Budidaya Padi Sistem Legowo

10 meningkat, baik pengetahuan maupun keterampilannya, keempat sebagai pemberian rekomendasi pertanian yang lebih menguntungkan, kelima sebagai tempat mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik kepada para petani.

2.4. Sejarah Tanaman Padi dan Budidaya Padi Sistem Legowo

Menurut sejarahnya, padi termasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan daerah subtropika seperti di Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier dalam AAK 1990:12 menyatakan bahwa padi berasal dari dua benua : Oryza fatua Koenig dan Oryza Sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya yaitu Oryza Stapfii Roschev dan Oryza Galberrima Steund berasal dari Afrika Barat Benua Afrika.

A. Budidaya Padi Sistem Legowo

Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi- tingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan. Adapun menanam padi dapat dilakukan di sawah dengan pengairan sepanjang musim dan ada juga yang 11 ditanam di tanah tegalan tanah kering. Terdapat beberapa teknik dalam melakukan sistem budidaya padi salah satunya dengan cara sistem legowo. Berdasarkan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 2009:1 bahwa cara tanam jajar legowo 2:1 adalah cara tanam berselang- seling dua baris dan satu baris dikosongkan. Cara tanam ini telah banyak diterapkan petani karena memberikan beberapa keuntungan, antara lain:  Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi efek tanaman pinggir.  Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33ha.  Meningkatkan produktifitas padi 12-22.  Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah.  Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong emas atau untuk mina padi; dan  Penggunaan pupuk lebih efisien.  Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50. Untuk itu Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 2009:10 menciptakan komponen teknologi PTT yaitu pengelolaan tanaman terpadu yang terdiri dari varietas unggul, persemaian, bibit muda, sistem tanam legowo 4:1, pemupukan berimbang, penggunaan bahan organik, pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen, yang akan diuraikan dibawah ini : 1. Benih padi Benih padi yang digunakan adalah varietas unggul berlabel sesuai anjuran setempat dengan kebutuhan benih 25 kgha. 12 2. Persemaian Persemaian seluas 5 luas lahan yang akan ditanami. Pemeliharaan persemaian seperti pada cara tanam padi biasa. Umur persemaian 25-30 hari. 3. Pengolahan tanah Tanah diolah sempurna 2 kali bajak dan 2 kali garu, dengan kedalaman olah 15-20 cm. Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pintu pemasukanpengeluaran dan perbaikan pematang, jangan sampai ada yang bocor. 4. Pembuatan caren dan saringan Pembuatan caren palang dan melintang pada saat pengolahan tanah terakhir, lebar 40 - 45 cm dengan kedalaman 25 - 30 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada setiap petakan dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air menggunakan bambu. 5. Penanaman padi Cara tanam adalah jajar legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1, setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1. setiap empat barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak dalam barisan tengah 20 cm, tetapi jarak dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong. 13 6. Pengaturan air Pengaturan air macak-macak 3-4 HST. Setelah 10-15 HST sesudah penyiangan dan pemupukan susulan pertama air dimasukkan mengikuti tinggi tanaman. 7. Pemupukan Pupuk dasar diberikan secara disebar pada satu tanam padi dengan dosis 13 bagian Urea dan seluruh dosis SP-36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 15 HST sesudah penyiangan dan pupuk susulan kedua pada umur 45 HST. Dosis pupuk sesuai anjuran setempat. 8. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST sebelum pemberian pupuk susulan pertama dan selanjutnya tergantung keadaan gulma. 9. Pengendalian hama dan penyakit Dengan konsep PHT, Hama seperti penggerek batang dikendalikan dengan Furadan 3G atau Dharmafur 34 dengan takaran 18-20 kgha. Hama lain seperti walang sangit, hama putih, dan wereng dikendalikan dengan penyemprotan Dharmabas dengan takaran 1-2 lha. Penyakit umum seperti tungro, kerdil kresek dikendalikan dengan sanitasi lingkungan bila masih di bawah ambang batas. Tetapi alangkah lebih baik pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem pemantauan. Hindari penggunaan pestisida. 10. Benih ikan dan penebaran Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran benih ikan dilakukan pada sore hari secara perlahan-lahan agar ikan tidak 14 mengalami stres akibat perubahan lingkungan. Ukuran benih yang dianjurkan 5-8 cm dengan kepadatan 5.000 ekorha. 11. Pemeliharaan ikan Pemeliharaan ikan meliputi pemberian pakan tambahan, pengelolaan air dan pengawasan hama. Pakan tambahan berupa dedak halus 250 kgha diberikan secara disebar pada caren, pagisore hari. Lama pemeliharaan ikan 70-75 hari. 12. Panen Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan petakan sawah, kemudian ikan ditangkap. 2.5. Evaluasi penyuluhan pertanian Sistem perencanaan mengharuskan adanya evaluasi atau penilaian hasil pelaksanaannya, yang kemudian dapat dipergunakan sebagai masukan feed- back guna memperbaiki atau merencanakan kembali. Dalam evaluasi atau penilaian dicoba untuk mendapatkan informasi dan mencapai hasil suatu program atau dampak dari suatu kegiatan, Bagaimana keadaan sebelum dan sesudah dilaksanakan suatu program. Disamping mencari informasi mengenai apa, juga dicari jawaban dari mengapa atau sebabnya hal-hal positif maupun negatif yang telah terjadi. Pada dasarnya evaluasi penyuluhan pertanian dilakukan guna memenuhi keingintahuan kita dan keinginan kita untuk mencari kebenaran mengenai suatu program penyuluhan pertanian. Dengan demikian evaluasi 15 penyuluhan petanian merupakan evaluasi program penyuluhan pertanian guna mengetahui pelaksanaan dan hasil dari program tersebut, apakah telah dilakukan dengan benar sesuai dengan tujuannya. Sementara itu evaluasi penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan setiap saat selama program penyuluhan pertanian berlangsung. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat dilakukan baik pada awal, ditengah atau pada akhir program penyuluhan. Dari hasil evaluasi-evaluasi tersebut, kita akan memperoleh gambaran seberapa jauh tujuan penyuluhan pertanian tercapai. Dalam hal ini, seberapa jauh perubahan perilaku petani dalam melakukan usaha tani, mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi, agro industri, pemasaran. Semua ini terangkum didalam ungkapan “berusaha lebih baik dan berusaha tani lebih menguntungkan. Dengan demikian evaluasi penyuluhan pertanian dimaksudkan untuk menentukan sejauhmana tujuan penyuluhan pertanian dicapai. untuk maksud tersebut dan agar evaluasi penyuluhan pertanian efisien diperlukan adanya proses yang sistematis. proses ini terdiri dari : 1. kegiatan untuk memperoleh informasi yang relevan. 2. kegiatan untuk menaksirkan data untuk mengambil keputusan. Menurut Padmowihardjo 1999:13 bahwa evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses yang sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai dan menafsirkan informasi atau data yang didapat sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang kemudian digunakan untuk 16 mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan. Hasil dari evaluasi penyuluhan pertanian akan dapat digunakan untuk menentukan sejauhmana tujuan-tujuan penyuluhan pertanian tersebut dapat dicapai. Dalam artian sejauhmana perubahan perilaku petani dalam bertani lebih baik dan berusahatani lebih menguntungkan, yang kemudian untuk mewujudkan kehidupan keluarganya yang lebih sejahtera dan masyarakat yang lebih baik. Adapun ruang lingkup evaluasi penyuluhan pertanian terbagi menjadi tiga cakupan yaitu : evaluasi hasil, evaluasi metode, dan evaluasi saran dan prasarana.

2.6. Karakteristik Petani