Al-Maksu Sebagai Sebuah Kejahatan Ekonomi di Masa Nabi SAW

Allah, bayi kecil ini telah aku sapih, dan dia sudah dapat menikmati makanannya sendiri.” Kemudian beliau memberikan bayi tersebut kepada seseorang di antara kaum muslimin, dan memerintahkan untuk melaksanakan hukuman rajam. Akhirnya wanita itu ditanam dalam tanah hingga sebatas dada. Setelah itu beliau memerintahkan orang-orang supaya melemparinya dengan batu. Sementara itu, Khalid bin Walid ikut serta melempari kepala wanita tersebut dengan batu, tiba-tiba percikan darahnya mengenai wajah Khalid, seketika itu dia mencaci maki wanita tersebut. Ketika mendengar makian Khalid, Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tenangkanlah dirimu wahai Khalid, demi Zat yang jiwaku berada di tangan- Nya, sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertaubat, sekiranya taubat seperti itu dilakukan oleh pelaku pungutan liar niscaya dosanya akan diampuni.” Setelah itu beliau memerintahkan untuk menyalati jenazahnya dan menguburkannya.” H.R. Muslim Inti dari hadis diatas yang mengenai “sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertaubat, sekiranya taubat seperti itu dilakukan oleh pelaku pungutan liar niscaya dosanya akan diampuni.” dapat di simpulkan bahwa dahulu pada masa Nabi SAW terdapat orang-orang yang melakukan pungutan liar, dan hal ini banyak dilakukan di pasar dan para pemungut ini biasanya mengambil jatah sepersepuluh dari para pedagang yang lewat yang telah berjualan.

BAB IV SANKSI PIDANA BAGI PELAKU PENIPUAN, PEMERASAN DAN

PUNGGUTAN LIAR A. Sanksi Pidana Penipuan, Pemerasan, dan Pungutan Liar Menurut Hukum Positif 1. Sanksi Pidana Penipuan Menurut Hukum Positif Penipuan seperti yang dijelaskan dalam bab yang sebelumnya adalah cara pelaku penipuan untuk membohongi seseorang korban agar pelaku dapat mengecoh si korban dan pelaku mendapatkan keuntungan dari si korban tersebut. Dalam pemidanaannya, tindak pidana penipuan telah di jelaskan dalam pasal 378 KUHP, yaitu: 1 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu; dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun. 1 Hamzah., h. 146. Pada pasal tersebut terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: 2 a. Unsur subjektif: dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum b. Unsur objektif: 1 Barang siapa; 2 Menggerakkan orang lain agar orang lain tersebut: a Menyerahkan suatu benda; b Mengadakan suatu perikatan utang; c Meniadakan suatu piutang. 3 Dengan memakai: a Sebuah nama palsu; b Martabat palsu; c Tipu muslihat; d Rangkaian kata-kata bohong. 2 Lamintang, Delik-Delik Khusus; Kejahatan-Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan, cet. I, Bandung: Sinar Baru, 1989, h. 142. Dalam pasal ini, jika pelaku telah memenuhi unsur-unsur tersebut maka akan dijatuhi pidana paling lama selama 4 tahun. Perihal dicantunkannya ancaman pidana dalan tindak pidana penipuan yaitu maksimum empat tahun penjara, dengan tujuan agar terhadap tindak pidana penipuan sebagai suatu perbuatan yang dilarang dikhawatirkan mempunyai akibat yang luas di kalangan masyarakat, maka kepada pelaku kejahatan penipuan perlu sekali dijatuhi suatu sanksi pidana. Perihal pidana yang dijatuhkan terhadap pelaku tindak pidana kejahatan penipuan tersebut bukanlah bermaksud agar pelaku menjadi jera dan tidak mengulangi perbuatan yang selama ini dilakukannya, atau sering juga disebut semacam pembalasan atau kesalahannya, tetapi bersifat memberikan suatu pelajaran atau pendidikan agar dikemudian hari apabila telah habis menjalani masa hukuman tidak akan melakukan perbuatan pidana penipuan lagi atau mungkin dapat mengurangi akan kebiasaan yang selama ini sering dilakukan yaitu melakukan tindak pidana penipuan dan masyarakat umumnya serta para pencari kerja pada khususnya akan merasa tenang dalam masa penantian lowongan pekerjaan yang dikehendaki. 3

2. Sanksi Pidana Pemerasan Menurut Hukum Positif

3 Tinjauan UmumTentang tindak Pidana Penipuan, artikel ini diakses pada 07 Februari 2011 dari http:www.find- docs.comview.php?url=http3A2F2Fdigilib.ubaya.ac.id2Fskripsi2Fhukum2FPI_187_2811 0892FPI_187_Bab2520II.pdfsearchquery=hukuman+pasal+penipuan+kuhp