35 maka pabrik kelapa sawit Perusahaan A dinyatakan ramah lingkungan. Selain itu
Perusahaan A ini juga memperoleh ISO 9001 mutu produksi berarti perusahaan sudah memiliki mutu produksi yang sudah berstandart internasional, yakni dengan
syarat: 1. Nilai Iodium Value CPO
53,5 Iodium Value adalah jumlah asam lemak tidak jenuh dalam CPO
2. Kadar Air = 0,10
3. Kotoran = 0,05
4. FFA = 2,3
5. PV Peroksida Value =
≥ 2 6. Dobi Deodorizing of bleach Index = 2,5
Apabila keenam standar itu terpenuhi maka produksi dapat diterima atau dieksport ke pasar internasional. Selain itu OHSAS 18000 juga sudah diperoleh perusahaan
ini yaitu standart untuk keselamatan kerja karyawan di lokasi kerja yang beresiko, pengaman untuk pekerja APAR termasuk juga dalam hal kesehatan tenaga kerja.
2. Produksi dan Produk
Adapun produksi yang dihasilkan TBS PT. A antara lain CPO Crude
Palm Oil dan PKO Palm Kernel Oil. Namun pada penelitian ini yang menjadi objek diteliti adalah produk CPO. CPO ini bila diproses di FRF
Fractination and Refining Factory akan menjadi minyak yang siap pakai. Dari CPO ini dapat
dihasilkan produksi turunan yaitu: 1. RBD Olein
Refined Bleached and Deodorized Olein RBD Olein adalah minyak kelapa sawit kualitas tinggi yang sudah dikatakan
sebagai minyak goreng. Saat ini produk tersebut dijual baik ekspor maupun lokal. RBD Olein bermerek apabila dilakukan filter atau penyaringan kembali oleh
Universitas Sumatera Utara
36 pabrik penyaringan dan biasanya perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lain
yang menghasilkan produksi minyak goreng bermerek, RBD Olein curah apabila dijual langsung tanpa dilakukan penyaringan. Dilakukan penyaringan berguna
agar kadar lemak lebih jernih dan minyak goreng yang dikonsumsi lebih sehat. RBD Olein atau minyak goreng ini biasa digunakan sebagai bahan pembuat
makanan rumah tangga dan industri makanan. Adapun produksi RBD olein PT. A dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Per kembangan Produksi RBD Olein PT. A
Sumber: Data Primer diolah Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
37 Gambar 4.2 Per kembangan Harga CPO Domestik
Sumber: Data Sekunder Diolah Lampiran 13 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa produksi RBD Olein PT. A setiap tahun
berfluktuatif, penurunan drastis umumnya terlihat pada bulan Oktober dan November setiap tahun, hal ini diduga karena naiknya harga CPO domestik
dipasar pada bulan tersebut, sehingga PT. A lebih sedikit mengolah CPO menjadi RBD Olein. Demikian juga bulan maret setiap tahunnya produksi RBD Olein
meningkat, diduga karena harga CPO domestik mengalami penurunan dan perusahaan cenderung memproduksi RBD Olein sehingga produksi RBD Olein
meningkat.
2. RBD Stearin Refined Bleached and Deodorized Stearin
RBD Stearin yang diolah oleh Perusahaan A dijual pada lokal saja, RBD Stearin dijual langsung ke pabrik pembuat sabun, disamping karena produksinya
yang sedikit perusahaan mempunyai pasar sendiri yang membutuhkan RBD stearin. RBD Stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuat sabun.
Adapun data produksi RBD Stearin PT. A dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
38 Gambar 4.3 Per kembangan Produksi RBD Stearin PT. A
Sumber: Data Primer Diolah Lampiran 1 Berdasarkan data produksi RBD Stearin diatas dapat dilihat bahwa fluktuasi
produksi RBD Stearin setiap tahun berfluktuatif, penurunan terjadi pada Oktober dan November setiap tahunnya, hal ini karena kenaikan harga CPO domestik,
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2, akibat naiknya harga CPO domestik produksi RBD Stearinpun menurun.
3. Fatty Acid
Bahan ini juga diproses di pabrik fraksinasi untuk menghasilkan bahan baku pembuatan sabun mandi, sabun cuci dan kosmetik, seluruh produk ini dijual
secara lokal. Sama halnya dengan RBD Stearin, Fatty acid juga digunakan sebagai bahan baku pembuat sabun. Seluruh hasil Fatty acid yang diperoleh perusahaan
dijual secara lokal. Adapun produksi Fatty acid dapat dilihat dari Gambar 4.4 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
39 Gambar 4.4 Produksi Fatty Acid PT. A
Sumber: Data Primer Diolah Lampiran 1 Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa produksi Fatty acid selama 3 tahun terakhir
berfluktuatif, hingga pada bulan Oktober dan November 2006-2008 terjadi penurunan yang cukup drastis, hal ini dikarenakan naiknya harga CPO domestic,
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2, sehingga perusahaan cenderung menjual produk dalam bentuk RBD Olein. Namun pada bulan November 2007
terjadi kenaikan produksi Fatty acid, hal ini diduga rendahnya randemen CPO, sehingga produksi RBD Olein menurun selain dikarenakan harga juga karena
mutu CPO yang rendah, oleh karena itu produksi Fatty Acid meningkat, fatty acid merupakan produk sisa dari hasil olahan CPO menjadi RBD Olein, produksinya
bergantung pada mutu CPO, biasanya apabila produksi Fatty acid tinggi maka kandungan asam lemak bebas semakin tinggi, dan mutu CPO rendah.
Universitas Sumatera Utara
40
3. Integrasi Vertikal