Peranan Pemerintah Dalam Rangka Pengawasan Terhadap

Berdasarkan ketentuan pasal-pasal di atas maka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha AMD isi ulang dapat diajukan gugatan ke pengadilan negeri. Penyelesaian sengketa konsumen yang diajukan melalui badan peradilan umum ini tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang diatur dalam Pasal 48 jo 45 jo 64, dimana berlaku asas lex spesialis derogat lex generalis.

C. Peranan Pemerintah Dalam Rangka Pengawasan Terhadap

Munculnya Usaha AMD Isi Ulang Air minum yang dijual oleh pengusaha AMD isi ulang seharusnya ditujukan hanya untuk konsumen lokal. Maksudnya adalah produk AMD isi ulang yang diproduksi secara home industri tersebut, peredarannya terbatas hanya untuk dijual di daerah atau wilayahnya saja dan tidak dapat dipasarkan secara nasional. Hal ini merupakan salah satu yang membedakan antara produk AMD isi ulang dengan produk AMDK. Meskipun air minum dari Depot ini dapat memenuhi persyaratan mutu dan kualitas air minum sesuai dengan yang dipersyaratkan Keputusan Menteri Kesehatan, Kepmenkes Nomor 507MenkesSKVII2002, tetapi sarana ini tidak dapat memenuhi persyaratan proses sesuai dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 705MPPKep112003 yang antara lain mempersyaratkan adanya laboratorium untuk menguji AMDK secara rutin. Oleh karena itu, AMD isi ulang tidak boleh dikategorikan sebagai AMDK. AMD isi ulang hanya boleh sebatas menjual air minum, dan kalaupun menggunakan botol galon maka ini hanya merupakan wadah yang kemudian diantar ke konsumen untuk langsung dipasang di dispensernya. AMD isi ulang seharusnya dikonsumsi segera dan tidak untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Karena persyaratan teknis industrinya yang berbeda dengan AMDK, maka produknya tidak boleh dikemas tertutup, disegel, diberi label sebagai AMDK dan dijual secara terbuka karena hal ini merupakan pelanggaran hukum dari Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 705MPPKep112003. Mengingat penjualan air minum ini sifat peredarannya lokal, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan, Kepmenkes Nomor 507MenkesSKVII2002, maka pengawasan mutu air minum produksi AMD isi ulang hendaknya dilakukan oleh masing-masing Dinas Kesehatan yang ada di Kabupaten atau Kota. Untuk menjamin bahwa hanya AMD isi ulang yang memenuhi syarat yang dapat beroperasi di masing-masing Kabupaten atau Kota, maka seharusnya Pemerintah Kabupaten atau Kota, mengatur perizinan usaha AMD isi ulang dan memantaunya secara ketat sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan, Kepmenkes Nomor 507MenkesSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan tidak berwenang melakukan pengawasan karena wewenangnya ada pada Dinas Kesehatan setempat. Namun demikian permasalahan yang timbul yaitu, belum adanya Peraturan Daerah Perda yang mengatur tentang keberadaan air isi ulang sehingga Dinas Kesehatan belum dapat berbuat apa-apa. Belum adanya peraturan yang mengharuskan setiap pengusaha AMD isi ulang memeriksakan produknya secara periodik, mengakibatkan tidak terjaminnya produk AMD isi ulang tersebut. Peranan pemerintah dalam rangka pengawasan terhadap munculnya usaha AMD isi ulang yaitu dengan mengeluarkan beberapa peraturan seperti Keputusan Menteri Kesehatan Kepmenkes maupun Keputusan Menteri Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kepmendeperindag yang terkait dengan usaha AMD isi ulang . Namun hal tersebut belumlah cukup, pemerintah juga harus mengeluarkan Peraturan Daerah Perda tentang perizinan AMD isi ulang sehingga nantinya Dinas Kesehatan Kota akan mempunyai senjata untuk menangani kasus-kasus yang sering terjadi berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha AMD isi ulang. Mengingat konsumen harus dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan air minum dari AMD isi ulang, maka kesadaran konsumen untuk memperoleh air minum yang memenuhi syarat kesehatan harus selalu ditingkatkan. Dalam hal ini peranan pemerintah melalui Dinas Kesehatan dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat. Konsumen perlu diberitahu bagaimana memilih AMD isi ulang yang memenuhi syarat, misalnya membeli AMD isi ulang yang bersih, produknya memenuhi syarat seperti ditunjukkan oleh sertifikat analisis air yang mutakhir, instalasinya jauh dari tempat yang kotor dan kumuh, dan informasi penting lainnya yang harus diketahui oleh konsumen. Konsumen juga perlu diberitahu bahwa kontamisasi silang karena wadah yang kotor dapat saja terjadi. Dengan demikian wadah atau botol galon untuk air minum harus selalu bersih dan dibersihkan di Depot Air Minum dengan seksama dan dibilas dengan air minum pula. Gatot Efdi Saputra : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Usaha Air Minum Depot Amd Isi Ulang Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2007. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Untuk itu dari seluruh pemaparan tentang aspek hukum perlindungan konsumen dalam usaha air minum depot AMD isi ulang ditinjau dari Undang- Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsumen sebagai pihak yang umumnya berkedudukan lebih lemah bila dibandingkan dengan pelaku usaha, sering kali memiliki beberapa permasalahan. Munculnya usaha AMD isi ulang sebagai alternatif pilihan bagi konsumen dalam pemenuhan kebutuhan akan air minum telah menimbulkan beberapa permasalahan bagi konsumen. Permasalahan yang dihadapi konsumen antara lain mengenai kualitas dari AMD isi ulang, apakah aman dan layak untuk dikonsumsi, sering terjadinya kesalahpahaman misleading pada konsumen mengenai penggunaan istilah “isi ulang” dan juga pelaku usaha AMD isi ulang mengelabui konsumen dengan memberikan informasi yang tidak benar mengenai produk AMD isi ulang tersebut, seperti dalam hal pemakaian botol galon AMDK yang masih berlabel. 2. Aspek hukum perlindungan konsumen terhadap usaha AMD isi ulang ditinjau dari Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tentang Label dan Iklan Pangan dapat dilihat pada beberapa pasal yang mengatur tentang keberadaan pelaku usaha AMD isi ulang, antara lain tentang larangan

Dokumen yang terkait

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang Di Kota Medan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Sy

13 124 164

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

TANGGUNGJAWAB PELAKU USAHA DEPOT AIR MINUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PADANG.

0 0 1

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

1 4 136

Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Di Kota Semarang.

0 1 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM ATAS PANGAN (DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN).

0 0 11

Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air minum depot isi ulang ditinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 tentang Perlindungan Konsumen - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 20