Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
evaluasi yang baik serta sanksi yang tegas diharapkan penyimpangan dan penyelewengan dalam pelaksanaan program dapat dihindari.
2
Namun, pada kenyataannya sejak program BOS ini berjalan dari tahun ajaran 2005-2006, masih banyak praktik-praktik yang terjadi di sekolah-sekolah.
Dari data yang penulis peroleh dari Indonesian Corruption Watch ICW yang dikutip dari http:news.okezone.com. Menurut Koordinator Bidang Monitoring
Pelayanan Publik ICW Ade Irawan, terdapat 61 sekolah yang sebagian besar merupakan sekolah negeri dari 11 provinsi, termasuk di Jabodetabek, melakukan
pungutan liar terhadap para siswanya
3
. Salah satunya dalam kasus Penerimaan Siswa Baru PSB, pungutan
tersebut rata-rata dilakukan pihak sekolah dengan modus menjual seragam, buku, perlengkapan seragam, dan lain-lain. Motifnya, biasanya pihak sekolah beralasan
tidak memiliki anggaran untuk menjalankan program sekolah. Sehingga, dengan segala cara pihak sekolah meminta pungutan terhadap orang tua siswa. Padahal
dana untuk anggaran tersebut telah disediakan oleh pemerintah. Seperti yang tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi pada Pasal 46 Ayat 2:
2
Ibid.
3
Okezone news, “ICW Laporkan Pungli Sekolah ke Kejagung”, artikel diakses 07 Oktober 2010 dari http:autos.okezone.comindex.phpReadStory2008080511339521icw-laporkan-pungli-
sekolah-ke-kejagung.
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat 4
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008
Tentang Pendanaan Pendidikan pada Pasal 25 Ayat 1: Pendanaan biaya personalia kantor penyelenggaraan danatau pengelolaan
pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
Dari maraknya punggutan liar pihak sekolah yang membuat orang tua murid merasa terbebani dengan kondisi tersebut. Karena sebagian besar para
orang tua murid di Indonesia berasal dari keluarga miskin yang tidak mampu membayar biaya-biaya yang dibebankan sekolah kepada mereka.
Berdasarkan penulusuran penulis yang penulis dapatkan dari beberapa informasi dari Internet bahwa banyak sekolah-sekolah yang melakukan
punggutan liar terhadap muridnya terlebih pada murid baru pada saat pelaksanaan PSB. Masalah pungli di sekolah ini merupakan masalah lama yang
sampai pada saat ini belum dapat ditanggulangi secara menyeluruh. Punggutan
liar sekolah adalah suatu kenyataan, sehingga sekolah sering dianggap menguras. Kegiatan ini lalu membengkak menjadi eksploitasi yang amat menguras.
4
Bambang Sudibyo Menteri Pendidikan Nasional Priode 2004-2009 menilai beberapa penyebab terjadinya punggutan liar di sekolah ini diakibatkan
karena tingkatkan kesejahteraan tenaga pendidik. Karena itu, sambung Bambang, sudah selayaknya gaji guru dinaikkan.
5
Dari beberapa kejadian serta peristiwa yang terjadi dalam tindak pidana punggutan liar yang dilakukan oleh beberapa pihak sekolah, peran serta guru
untuk tidak melakukan punggutan liar kepada siswai sangatlah penting dalam menjaga moralitas dan martabat individu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai perbuatan-perbuatan punggutan liar yang dikriminalisasi
beserta sanksinya bagi para pelaku pungli di sekolah. Oleh karena itu penulis
menyusun skripsi dengan judul: “SANKSI PIDANA PUNGLI OLEH PIHAK SEKOLAH SUATU TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM
PIDANA ISLAM”.
4
Syarifudin Al Mandari, Rumahku Sekolahku, Jakarta: Pustaka Zahra, 2004, h. 3.
5
DetikNews, “Mendiknas Minta Bupati Tindak Pungli di Sekolah”, artikel diakses pada 26 Oktober 2010 dari http:www.detiknews.comread2006083114194466622310mendiknas-minta-
bupati-tindak-pungli-di-sekolah.