29
III. METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive di Propinsi Sumatera Utara yang merupakan daerah penghasil minyak goreng tertinggi di Indonesia.
Tabel 3.1. Jumlah dan Kapasitas produksi pabrik Minyak Goreng asal kelapa sawit dirinci menurut propinsi
No. Propinsi
Jumlah Pabrik Unit
Kapasitas Produksi Ton CPOthn
Sumbangan terhadap produksi nasional
1. Sumatera Utara
15 2.480.297
34,40
2. Sumatera Barat
1 35.000
0,50 3.
Riau 2
504.000 7,00
4. Jambi
1 1.030
0,01 5.
Lampung 5
462.000 6,40
6. Sumatera Selatan
1 220.000
3,00 7.
DKI Jakarta 10
1.276.655 17,70
8. Jawa Barat
7 686.160
9,50 9.
Banten 1
143.640 2,00
10. Jawa Tengah
1 1.800
0,02 11.
Jawa Timur 8
1.377.300 19,10
12. Kalimantan Barat
1 30.000
0,40
Total 53
7.217.882 100
Sumber: Disperindag berbagai sumber disesuaikan, 2008
Metode Pengambilan Sampel
Sampel ditentukan secara purposive yaitu perusahaan minyak goreng di Sumatera Utara yang memberikan izin untuk dilakukan penelitian. Ternyata dari
15 perusahaan minyak goreng di Sumatera Utara hanya 2 perusahaan yang memberikan izin. Data perusahaan pengolah CPO di Sumatera Utara dapat dilihat
pada Tabel 3.2
Universitas Sumatera Utara
30
Tabel 3.2. Data Perusahaan yang mengolah minyak CPO di Sumatera Utara
No. Nama Perusahaan
Jenis Industri dan Komoditi
Kap. Produksi TON
Keterangan
1. PT. Berlian Eka Sakti
RBD Olein 123.120
tdk mendapat izin 2.
PT. Prima Palm Indah Minyak Goreng Sawit
32.400 Tdk Beroperasi
3. PT. Astra Agro Niaga
RBD Olein 101.000
Tdk mendapat izin 4.
PT. Jaya Baru Pertama Minyak Goreng Sawit
9.000 Tdk mendapat izin
5. PT. Multi Mas Nabati
Minyak Goreng Sawit 450.000
Tdk mendapat izin 6.
PT. Mitra Sawit Kumala Minyak Goreng Sawit
35.100 Tdk Beroperasi
7. PT. Sawit Malinda Edible Oil
Cooking Oil 14.300
Tdk Beroperasi 8.
PT. Singamas Jaya Perdana Minyak Goreng Sawit
70.200 Tdk Beroperasi
9. PT. Bintang Tenera
Minyak Goreng dari CPO 10.500
Tdk Beroperasi 10.
PT. A RBD Olein
44.942 Dapat izin
11. PT. Musim Mas
Minyak Goreng dari CPO 105.000
Tdk mendapat izin 12.
PT. Ivo Mas Tunggal Minyak Goreng dari CPO
117.600 Tdk mendapat izin
13. PT. B
Minyak Goreng dari CPO 14.600
Dapat izin
14. PTPN IV
Minyak Goreng Sawit 8.000
Tdk mendapat izin 15.
PT. Sumatera Oil Minyak Goreng Sawit
32.433 Tdk Beroperasi
Sumber: Disperindag, 2008 Perusahaan tidak berkenan dicantumkan nama.
Metode Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Sebelum digunakan dilakukan uji coba kuisioner untuk meminimalkan kesalahan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan terdiri dari data petani kelapa sawit, PKS, dan pabrik minyak goreng.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari BPS, PPKS, Dinas Perkebunan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Instansi dan asosiasi terkait. Data ini
digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer, data sekunder tersebut antara lain mencakup banyaknya populasi perusahaan minyak goreng serta
perkembangan produksi TBS, CPO dan minyak goreng di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
31
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini , seluruh identifikasi masalah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yang terjadi pada suatu
perusahaanZuraidah, 2006. Identifikasi masalah 1, dijelaskan proses atau kegiatan integrasi vertikal
apa saja yang dilakukan perusahaan minyak goreng. Identifikasi masalah 2, diuraikan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perusahaan minyak goreng melakukan integrasi vertikal.
Untuk identifikasi masalah 3, dijelaskan bagaimana pengaruh skala usaha terhadap keputusan perusahaan melakukan integrasi vertikal.
Untuk identifikasi masalah 4, dijelaskan bagaimana pengaruh orientasi pasar terhadap keputusan perusahaan melakukan integrasi vertikal.
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Defenisi
1. Perusahaan minyak goreng adalah perusahaan yang menghasilkan minyak goreng dari CPO.
2. Integrasi Vertikal adalah merupakan kegiatan yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan distributor, pemasok dan atau para
pesaing baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. 3. Minyak goreng kelapa sawit adalah minyak goreng yang berasal dari
minyak sawit CPO dengan pengolahan secara kering dan basah.
Universitas Sumatera Utara
32 4. Crude Palm Oil CPO adalah minyak sawit yang berasal dari pengolahan
daging buah kelapa sawit. 5. Harga minyak goreng adalah harga minyak goreng curah yang dijual kepada
konsumen minyak goreng.
Batasan Operasional
1. Sampel dalam penelitian ini adalah Perusahaan Minyak Goreng. 2. Integrasi vertikal yang diteliti adalah PKS dengan pabrik minyak goreng.
3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
33 IV. DESKRIPSI PROFIL PERUSAHAAN
RBD OLEIN SUMATERA UTARA
Perusahaan RBD Olein A
1. Unit Usaha