Kegiatan Penjualan HASIL DAN PEMBAHASAN

63 bisa disebabkan masa banjir buah dimana produksi TBS mengalami peningkatan secara besar-besaran. Pada masa banjir buah TBS biasanya lebih sedikit membeli kepada pihak III. Dengan demikian fluktuasi produksi dapat mempengaruhi kegiatan integrasi vertikal, semakin tinggi produksi TBS maka produksi CPO dan RBD Olein semakin baik.

2. Kegiatan Penjualan

1. Fluktuasi Produksi TBS, CPO dan RBD Olein Fluktuasi produksi juga berpengaruh terhadap kegiatan penjualan. perhatikan Gambar 5.9 berikut: Gambar 5.9 Fluktuasi Produksi TBS,CPO dan RBD Olein PT. A Universitas Sumatera Utara 64 Sumber: Data Primer Diolah Lampiran 7 Dari gambar 5.9 dapat dijelaskan bahwa fluktuasi produksi CPO Perusahaan A cenderung stabil, hal tersebut dikarenakan terpenuhinya kapasitas PKS setiap kebun. Perusahaan menjalankan integrasi milik sendiri pada kegiatan penjualan CPO ke RBD Olein oleh karena itu perusahaan dapat memperkecil biaya produksi. Biaya yang dipakai perusahaan dalam memproduksi RBD olein adalah harga pokok produksi CPO. Produksi CPO selalu stabil karena PKS selalu memenuhi kapasitas terpasang pabrik, keputusan perusahaan untuk menjual produk dalam bentuk CPO ataupun RBD Olein tergantung kepada harga CPO di pasar internasional, harga CPO internasional tinggi maka Perusahaan Akan menjual dalam bentuk CPO, sementara apabila harga CPO internasional rendah maka Perusahaan Akan mengolah CPO menjadi RBD Olein. Dari Gambar 5.9 juga dapat dijelaskan bahwa fluktuasi pruduksi RBD Olein lebih terlihat pergerakan naik dan turun, hal itu bisa terjadi dikarenakan harga CPO Internasional, apabila harga CPO Internasional tinggi maka Perusahaan Akan menjual dalam bentuk CPO akibatnya produksi RBD Olein akan menurun, sebaliknya kondisi naiknya produksi RBD Olein itu dikarenakan harga CPO internasional turun, oleh karena itu perusahaan cenderung mengolah CPO menjadi RBD Olein, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.3. Alasan Perusahaan A melakukan integrasi vertikal dikarenakan antara CPO dan RBD Olein mempunyai pilihan pasar, maksudnya perusahaan bebas memilih pasar, apabila harga CPO internasional tinggi maka Perusahaan Akan menjual CPO ke pasar internasional, sebaliknya apabila harga CPO di pasar Universitas Sumatera Utara 65 rendah maka Perusahaan Akan mengolah CPO menjai RBD Olein dan menjualnya ke pasar domestic. Kondisi inilah yang menjadi salah satu tujuan perusahaan melakukan integrasi vertikal. 2. Fluktuasi Harga CPO dan RBD Olein Perusahaan A memperhatikan fluktuasi harga baik CPO maupun RBD Olein. Apabila harga CPO di pasar internasional maka Perusahaan Akan melakukan ekspor dalam bentuk CPO, namun apabila harga CPO di pasar rendah maka perusahaan akan mengolah produknya menjadi minyak goreng, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.2, adapun perkembangan harga CPO internasional dan RBD Olein domestik dapat dilihat pada Gambar 5.10 berikut: Gambar 5.10 Pekembangan Harga CPO internasional dan Harga RBD Olein Domestik Sum ber: Data Sekunder Diolah Lampiran 8 Pada Gambar 5.10 dapat dijelaskan bahwa perkembangan harga CPO internasional selalu diikuti dengan perkembangan harga RBD Olein domestik. Universitas Sumatera Utara 66 Pada kenyataannya apabila harga CPO internasional naik maka harga RBD Olein juga akan mengalami kenaikan. Perusahaan B 1. Kegiatan Pembelian Faktor-fator yang mempengaruhi strategi integrasi vertical