BAB III PROFIL HIZBUT TAHRIR INDONESIA HTI
A. Sejarah Singkat Hizbut Tahrir dan Gerakan Transmisinya ke Indonesia
H;izbut Tahrir HT didirikan pada tahun 1952.M1371.H oleh Syaikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani
1909-1979 , kelahiran Ijzim sebuah kampung di daerah Haifa Palestina. Ia
mendapat pendidikan di kampung halamannya, kemudian melanjutkan pendidikannya ke al-Azhar dan Dar al-Ulum Kairo. Ia adalah seorang ulama besar
dan seorang hakim qhadi pada Mahkamah Banding di al-Quds, beliau pernah menjadi hakim di beberapa kota di Palestina, serta seorang politisi ulung. Beliau
berasal dari keluarga berilmu karena kedua orang tuanya adalah ahli syariah Islam. Selain itu, kakek buyutnya Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhammad an-
Nabhani as-Syafi’i, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada masa Dawlah Khilafah.
1
Beliau mendirikan partainya Tahun 1952 M, dan dengan konsentrasi penuh ia memimpin partai, ia menerbitkan buku-buku dan brosur-brosur yang
secara keseluruhan merupakan sumber pengetahuan pokok partai, beliau hidup berpindah-pindah antara Yordania, Suriah, Libanon dan kemudian wafat serta
dimakamkan di Beirut. Setelah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani wafat pada tahun
1977 M 1396 H, kedudukan beliau digantikan oleh Syaikh Abdul Qadim Yusuf Zallum
, salah seorang yang telah membantu dakwah beliau sejak Hizb berdiri,
1
A.Najiyulloh. “Gerakan Keagaman dan pemikiran” akar ideologi dan penyebarannya, Jakarta Timur: Al-I’tishom, ,2003
27
28
atas taufik Allah beliau mampu mengemban amanah itu sehingga ribuan orang menjadi anggota dan pengemban pemikiranya, dan dibawah amir Hizb yang
kedua ini Hizbut Tahrir mampu memperluas medan dakwahnya diberbagai negeri muslim dilebih 40 negara, dan menjadi partai terbesar di dunia yang
memperjuangkan tegaknya kembali Dawlah Khilafah.
Setelah ia wafat diteruskan oleh Amir yang ketiga yaitu, Syaik A’tha Abu Rusythah,
menjabat sejak tahun 2003 M 1424 H. beliau adalah seorang insinyur dan aktivis Hizbut Tahrir sejak masih sangat muda. Pada tahun-tahun terakhir ini,
Hizbut Tahrir semakin mendapat tempat dihati umat. Pada tahun 2007 yang lalu Hizbut Tahrir mengadakan konferensi terbesar sepanjang sejarah tentang
penegakan Khilafah di Indonesia. Sekitar 100.000 orang hadir, dan jutaan lainya mengarahkan pandanganya pada konferensi tersebut
2
. Sedangkan transmisi Hizbut Tahrir sebagai gerakan di Indonesia terjadi
petama kali pada tahun 1982-1983 melalui M.Mustofa dan Abdurahman al- Baghdadi. M.Mustofa adalah anak pengasuh pondok pesantren al-Ghazali Bogor,
seorang ulama yang berpandangan modernis dan dekat dengan DDII, Abdullah bin Nuh. Mustofa adalah alumnus perguruan tinggi di Yordania. Sedangkan
Abdurahman berasal dari Libanon yang bermigrasi ke Australia yang kemudian tinggal di Indonesia. Selama ia belajar di Yordania, Mustofa ikut aktif dalam
gerakan dakwah bawah tanah Hizbut Tahrir disana. Keterlibatannya dalam gerakan ini bermula pada ketertarikannya kepada buku-buku karya Syekh
Taqiyuddin an-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir. Ia diperkenalkan dengan salah satu
2
HTI: Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, Indonesia, Jakarta Selatan: HTI Press, 2009
29
buku Taqiyuddin Hadarah Al-Islamiyah peradaban Islam oleh ayahnya sendiri, Abdullah bin Nuh, sebelum berangkat ke Yordania pada tahun 1979, ketika
sampai di Yordania secara tidak sengaja ia bertemu dengan para aktifis Hizbut Tahrir dan mendapatkan buku-buku Taqiyuddin lebih lengkap Pendalamannya
terhadap karya-karya Taqiyuddin membuatnya mengagumi pemikiran tokoh ini. Mustofa menganggap Taqiyuddin telah sampai pada taraf mujtahid mutlak, ia
adalah mujtahid besar abad ini karena istinbat al-ahkamnya penggalian hukum dan cara berfikir fiqihnya khususnya dalam kitab al-Tafkir sama menariknya
dengan imam Syafi’i, Selain itu ketertarikan Mustofa kepada gerakan ini karena organisai tidak pernah terprovokasi untuk menggunakan kekerasan apalagi
mengangkat senjata meskipun selalu berada di bawah tekanan pemerintah, Kegiatan utama mereka adalah menyebarkan pemikiran Islam dan memperkuat
Aqidah dan Mabda ideologi Islam di tengah-tengah umat, melalui berbagai forum halaqah kelompok diskusipengajian, hingga akhirnya ia ikut aktif dalam
kegiatan dakwah pemikiran Hizbut Tahrir. Pada tahun 1982, Mustofa pulang dari Yordania dalam rangka cuti
semester, dalam kesempatan ini ia memperkenalkan dan mengajarkan pemikiran- pemikiran Hizbut Tahrir kepada para mahasiswa IPB Bogor yang memang sejak
lama mengaji kepada ayahnya yang pertama kali dikenalkan dengan pemikiran ini adalah Fathul Hidayat seorang mahasiswa IPB yang kemudian menjadi motor
penggerak Hizbut Tahrir ketika Mustofa kembali meneruskan belajarnya di Yordania pada masa-masa awal.
3
3
M.Imdadun Rahmat, “Arus Baru Islam Radikal, Transmisi Islam Timur Tengah ke Indonesi” Jakarta: Erlangga, Ciracas, 2005
30
B. Gambaran Umum Hizbut Tahrir Indonesia HTI