Sanksi Pidana Penipuan Menurut Hukum Islam

Selanjutnya, dari hadis Nabi SAW, dapat kita ketahui bahwa seorang yang menipu di akhirat kelak akan diancam dijatuhkan ke dalam neraka oleh Allah dan penipu ini tidak akan diperbolehkan masuk ke dalam surga, meskipun perbuatan hanya sekedar penipuan kecil.

2. Sanksi Pidana Pemerasan Menurut Hukum Islam

Dalam kasus pemerasan dalam pidana Islam, pengertian pemerasan ini seperti yang telah diterangkan pada bab sebelumnya adalah orang yang mengambil barang orang lain secara paksa yang juga disebut dengan ghasab. Imam al-Nawawi mengklasifikasikan jenis sanksi bagai pelaku ghasab ini dikaitkan dengan kondisi barang sebagai objek ghasab menjadi tiga katagori, yaitu: 11 a. Sanksi pelaku ghasab bila barang hasil ghasabnya masih utuh. Pelaku ghasab terhadap harta yang masih utuh seperti kondisi semula berupa kewajiban mengembalikan harta yang digahsab tersebut. b. Sanksi pelaku ghasab bila barang hasil ghasabnya telah lenyap. Dalam hal sanksi pelaku ghasab yang barangnya telah lenyap ini terdapat dua macam, yaitu: 11 Muhammad Nurul Irfan, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Dalam Perspektif Fiqih Jinayah, Jakarta: Badan Litbang Diklat Departemen Agama RI, 2009, h. 129. 1 Barang yang jenis, bentuk dan ukurannya pasti dan jelas. Maka pelaku wajib mengembalikan barang tersebut secara sama dan pasti, baik dari sisi jenis, macam, sifat, dan ukurannya 2 Barang yang jenis, bentuk dan ukurannya berbeda-beda. Dalam hal ini pelaku wajib mengganti uang seharga barang yang di ghasab tersebut. 12 c. Sanksi pelaku ghasab bila barang hasil ghasabnya berkurang. Bila barang hasil ghasab yang dilakukan pelaku telah berkurang maka untuk menentukan jenis sanksinya harus diklasifikasikan menjadi barang berupa makhluk hidup dan benda mati. Dalam hal pelaku mengghasab makhluk hidup, maka pelaku berkewajiban mengembalikannya, di samping itu pelaku juga wajib mengembalikan jumlah kekurangan tersebut dengan nilai nominal dalam bentuk uang sebagai ganti rugi. Jika benda yang dighasab berupa benda mati dan berkurang, cacat atau robek atau piring dan perkakas-perkakas lain yang dighasab dan akhirnya retak maka pelaku wajib mengembalikan yang masih 12 Ibid., h. 130. utuh dan harus memperhitungkan kekurangan-kekurangan tersebut untuk diganti. 13 Adapun pemerasan yang mirip dengan hirabah perampokan balasan terhadap pelaku pemerasan ini seperti hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: : : . 14 “Ibnu Abbas R.A. menerangkan: Terhadap mereka yang merampok dan membunuh, mereka harus dibunuh dan disalib. Terhadap mereka yang membunuh dengan tidak mengambil harta, mereka dibunuh dengan tidak disalib. Terhadap mereka yang mengambil harta dengan tidak membunuh, tangan dan kaki mereka dipotong secara bersilang, dan terhadap mereka yang melakukan teror kepada orang yang lalu lalang tanpa mengambil harta, mereka diusir dari kampungnya.” H.R. al-Baihaqi Dari hadist di atas, yang berkaitan dengan masalah pemerasan adalah pada kalimat yang artinya ”Terhadap mereka yang mengambil harta dengan tidak membunuh, tangan dan kaki mereka dipotong secara bersilang”. Jadi menurut hadis ini dapatlah 13 Ibid., h. 131. 14 Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Abu Bakar Baihaqi, Sunan Baihaqi al-Kubra, Mekah: Maktabah Dar Badz, 1994, Juz 8, h. 283.