9
menurut  Mubyarto  1994:55  bahwa  tujuan  utama  penyuluh  pertanian  adalah untuk  menambah  kesanggupan  petani  dalam  usahataninya.  Hal  ini  berarti
melalui  penyuluhan  diharapkan  adanya  perubahan  perilaku,  sehingga  mereka dapat  memperbaiki  cara  bercocok-tanam,  menggemukkan  ternak,  agar  lebih
besar penghasilannya dan lebih layak hidupnya.
2.3. Balai Penyuluhan Pertanian
Pemberdayaan  petani  melalui  kegiatan  penyuluhan  dapat  dilakukan oleh  organisasi  penyuluhan  yang  salah  satunya  adalah  Balai  Penyuluhan
Pertanian BPP. BPP mempunyai kedudukan strategis karena merupakan unit kerja  penyuluhan  terdepan  yang  langsung  berhubungan  dengan  petani.  Oleh
karena  itu  di  masa  mendatang  petani  diarahkan  untuk  mampu  mengambil manfaat sebesar-besarnya dari keberadaan BPP melalui kunjungan para petani
secara  berkala  untuk  berkonsultasi  dan  memecahkan  masalah  yang  dihadapi mereka. Dengan demikian BPP akan terasa manfaatnya bagi petani dan petani
pun akan menjadi pengguna aktif berbagai informasi dan kesempatan berusaha. BPP  diharapkan  dapat  menjadi  pusat  pengelola  penyuluhan  pertanian  dan
proses belajar mengajar bagi petani beserta keluarganya. Menurut  Kartasapoetra  1991:97  fungsi  yang  dimiliki  oleh  Balai
Penyuluhan  Pertanian  BPP  adalah  sebagai  berikut  :  pertama  sebagai  tempat penyusunan
program penyuluhan
pertanian, kedua
sebagai tempat
menyebarluaskan  informasi  pertanian,  ketiga  tempat  latihan  pendamping penyuluh  lapangan  yang  teratur  sehingga  kemampuannya  akan  selalu
10
meningkat,  baik  pengetahuan  maupun  keterampilannya,  keempat  sebagai pemberian  rekomendasi  pertanian  yang  lebih  menguntungkan,  kelima  sebagai
tempat  mengajarkan  pengetahuan  dan  keterampilan  yang  lebih  baik  kepada para petani.
2.4. Sejarah Tanaman Padi dan Budidaya Padi Sistem Legowo
Menurut sejarahnya, padi termasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang  25  spesies,  tersebar  di  daerah  tropik  dan  daerah  subtropika  seperti  di
Asia,  Afrika,  Amerika  dan  Australia.  Menurut  Chevalier  dan  Neguier  dalam AAK 1990:12 menyatakan bahwa padi berasal dari dua benua :  Oryza fatua
Koenig  dan  Oryza  Sativa  L  berasal  dari  benua  Asia,  sedangkan  jenis  padi lainnya yaitu Oryza Stapfii Roschev dan Oryza Galberrima Steund berasal dari
Afrika Barat Benua Afrika.
A. Budidaya Padi Sistem Legowo
Padi  dibudidayakan  dengan  tujuan  mendapatkan  hasil  yang  setinggi- tingginya  dengan  kualitas  sebaik  mungkin.  Untuk  mendapatkan  hasil  yang
sesuai  dengan  harapan  maka  tanaman  yang  akan  ditanam  harus  sehat  dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan
penyakit,  tidak  mengalami  defisiensi  hara,  baik  unsur  hara  yang  diperlukan dalam  jumlah  besar  maupun  dalam  jumlah  kecil.  Sedangkan  tanaman  subur
ialah tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh  kondisi  biji  atau  kondisi  lingkungan.  Adapun  menanam  padi  dapat
dilakukan  di  sawah  dengan  pengairan  sepanjang  musim  dan  ada  juga  yang
11
ditanam  di  tanah  tegalan  tanah  kering.  Terdapat  beberapa  teknik  dalam melakukan  sistem  budidaya  padi  salah  satunya  dengan  cara  sistem  legowo.
Berdasarkan  Balai  Pengkajian  dan  Pengembangan  Teknologi  Pertanian
2009:1  bahwa  cara  tanam  jajar  legowo  2:1  adalah  cara  tanam  berselang-
seling  dua  baris  dan  satu  baris  dikosongkan.  Cara  tanam  ini  telah  banyak diterapkan petani karena memberikan beberapa keuntungan, antara lain:
  Semua  barisan  rumpun  tanaman  berada  pada  bagian  pinggir  yang biasanya memberi hasil lebih tinggi efek tanaman pinggir.
  Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33ha.   Meningkatkan produktifitas padi 12-22.
  Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah.   Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong emas
atau untuk mina padi; dan   Penggunaan pupuk lebih efisien.
  Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50. Untuk  itu  Balai  Pengkajian  dan  Pengembangan  Teknologi  Pertanian
2009:10  menciptakan  komponen  teknologi  PTT  yaitu  pengelolaan  tanaman terpadu yang terdiri dari varietas unggul, persemaian, bibit muda, sistem tanam
legowo  4:1,  pemupukan  berimbang,  penggunaan  bahan  organik,  pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen, yang akan diuraikan dibawah ini :
1. Benih padi Benih  padi  yang  digunakan  adalah  varietas  unggul  berlabel  sesuai
anjuran setempat dengan kebutuhan benih 25 kgha.
12
2. Persemaian Persemaian  seluas  5  luas  lahan  yang  akan  ditanami.  Pemeliharaan
persemaian seperti pada cara tanam padi biasa. Umur persemaian 25-30 hari. 3. Pengolahan tanah
Tanah  diolah  sempurna  2  kali  bajak  dan  2  kali  garu,  dengan kedalaman olah 15-20 cm. Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan
perbaikan  pintu  pemasukanpengeluaran  dan  perbaikan  pematang,  jangan sampai ada yang bocor.
4. Pembuatan caren dan saringan Pembuatan  caren  palang  dan  melintang  pada  saat  pengolahan  tanah
terakhir, lebar 40 - 45 cm dengan kedalaman 25 - 30 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap
pintu  pemasukan  dan  pengeluaran  air  pada  setiap  petakan  dipasang  saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air menggunakan bambu.
5. Penanaman padi Cara  tanam  adalah  jajar  legowo  2:1  atau  4:1.  Pada  jajar  legowo  2:1,
setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat  yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1.
setiap empat  barisan tanam  terdapat  lorong  selebar  40 cm, jarak  antar  barisan 20  cm,  jarak  dalam  barisan  tengah  20  cm,  tetapi  jarak  dalam  barisan  pinggir
lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran mata  20  cm.  Pada  jajar  legowo  2:1  dicaplak  satu  arah  saja,  sedangkan  pada
jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.
13
6. Pengaturan air Pengaturan  air  macak-macak  3-4  HST.  Setelah  10-15  HST  sesudah
penyiangan dan pemupukan susulan pertama air dimasukkan mengikuti tinggi tanaman.
7. Pemupukan Pupuk  dasar  diberikan  secara  disebar  pada  satu  tanam  padi  dengan
dosis  13  bagian  Urea  dan  seluruh  dosis  SP-36.  Pupuk  susulan  pertama diberikan  pada  umur  15  HST  sesudah  penyiangan  dan  pupuk  susulan  kedua
pada umur 45 HST. Dosis pupuk sesuai anjuran setempat. 8. Penyiangan
Penyiangan  dilakukan  pada  umur  10-15  HST  sebelum  pemberian pupuk susulan pertama dan selanjutnya tergantung keadaan gulma.
9. Pengendalian hama dan penyakit Dengan  konsep  PHT,  Hama  seperti  penggerek  batang  dikendalikan
dengan Furadan 3G atau Dharmafur 34 dengan takaran 18-20 kgha. Hama lain seperti  walang  sangit,  hama  putih,  dan  wereng  dikendalikan  dengan
penyemprotan  Dharmabas  dengan  takaran  1-2  lha.  Penyakit  umum  seperti tungro,  kerdil  kresek  dikendalikan  dengan  sanitasi  lingkungan  bila  masih  di
bawah ambang batas. Tetapi alangkah lebih  baik pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem pemantauan. Hindari penggunaan pestisida.
10. Benih ikan dan penebaran Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran
benih  ikan  dilakukan  pada  sore  hari  secara  perlahan-lahan  agar  ikan  tidak
14
mengalami  stres  akibat  perubahan  lingkungan.  Ukuran  benih  yang  dianjurkan 5-8 cm dengan kepadatan 5.000 ekorha.
11. Pemeliharaan ikan Pemeliharaan ikan meliputi pemberian pakan tambahan, pengelolaan air
dan  pengawasan  hama.  Pakan  tambahan  berupa  dedak  halus  250  kgha diberikan  secara  disebar  pada  caren,  pagisore  hari.  Lama  pemeliharaan  ikan
70-75 hari. 12. Panen
Panen  ikan  dilakukan  10  hari  sebelum  panen  padi  dengan  cara
mengeringkan petakan sawah, kemudian ikan ditangkap. 2.5.
Evaluasi penyuluhan pertanian
Sistem perencanaan mengharuskan adanya evaluasi atau penilaian hasil pelaksanaannya,  yang  kemudian  dapat  dipergunakan  sebagai  masukan  feed-
back  guna  memperbaiki  atau  merencanakan  kembali.  Dalam  evaluasi  atau penilaian  dicoba  untuk  mendapatkan  informasi  dan  mencapai  hasil  suatu
program  atau  dampak  dari  suatu  kegiatan,  Bagaimana  keadaan  sebelum  dan sesudah  dilaksanakan  suatu  program.  Disamping  mencari  informasi  mengenai
apa,  juga  dicari  jawaban  dari  mengapa  atau  sebabnya  hal-hal  positif  maupun negatif yang telah terjadi.
