Sistem Pembuktian Terbalik TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN

5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha; 6. Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.

G. Sistem Pembuktian Terbalik

Dengan lahirnya UUPK diharapkan dapat melindungi kedudukan konsumen yang lebih lemah bila dibandingkan dengan pelaku usaha, khususnya dalam menghadapi sengketa. Az. Nasution memberikan batasan atau pengertian tentang sengketa konsumen adalah setiap perselisihan antara konsumen dan penyedia produk konsumen barang danatau jasa konsumen dalam hubungan hukum satu sama lain, mengenai produk konsumen tertentu. 40 1. Sengketa konsumen timbul sebagai akibat dari atau dalam suatu hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen. Dari batasan-batasan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan sengketa konsumen. Adapun hala-hal tersebut antara lain adalah : 2. Sengketa atau perselisihan tersebut mengenai suatu barang danatau jasa. Sengketa konsumen timbul apabila terdapat subjek dan objek yang menjadi sengketa. Subjek dalam sengketa konsumen yaitu konsumen sebagai penggugat dan pelaku usaha sebagai tergugat. Sedangkan yang menjadi objek 40 Az. Nasution, Konsumen Dan Hukum, Cet . 1 Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1995, hal . 178. dalam sengketa konsumen adalah produk konsumen yang dihasilkan oleh pelaku usaha baik berupa barang danatau jasa. Tata cara penyelesaian sengketa konsumen dapat diajukan melalui dua cara, yaitu : 41 1. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dilaksanakan melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. 2. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan yang mengacu pada ketentuan peradilan umum. Dengan demikian, bila konsumen merasa dirugikan dan hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha, maka dapat mengajukan gugatan sengketa konsumen baik melalui BPSK maupun pengadilan umum. Selain itu, karena kedudukan konsumen yang lebih lemah dibandingkan dengan pelaku usaha, maka UUPK juga menerapkan sistem pembuktian terbalik dalam sidang pengadilan sengketa konsumen. Hal ini bertujuan untuk memberikan keringanan dan kemudahan bagi konsumen dalam mengajukan gugatan melalui pengadilan. Tentang pembuktian terbalik ini diatur dalam Pasal 22 jo 28 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999. Dengan sistem pembuktian terbalik ini maka gugatan yang diajukan oleh konsumen kepada pelaku usaha, kewajiban terhadap beban pembuktiannya ada pada pelaku usaha sebagai tergugat. Hal ini berbeda dengan sistem pembuktian yang diterapkan dalam pengadilan umum dimana beban pembuktian ada pada penggugat, yaitu berdasarkan Pasal 1865 Kitab Undang-undang Hukum Perdata KUHPerdata yang berbunyi : 41 Indonesia I, Op . Cit., Pasal 47 dan 48 . Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau, guna meneguhkan haknya sendiri maupun membantah hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut. 42 Dalam sengketa konsumen, gugatan dapat diajukan melalui BPSK atau badan peradilan umum di tempat kedudukan konsumen. Hal ini diatur dalam Pasal 23 Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Mengenai tempat gugatan yang diajukan di daerah kedudukan konsumen, bertujuan untuk memberikan kemudahan pada konsumen dalam mengajukan gugatan karena kedudukan konsumen yang lebih lemah dibandingkan dengan kedudukan pelaku usaha. 42 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek, diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, cet . 8, Jakarta : Pradnya Paramita, 1976, Pasal. 1865 . Gatot Efdi Saputra : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Usaha Air Minum Depot Amd Isi Ulang Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2007. USU Repository © 2009

BAB III USAHA AIR MINUM DEPOT AMD ISI ULANG

SEBAGAI SALAH SATU INDUSTRI AIR MINUM

A. Umum

Kebutuhan masyarakat akan air yang layak dan aman untuk diminum terus meningkat dari tahun ke tahun karena berlangsungnya pencemaran lingkungan yang menurunkan mutu air tanah dan air permukaan. Sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan air minum, industri air minum dalam kemasan AMDK terus berkembang disertai dengan berkembangnya pengusaha air minum lainnya yang tidak termasuk kategori AMDK. Salah satu kategori perusahaan air minum yang sedang marak bermunculan di masyarakat adalah air minum depot AMD isi ulang. Bila dilihat dari satu sisi, maraknya usaha AMD isi ulang berdampak positif karena menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air minumnya. Namun disisi lain, perkembangan yang terlalu cepat dan mungkin lepas kendali dapat berdampak negatif karena berisiko menurunnya kelayakan dan keamanan air minum yang dibutuhkan masyarakat. Air merupakan senyawa kimia H2O yang selalu harus ada dan sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di dunia ini untuk melangsungkan kehidupannya. Kalimat yang mengatakan “tidak ada kehidupan di dunia tanpa ada air” adalah sangat tepat karena air merupakan sumber kehidupan, baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia, terutama untuk memasak dan untuk minum. Pada umumnya manusia memahami bahwa air

Dokumen yang terkait

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang Di Kota Medan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Sy

13 124 164

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA DEPOT AIR MINUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PADANG.

0 0 1

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

1 4 136

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

0 1 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM ATAS PANGAN (DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN).

0 0 11

Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 20