Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

29

2.11. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini, awalnya peneliti memperoleh rujukan dari penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rosyid 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “hubungan karakteristik individu petani dengan adopsi inovasi petani anggrek dendrobium di Wilayah Kebon Jeruk Jakarta Barat” menganalisis karakteristik individu petani dengan tingkat adopsi inovasi. Dalam hal ini karakteristik individu petani terdiri dari keiktusertaan kelompok tani, kebiasaan mencari informasi, tingkat pendidikan petani, umur petani dan pengalaman petani. Sedangkan tingkat adopsi inovasi terdiri dari penanaman, penyiraman, pemupukan, pemberian pestisida dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode Chi Square dengan hasil penelitian adalah karakteristik petani anggrek dendrobium di lokasi penelitian beragam. Sehingga terdapat hubungan antara keikutsertaan kelompok tani, kebiasaan mencari informasi, umur petani, tingkat pendidikan petani dan pengalaman petani dengan adopsi inovasi. Selain itu peneliti juga mendapat rujukan dari penelitian yang dilakukan oleh Akimi, dkk 2006 dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Berbagai Metode Penyuluhan Pertanian Terhadap Efektivitas Penyuluhan dengan mengambil studi kasus di Kecamatan Gatesan dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Dalam hal ini alat yang digunakan dalam penelitian adalah berupa alat peraga dan alat bantu peraga penyuluhan meliputi OHP, Over Head Transparantie, Video Player, flip chart, tape recorder, sedangkan bahan yang digunakan yaitu molasses, bekatul, urea, 30 EM4, air dan lembaran plastik. Sedangkan materi penyuluhan yang diberikan kepada petani meliputi pengetahuan yang berhubungan dengan peternakan. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode Two Way Classification Multivariate Analyses of Variance MANOVA dengan hasil penelitian adalah penerapan berbagai metode penyuluhan dalam kegiatan komunikasi inovasi teknologi di bidang pertanian, memberikan hasil yang berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap efektifitas penyuluhan. Pengaruh metode ceramah memberikan nilai daya serap petani rata-rata 73,5, sedangkan metode penyuluhan dengan bantuan peraga audio visual menghasilkan nilai rata-rata 77,5 dan metode demonstrasi menghasilkan nilai 86,5. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang paling baik dalam hal pengaruhnya terhadap efektifitas penyuluhan baik ditinjau dari aspek penyerapan materi maupun aspek sasaran, dan hasil yang dicapai menunjukkan perbedaan yang sangat nyata jika dibandingkan dengan penerapan metode ceramah dan metode penggunaan audio visual.

2.12. Kerangka Pemikiran Konseptual