pada kegiatan pembelian adalah: 1. Mutu Produksi Dalam pembelian TBS dari kebun Plasma dapat dipengaruhi oleh mutu produksi TBS yang ingin di jual petani, Mutu TBS yang diterima oleh PT. B adalah: 1. Buah Matang 2. Rendemen buah minimal 19 3. Panjang tangkai max 2 cm Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 5.11 Rendemen TBS menjadi CPO antara Pihak III dan Kebun sendiri PT. B Sumber: Data Primer Diolah Lampiran 10 Dari Gambar 5.11 dapat dijelaskan bahwa nilai rendemen pihak III lebih rendah dibandingkan dengan nilai rendemen kebun sendiri milik PT. B. Namun rendemennya tidak berbeda jauh dengan Pihak III, diduga hal ini dikarenakan perusahaan belum mempunyai Riset dan Development untuk melihat perkembangan mutu tanaman di kebun, berbeda dengan PT. A yang sudah memiliki Riset dan Developmen, sehingga rendemen yang dicapai bisa lebih tinggi. Rata-rata rendemen pihak ke III berkisar antara 19-20 sementara TBS Perusahaan B menghasilkan rendemen yang tidak berbeda jauh sekitar 19-21. Karena rendemen yang tidak jauh berbeda dengan rendemen pihak III perusahaan dan juga karena kebutuhan akan TBS yang besar perusahaan tetap menjalin kerja sama dengan pihak III dalam hal pengadaan TBS. Rendahnya rendemen yang dihasilkan TBS pihak III dapat berpengaruh terhadap nilai CPO yang dihasilkan dengan kata lain nilai CPO yang dihasilkan akan lebih kecil, rendahnya rendemen yang dihasilkan TBS Pihak III juga bisa mengakibatkan rendahnya juga rendemen CPO ke RBD Olein, akibatnya Universitas Sumatera Utara 68 kandungan asam lemak bebas akan semakin tinggi, persen nilai RBD Olein pun akan semakin rendah dan nilai RBD stearin akan semakin tinggi. Produksi RBD Olein pun akan menurun. Namun karena jaminan pasokan PKS yang harus terpenuhi maka perusahaan tetap membeli TBS dari Pihak III meskipun rendemen yang dihaslkan berbeda dengan rendemen TBS kebun sendiri. 2. Fluktuasi Produksi Fluktuasi produksi juga mempengaruhi pembelian, produksi TBS perusahaan B hanya bisa memberikan sebesar 1 dari total keseluruhan TBS untuk memenuhi 20 Ton kapasitas terpasang PKS, oleh karena itu perusahaan B lebih mengharapkan produksi dari pihak III. Dengan kata lain untuk memenuhi kapasitas PKS perusahaan harus menjalin kerja sama dengan pihak III. Adapun fluktuasi produksi TBS kebun sendiri dapat dilihat pada gambar berikut ini Gambar 5.12 Persentase Pembelian TBS kepada Pihak III dan Kebun Sendiri Sumber: Data Primer Diolah Lampiran 9 Universitas Sumatera Utara 69 Dari Gambar 5.12 Dapat dijelaskan bahwa rata-rata pembelian TBS PT. B kepada Pihak III sebesar 90. Karena skala kebun yang kecil hanya 50 Ha, oleh karennya besarnya nilai produksi TBS tidak berpengaruh terhadap kapasitas PKS, dengan demikian perusahaan menjalin integrasi vertikal kebelakang melalui kontrak yang dilkukan kepada pihak III. Untuk lebih jelasnya perkembangan pembelian TBS pihak III dan hasil kebun sendiri dari PT. SATU dapat dilihat padaLampiran 9 Jumlah fluktuasi produksi TBS pihak III juga mengalami penurunan apabila produksi TBS kebun sendiri mengalami peningkatan, hal ini bisa disebabkan masa banjir buah dimana produksi TBS mengalami peningkatan secara besar-besaran. Pada masa banjir buah TBS biasanya jumlah pembelian TBS lebih sedikit kepada pihak III. Namun pada Gambar 5.12 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasokan TBS untuk memnuhi kapasitas PKS PT. B berasal dari pihak III.

2. Kegiatan Penjualan