Sejarah Perkembangan Hukum Perlindungan Konsumen di

dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen sehingga konsumen berada pada posisi yang seimbang dengan kedudukan pelaku usaha.

B. Sejarah Perkembangan Hukum Perlindungan Konsumen di

Indonesia Secara historis perlindungan konsumen diawali dengan adanya gerakan- gerakan konsumen pada diakhir abad ke-19 yaitu saat terbentuknya Liga Konsumen untuk pertama kalinya di New York pad atahun 1891. 13 Dalam perkembangan hukum perlindungan konsumen, telah diatur dalam resolusi PBB Nomor 39248 tahun 1985 . Dalam resolusi ini kepentingan konsumen yang harus dilindungi meliputi : Dalam perkembangannya gerakan konsumen terus bangkit, tidak hanya di negara maju saja tetapi juga menyebar sampai ke negara dunia ketiga. Organisasi-organisasi konsumen bersama Lembaga Swadaya Masyarakat LSM juga semakin diperhitungkan keadaannya. Mereka ikut dilibatkkan dalam perundingan- perundingan organisasi perdagangan dunia WTO. Kebijakan konsumen dan proteksi kesehatan konsumen saat ini sudah terintegrasi di banyak negara, termasuk negara dunia ketiga. 14 a. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanan. b. Promosi dan perlindungan kepentingan sosial ekonomi konsumen. 13 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, cet. 3, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal . 12 . 14 Yusuf Shofie, Percakapan Tentang Pendidikan Konsumen Dalam Kurikulum Fakultas Hukum Jakarta : YLKI, 1998, hal. 3. c. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan mereka dalam melakukan pilihan yang tepat sesuai dengan kehendak dan kebutuhan pribadi. d. Pendidikan konsumen. e. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif. f. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen. Sebelum lahirnya Undang-undang tentang perlindungan konsumen, terdapat beberapa aturan yang berhubungan dengan konsumen namun masih dalam pengertian konsumen secara luas, seperti Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang barang, Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok kesehatan, Undang-undang Nomor 11 tahun 1962 tentang hygiene untuk usaha bagi umum, Undang-undang Nomor 2 tahun 1966 tentang hygiene, dan lain-lain. Peraturan-peraturan tersebut secara tidak langsung memberi perlindungan kepada masyarakat termasuk pengertian konsumen tetapi belum mengatur secara khusus dinyatakan dalam fungsinya sebagai konsumen. 15 Masalah perlindungan konsumen baru mulai terdengar pada tahun 1970- an di Indonesia yang ditandai dengan lahirnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI pada Mei 1973. 16 15 Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman BPHN, Simposium Aspek-Aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen Jakarta : Binacipta, 1986, hal. 23 16 Widjaja dan Ahmad Yani, Op.Cit., hal. 15. Sejak saat itu suara untuk melindungi konsumen dan mewujudkan Undang-undang Perlindungan Konsumen makin gencar dilakukan, misalnya melalui pembahasan ilmiah atau non ilmiah, seminar- seminar serta penelitian mengenai perlindungan konsumen. Untuk mengingat sejarahnya, beberapa di antara kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 17 a. Seminar Pusat Studi Hukum Dagang, Fakultas Hukum Universitas Indonesia tentang Masalah Perlindungan Konsumen 15-16 Desembar 1975. b. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman RI, Penelitian tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia proyek tahun 1979-1980. c. BPHN – Departemen Kehakiman, Naskah Akademis Peraturan Perundang- undangan tentang Perlindungan Konsumen proyek tahun 1980-1981. d. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Perlindungan Konsumen Indonesia, suatu sumbangan pemikiran tentang rancangan Undang-undang Perlindungan Konsumen tahun 1981 e. Departemen Perdagangan RI bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Rancangan Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen tahun 1992. f. Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI, rancangan Undang-undang Perlindungan Konsumen tahun 1997. g. DPR – RI, Rancangan Undang-undang Usul Inisiatif DPR tentang Undang- undang Perlindungan Konsumen, Desember 1998. Selain pembahasan-pembahasan yang telah disebutkan di atas, juga terdapat berbagai seminar, ceramah-ceramah dan penyuluhan yang berkaitan dengan masalah perlindungan konsumen. Sayangnya usaha-usaha yang dilakukan YLKI kurang mendapat dukungan dari masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah di masa orde baru. Pemerintah orde baru lebih cenderung pada pemberdayaan 17 Az. Nasution, “Perlindungan Konsumen; Tinjauan Singkat UU No. 81999-LN 1999 . 42.”, cet. II Jakarta : Daya Widjaya, 1999 hal. 23. pelaku usaha dan mengabaikan pemberdayaan konsumen. Namun setelah pemerintahan berganti, usaha memperjuangkan hak konsumen mulai menampakkan hasil. Akhirnya, konsumen Indonesia boleh bangga karena mulai 20 April 2000 hak mereka mulai diakui secara legal seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No. 8 tahun 1999 mengenai Perlindungan Konsumen. Bagi aktivis gerakan konsumen, ini adalah sebuah babak baru dari perjuangan mereka setelah 25 tahun memperjuangkannya. 18 Dalam memberikan pengertian dan batasan hukum perlindungan konsumen, terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. Pengertian hukum konsumen menurut Az. Nasution adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk barang danatau jasa, antara penyedia dan penggunanya, dalam kehidupan bermasyarakat. Undang-undang Perlindungan Konsumen diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat bagi konsumen untuk menuntut hak-haknya.

C. Pengertian Dan Batasan Hukum Perlindungan Konsumen

Dokumen yang terkait

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang Di Kota Medan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Sy

13 124 164

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA DEPOT AIR MINUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PADANG.

0 0 1

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

1 4 136

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

0 1 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM ATAS PANGAN (DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN).

0 0 11

Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 20