizbut Tahrir menghadapi tingkat represi yang tinggi. Buku-buku tentang Hizbut Tahrir dilarang beredar dan tidak boleh dibaca atau disebarkan. Para aktivis Hizbut Tahrir dikategorikan sebagai pemberontak, sehingga mereka yang termasuk pemimpin tertinggi Hizbut Tahrir sendiri harus hidup berpindah- pindah untuk menghindari penangkapan aparat pemerintah. Untuk mensiasati situasi represif ini para pemimpin serta jaringan aktivis Hizbut Tahrir berkomunikasi melalui media-media misalnya melalui dunia maya. Hubungan dengan international board terbentuk melalui komunikasi internet. 4 4 Rahmat, M.Imdadun “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah ke Indonesia, Jakarta:.Erlangga, Ciracas, 2005. 49 Kesulitan ini juga dialami oleh para aktivis dakwah Hizbut Tahrir Indonesia yang belajar di Yordania dan Timur Tengah. Mereka tidak mengetahui siapa para aktivis Hizbut Tahrir dan jika tahu mereka tidak bisa berhubungan, sebab mereka diawasi dengan ketat, yang paling mungkin mereka lakukan adalah membaca buku-buku karya para tokoh Hizbut Tahrir dengan sembunyi-sembunyi. Dengan media on-line mereka agak tertolong, karena media ini bisa diakses dimana-mana, sulit dilacak dan mudah menyembunyikan diri, sehingga para mahasiswa yang menjadi aktifis Hizbut Tahrir asal Indonesia di Timur Tengah sulit sekali berjejaring dengan para aktivis dakwah Hizbut Tahrir disana. 5

2. Tahapan-Tahapan Yang Dilalui Hizbut Tahrir Indonesia HTI