Productivity Standards Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan

Taufik Hidayat : Peranan Pekerjaan Housekeeping Department Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan, 2009. USU Repository © 2009 pekerjaan sudah sesuai dengan performance standard, maka kata kuncinya adalah pengawasan. Hasil pengawasan yang dilaksanakan setiap hari dan evaluasi hasil kerja yang dilakukan secara berkala harus ditindak-lanjuti dengan program retraining. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap karyawan melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Excecutive Housekeeper harus melakukan review minimal sekali setahun, untuk melihat apakah departemennya - secara keseluruhan - telah melaksanakan performance standard yang telah ditetapkan, ataukah dia harus melakukan suatu revisi dan membuat metode kerja baru untuk diterapkan pada tahun berikutnya.

D. Productivity Standards Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan

Productivity standards atau standar produktivitas, dapat diartikan, “jumlah” pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh setiap karyawan. Pembuatan standar produktivitas dimulai dengan menjawab pertanyaan : berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjan sesuai dengan performance standards yang telah ditetapkan yang dibebankan kepadanya. Standar produktivitas harus ditentukan bagi setiap karyawan dengan mengacu pada rencana biaya operasional yang telah ditetapkan. Karena beragamnya performance standards yang diterapkan oleh setiap hotel, sehingga tidak mungkin untuk dapat membuat suatu standar produktivitas yang berlaku secara umum. Besar kecilnya suatu hotel dan tingkat pelayanan yang harus diberikan Taufik Hidayat : Peranan Pekerjaan Housekeeping Department Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan, 2009. USU Repository © 2009 kepada para tamunya juga mengakibatkan beragamnya standar produktivitas bagi setiap karyawannya. Salah satu cara yang digunakan untuk menetapkan standar produktivitas adalah, excecutive housekeeper harus mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh karyawannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sesuai dengan standar pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, standar produktivitas seorang Pramukamar dalam menyiapkan kamar, adalah dengan membagi waktu kerja yang tersedia dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan sebuah kamar dalam satu priode kerja atau shift. Di indonesia dalam melakukan standard kegiatan pembersihan kamar, rata-rata untuk peraturan dan penataan satu kamar yang kotor dirty room memerlukan waktu 30-40 menit. Kualitas dan kuantitas hasil kerja dapat menjadi sebuah pisau yang bermata dua. Disatu sisi, jika penetapan performance standards terlalu tinggi, maka jumlah pekerjaan yang dihasilkan akan rendah. Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu kekuatan bagi seorang Excecutive Housekeeper, untuk menambah jumlah karyawan agar semua perkerjaan dapat terlaksana. Sementara di lain pihak, lambat atau cepat biasanya lebih cepat dari perkiraan, pimpinan tertinggi hotel atau general manager akan menggunakan kekuasaanya untuk membatasi tingginya biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh housekeeping department. Tindakan ini memaksa Excecutive Housekeeper mengurangi jumlah karyawannya serta menyeimbangkan antara produktivitas dan kualitas dengan Taufik Hidayat : Peranan Pekerjaan Housekeeping Department Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan, 2009. USU Repository © 2009 cara, meninjau kembali performance standard agar tetap sejalan dengan productivity standards. Disisi yang lain jika penetapan performance standards terlalu rendah, kuantitas pekerjaan akan semakin banyak. Pada awalnya general manager mungkin saja akan merasa puas. Tetapi di lain pihak performance standards yang terlalu rendah dapat mengakibatkan keluhan dari tamu dan jumlah karyawan bertambah, sebagai refleksi dari kondisi hotel yang berubah kotor atau tidak standar, keadaan ini memungkinkan General Manager sekali lagi menggunakan kekuasaannya dengan menghentikan karier Excecutive Housekeeper dengan jalan menggantinya dengan orang lain, dan mengawasi langsung biaya operasional housekeeping dengan ketat. Maka dapat kita lihat faktor manusia memiliki peran penting yang sangat besar pengaruhnya terhadap industri perhotelan, maka peranan manusia harus mendapatkan perhatian yang konsisten atau khusus. Di dalam hubungan ini, tugas dari Excecutive Houaekeeper adalah: a. Menciptakan semangat kerja karyawan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan karyawan tidak merasa terpaksa untuk berprestasi yang lebih tinggi. b. Menumbuhkan rasa memiliki terhadap perusahaan dan menjunjung tinggi rasa disiplin dan tanggung jawab. c. Membuat suasana yang harmoni dan kondusif untuk menjalin kerja sama antar karyawan dapat terpelihara dengan baik, di dalam suasana disiplin yang tinggi. Taufik Hidayat : Peranan Pekerjaan Housekeeping Department Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan, 2009. USU Repository © 2009 d. Saling menjalin komunikasi, baik vertikal antara pimpinan dan karyawan maupun komunikasi horizontal atau lateral antara karyawan dengan baik dan efektif. Sudah tentu hal tersebut di atas itu merupakan hal-hal yang bersifat idealistis,yang di dalam praktek sehari-harinya merupakan keadaan yang sulit tercapai. Namun demikian, perlu sekali kita pahami praktek-praktek management didalam usaha mencapai arah yang ideal itu dengan prinsip-prinsip Human Management di dalam usaha mencapai arah yang ideal itu. Dalam hal ini, pandangan terhadap unsur tenaga kerja dalam perusahaan terdapat dua buah ekstrim, yang walau pun hanya teoristis tetapi patut dipahami kerena banyak mengandung kebenaran. Taufik Hidayat : Peranan Pekerjaan Housekeeping Department Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan, 2009. USU Repository © 2009 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan