40
kekuatan iman dan telah teruji dalam penyebarluasan dakwah Islam, seperti Hamzah, Abu Bakar, Ja’far, Umar, Ali, ibnu Mas’ud dan lain-
lain. Demikian Rasul menegakan sendiri struktur dawlah Islam dan
telah menyempurnakannya selama hidupnya. Negara dipimpin oleh sorang Khlifah, Mu’awwim, Wali, ‘Amil, kemudian dalambidang hokum ada
Qadli sebagai pengambil keputusan berdasarkan hokum Islam, dan untuk keamanan dan pertahanan ada pasukan tentara militer, Kepala Biro,
Majlis Syuro tempat ia bermusyawarah. Struktur ini baik bentuk maupun wewenangnya merupakan Thariqah yang wajib diikuti oleh negara-negara
Islam.
1
Islam setelah Rasul hijrah ke Madinah bukan sekedar satu komunitas, tetapi sebuah Negara, hal ini diperkuat oleh adanya Bai’at
Aqobah dari orang-orang muslim Madinah untuk mengangkat nabi sebagai pemimpin sekaligus janji setia mereka kepada beliau untuk tidak
mensekutukan Allah SWT, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berdusta, serta tidak menghianati beliau
2
2. Sistem Pemerintahan Islam Dawlah Khilafah Islamiyah
a. Sistem Sosial Politik
Politik adalah pengaturan seluruh umat dan negara, baik di dalam maupun di luar negeri. Politik dijalankan Negara dengan cara menerapkan
1
an-Nabhani, Taqiyuddin “Mafahim Hizbut Tahrir” Jakarta: Diterjemahkan oleh Abdullah, HTI,.2008
2
Iskandar, Arif ”Materi Dasar Islam” Bogor: Al-azhar Press. 2009. 16153
41
sistem Islam di tengah-tengah masyarakat, mengatur urusan dan kemaslahatan mereka di dalam negeri, mengetahui konstelasi politik
internasional serta politik negara-negara besar yang berpengaruh di dunia. Juga, mencakup pembinaan hubungan luar negeri dengan berbagai negara
sesuai dengan kepentingan dakwah ke seluruh dunia dengan jalan dakwah dan jihad.
Peranan politik umat dan partai-partai politik yang ada ditengah- tengah umat dilakukan dengan cara mengawasi dan mengontrol para
penguasa yang mengatur urusan umat, meluruskan tingkah laku dan memberikan nasehat kepada merakaketikamenyimpang dari aturan Islam
disamping memperhatikan semua urusan dan kepentingan umat muslim.
b. Sistem Sosial Ekonomi
Ekonomi dalam Islam merupakan jaminan bagi tercapainya pemenuhan seluruh kebutuhan pokok untuk setiap individu rakyat secukup-
cukupnya, dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan kebutuhan pelengkap sebatas kemampuannya. Dengan anggapan individu tersebut
hidup dalam masyarakat Islam mempunyai bentuk kehidupan yang khas yang berbeda dengan sistem kehidupan yang lainnya.
Oleh karena itu syari’at Islam menjamin pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan bagi setiap individu secara
sempurna. Semua itu bisa terwujud jika ada usaha dari setiap individu untuk bekerja agar kebutuhan pokoknya terpenuhi, juga bagi orang-orang
yang menjadi tanggungannya, seperti anak-anaknya dan ahli warisnya.
42
Tetapi jika tidak ada wali atau ada tapi tidak mampu memberikan nafkah, maka kewajiban itu dipikul oleh Baitul Mal. Dengan demikian Islam
menjamin kebutuhannya secara layak bagi setiap individu.
i. Bentuk-Bentuk Kepemilikan
Pemilikan dalam konsep Dawlah Islam terdiri dari tiga jenis, Pertama Kepemilikan Individu :Pemilikan individu merupakan izin
dari syar’i kepada umat dalam hal penggunaannya baik yang dipakai langsung habis, dimanfaatkan atau ditukarkan. Islam telah
menjadikan pemilikan individu sebagai hak bagi seseorang secara syar’i, seseorang boleh memiliki harta bergerak, seperti ternak, uang,
mobil, pakaian, ataupun yang tidak bergerak, seperti rumah, tanah, pabrik. syara’ telah memberikan wewenang kepada individu terhadap
apa yang telah menjadi miliknya untuk mengaturnya sendiri. Namun demikian syara’ juga telah menetapkan dan membatasi sebab-sebab
pemilikan harta yang boleh dimiliki manusia termasuk cara-cara pengembangannya dan menetapkan pula cara-cara pengaturan harta.
Kedua Kepemilikan Umum: Pemilikan umum mencakup benda-benda yang oleh Allah telah dijadikan milik bersama kaum
muslim. Setiap individu diperbolehkan memanfaatkannya, tetapi dilarang memilikinya. Ada tiga sumber daya alam yang termasuk
dalam pemilikan umum, yaitu, Pertama fasilitas umum yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari, dan jika tidak ada akan
menimbulkan kesulitan, seperti air. Rasulullah saw bersabda:
43
“Masyarakat berserikat dalam tiga macam sumber alam, yaitu air, padang rumput pengembalaan dan api energi”.
Ketiga Kepemilikan Negara: Bentuk pemilikan Negara ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat termasuk
di dalamnya setiap alat yang digunakan untuk menghasilkan memproses ketiga macam sumber tadi. seperti instalasi air yang
menghubungkan santral dengan konsumen, alat pembangkit listrik tenaga air PLTA, tiang-tiang beserta kabelnya semua ini adalah
milik Negara.
c. Sistem Pertanian