Pada  dasarnya  evaluasi  penyuluhan  pertanian  dilakukan  guna memenuhi  keingintahuan  kita  dan  keinginan  kita  untuk  mencari  kebenaran
mengenai  suatu  program  penyuluhan  pertanian.  Dengan  demikian  evaluasi
15
penyuluhan  petanian merupakan  evaluasi  program  penyuluhan  pertanian  guna mengetahui  pelaksanaan  dan  hasil  dari  program  tersebut,  apakah  telah
dilakukan dengan benar sesuai dengan tujuannya. Sementara itu evaluasi penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan setiap
saat  selama  program  penyuluhan  pertanian  berlangsung.  Evaluasi  penyuluhan pertanian  dapat  dilakukan  baik  pada  awal,  ditengah  atau  pada  akhir  program
penyuluhan.  Dari  hasil  evaluasi-evaluasi  tersebut,  kita  akan  memperoleh gambaran  seberapa  jauh  tujuan  penyuluhan  pertanian  tercapai.  Dalam  hal  ini,
seberapa  jauh  perubahan  perilaku  petani  dalam  melakukan  usaha  tani,  mulai dari  penyediaan  sarana  produksi,  proses  produksi,  agro  industri,  pemasaran.
Semua ini terangkum didalam ungkapan “berusaha lebih baik dan berusaha tani lebih  menguntungkan.  Dengan  demikian  evaluasi  penyuluhan  pertanian
dimaksudkan  untuk  menentukan  sejauhmana  tujuan  penyuluhan  pertanian dicapai. untuk maksud tersebut dan agar evaluasi penyuluhan pertanian efisien
diperlukan adanya proses yang sistematis. proses ini terdiri dari : 1.  kegiatan untuk memperoleh informasi yang relevan.
2.  kegiatan untuk menaksirkan data untuk mengambil keputusan. Menurut  Padmowihardjo  1999:13  bahwa  evaluasi  penyuluhan
pertanian  adalah  sebuah  proses  yang  sistematis  untuk  memperoleh  informasi yang  relevan  tentang  sejauhmana  tujuan  program  penyuluhan  pertanian  di
suatu wilayah dapat dicapai dan menafsirkan informasi atau data yang didapat sehingga  dapat  ditarik  suatu  kesimpulan  yang  kemudian  digunakan  untuk
16
mengambil  keputusan  dan  pertimbangan-pertimbangan  terhadap  program penyuluhan yang dilakukan.
Hasil  dari  evaluasi  penyuluhan  pertanian  akan  dapat  digunakan  untuk menentukan  sejauhmana  tujuan-tujuan  penyuluhan  pertanian  tersebut  dapat
dicapai.  Dalam  artian  sejauhmana  perubahan  perilaku  petani  dalam  bertani lebih  baik  dan  berusahatani  lebih  menguntungkan,  yang  kemudian  untuk
mewujudkan kehidupan keluarganya yang lebih sejahtera dan masyarakat yang lebih  baik.  Adapun  ruang  lingkup  evaluasi  penyuluhan  pertanian  terbagi
menjadi tiga cakupan yaitu : evaluasi hasil, evaluasi metode, dan evaluasi saran dan prasarana.
2.6. Karakteristik Petani
Menurut  Djoko  1996:12  bahwa  pengalaman  hidup  penerima  secara mendasar berbeda dengan pengirim pesan, maka komunikasi menjadi semakin
sulit.  Secara  umum  kemampuan  untuk  menyerap  informasi  tergantung  pada pengalaman  masa  lalu  dan  biasanya  terbentuk  dalam  waktu  yang  lama.  Oleh
karena  itu  seseorang  berkomunikasi  dengan  orang-orang  yang  memiliki pengalaman  dan  harapan  yang  serupa,  maka  apa  yang  dia  katakan  secara
otomatis  cocok  dengan  kerangka  berpikir  mereka.  Menurut  Soekartawi 2005:70 beberapa hal penting yang mempengaruhi adopsi inovasi adalah :
1.  Umur : makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui.
17
2.  Pendidikan : mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi inovasi.
Sedangkan  menurut  Jahi  1993:32  komunikasi  sering  menimbulkan efek  yang  berbeda-beda  tergantung  daripada  perbedaan  dalam  tambahan
pengetahuan,  attitude,  dan  perubahan  perilaku  dapat  menimbulkan “kesenjangan efek komunikasi”.
2.7. Pengetahuan Petani