Kondisi-kondisi Kesehatan yang Ditinjau dari Sudut Produktivitas

8. Latihan Kerja Latihan-latihan kerja selalu mengurangi jumlah kecelakaan, oleh karena pengalaman dan peningkatan keterampilan 9. Pengawasan yang kontiniu Pengawasan yang kontinu akan mempertahankan tingkat keselamatan dan usaha-usaha pemberentasan kecelakaan. 10. Insentive Insentive berupa hadiah akan meningkat usaha pencaharian. 11. Peringatan Peringatan juga sangat perlu bahkan sampai kepada pemberhentian pekerja- pekerja yang mengabaikan tindakan-tindakan atau aturan- aturan pencegahan kecelakaan. Dari hasil diatas jenis terlihat bahwa upaya-upaya pencegahan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, misalnya saja pembuat undang- undang, pejabat pemerintah, para ahli teknologi, ahli-ahli statistik, guru, dan tentu saja para pengusaha serta pekerja-pekerja itu sendiri.

3.2. Kondisi-kondisi Kesehatan yang Ditinjau dari Sudut Produktivitas

Tenaga Kerja Kondisi-kondisi kesehatan yang didak menguntungkan ditinjau dari sudut produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Penyakit Umum Penyakit yang paling banyak terdapat adalah penyakit akibat infeksi, endemik, dan parasit. Penyakit alat pernafasan seperti flu dan bronchitis merupakan bagian terbanyak yaitu 30 - 40 dari seluruh penyakit umum. Penyakit perut meliputi 15-200 dari seluruh penyakit umum. Penyakit TBC paru-paru masih tinggi, sekitar 3,5-8 dari tenaga kerja. 2. Penyakit Akibat Kerja Penyakit akibat kerja biasanya meliputi pneumoconiosisi, demartoses akibat kerja, keracunan bahan kimia, gangguan mental psikologi akibat kerja dan lain-lain. Penyakit-penyakit akibat kerja ini jumlahnya seolah- olah sedikit akrena tidak adanya laporn dan tidak dsibuatnya diagnosa ke arah penyakit tersebut. 3. Keadaan Gizi Tenaga Kerja yang Kurang Baik Adapunkeadaan gizi kurng baik disebabkan penyakit endemis dan parasitis, kurangnya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah, dan beban kerja yang terlalu besar. 4. Lingkungan Kerja yang Kurang Baik Keadaan suhu dan kelembaban serta gerak udara yang mengganggu kenikmatan kerja. Lingkungan kerja sering penuh dengan debu, uap, gas, dan lain-lain yang di satu pihak mengganggu produktivitas dan pihak lain mengganggu kesehatan Universitas Sumatera Utara 5. Penyerasian Manusia dan Mesin Perencanaan dan pemikiran tentang penyerasian manusia dan mesin serta perbaikan cara kerja dengan prinsip produktivitas yang optimum belum diketahui. Misalnya, ukuran-ukuran mesin atau peralatan kerja yang sangat berbeda dengan ukuran-ukuran pekerja. Hal ini disebabkan karena mesin dan peralatan tersebut masih diimport, dan pihak lain karena belum adanya kesadaran. Sehingga perlu adanya pengertian dari pengusaha, buruh dan pihak lain tentang perencanaan manusia mesin, suatu pengetahuan yang diterapkan di negara-negara maju dari hari ke hari secara terus menerus. 6. Kesejahteraan Tenaga Kerja yang Kurang Baik Kesejahteraan yang kurang baik disebabkan oleh gaji rendah, diperburuk lagi karena tidak adanya usaha keluarga berencana di perusahaan- perusahaan. Usaha keluarga berencana akan berhasil apabila diintegrasikan dengan kegiatan kesehatan perusahaan. 7. Pihak Pengusaha dan Pihak Buruh Baik pihak pengusaha dan pihak buruh, sering belum memahami tentang adanya hubungan antara kondisis kesehatan dengan tinggi rendahnya produktivitas. 8. Fasilitas Kesehatan yang Ada di Perusahaan Belum memenuhi Harapan Pendekatan usaha kesehatan biasanya terlalukuratif, masih sedikit yang melaksanakan upaya-upaya yang bersifat preventif. Kesulitan lain adalah terbatasnya kesempatan untuk mengembangkan lapangan kesehatan, Universitas Sumatera Utara karena dokter-dokter perusahaan sering merupakan dokter-dokter part time. Melihat ruang lingkup tingkat kegiatan yang terjadi dipabrik, dimana setiap tingkatan memerlukan higiene perusahaan dan kesehatan kerja, maka seorang pekerja harus berada dalam tingkatan keserasian yang sebaik-baiknya. Untuk itu perlu adanya keseimbangan yang menguntungkan dari faktor-faktor kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja, dimana hal ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Beban Kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud mungkin beban fisik, beban mental ataupun beban sosial. Seorang pekerja berat seperti pada bagian pabrikasi ataupun perawatan, memikul lebih banyak beban mental dan sosial. Sebaliknya seorang manajer mungkin tanggung jawabnya merupakan beban mental yang relatif jauh lebih besar. Sedangkan para petugas sosial, mereka lebih menghadapi beban sosial. Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja, yang dimaksud adalah beban optimum yang dapat dipikul seseorang. Untuk itu maka perlu penempatan seorang tenaga kerja yang tepat. 2. Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja Faktor ini merupakan faktor yang dapat mengakibatkan gangguan pada jasmani dan rohani dari tenaga kerja, yang dipengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara a. faktor Fisik yaitu semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan,warna, dan lain-lain yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia tersebut. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang baik. Kondisi lingkungan dikatakan baik apabila dalam kondisi tersebut manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman, dan selamat. Keadaan lingkungan yang tidak baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang akhirnya tidak dapat diperoleh rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif. b. Faktor Kimia Yaitu bahan-bahan kimia yang digunkan, diolah, dihasilkan atau diproduksi dalam perusahaan yang merupakan faktor-faktor yang menyebabkan penyakit karena berupa racun dalam industri, dimana Universitas Sumatera Utara 1. Faktor fisik bahan kimia seperti gas, uap, debu, kabut, fume, awan dan asap. 2. Sifat-sifat kimia dari bahan-bahan itu menyangkut: jenis penyewaan, besar molekul, konsentrasi, derajat larut dan jenis pelarut. 3. Jalan masuk bahan-bahan itu ke dalam tubuh manusia yang pada umumnya melalui 3 pintu yaitu: Pernafasan, pencernaan dan kulit. 4. Faktor-faktor pada tenaga kerja sendiri yaitu: usia, habituasi, daya menahan dan derajat kesehatan tubuh. c. Faktor Biologis Yaitu mahluk hidup yang mencakup virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, atau mungkin hewan atau tumbuhan yang berasal dari jenis atau tempat atau spesifikasi pekerjaan yang dilakukan yang menyebabkan penyakit terhadap pekerja-pekerja yang bekerja di tempat tersebut. d. Faktor Psikologis Yaitu semua faktor yang mencakup perasaan, pikiran, kehidupan sosial, kehendak, kemauan, cita-citadari pekerja yang menyebabkan pengaruh yang tidak sedikit terhadap keadaan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara e. Faktor Fisiologis Yaitu kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika melakukan pekerjaan yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja yang menimbulkan kelelahan fisik bahkan lambat laun menyebabkan perubahan fisik tubuh pekeerja, kesalahan tersebut mencakup kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melaksanakan pekerjaan, metode kerja yang tidak baik yang kesemuanya menyebabkan terjadinya kelelahan fisiologis. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Pada prinsipnya ada 5 macam mekanisme yang dilakukan tubuh yaitu: sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem otot, sistem syaraf dandan sisitem pernafasan. Kerja fisik yang kontinu berpengaruh terhadap mekanisme-mekanisme di atas baik secara sendiri-sendiri ataupun sekaligus kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa ini bisa bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivistas otot, atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menajdi lambat bekerja jika sudah lelah. Faktor-faktor tersebut dalam jumlah cukup dapat mengganggu daya kerja seorang tenaga kerja, hal ini dapat kita gambarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Penerangan yang kurang cukup intensitasnya adalah faktor yang menyebabkan kelelahan mata. 2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran, dan berakibat kelelahan faktor psikologis. 3. Gas-gas dan uap-uap diserap tubuh melalui pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh dengan akibat penurunan hari kerja. 4. Debu-debu yang dihirup ke paru-paru mengurangi penggunaan optimal alat pernafasan untuk mengambil zat asam dari udara. 5. Parasit-parasit yang masuk ketubuh akibat higiene di tempat kerja yang buruk menurunkan derajat kesehatan dan juga daya kerjanya. 6. Sikap badan yang salah mengurangi hasil kerja, menyebabkan timbulnya kelelahan atau kurang maksimal berfungsi alat-alat tertentu. 7. Hubungan kerja tidak sesuai adalah penyebab bekerja secara lamban atau setengah-setengah. Dalam ruang atau tempat kerja biasanya terdapat faktor-faktor yang menjadi sebab penyakit akibat kerja sebagai berikut: 1. Golongan Fisik, seperti : a. Suara yang bisa menyebabkan pekak atau tuli. Universitas Sumatera Utara b. Radiasi sinar-sinar radioaktif yang menyebabkan penyakit susunan darah, kelainan kulit. Radiasi sinar infra merah bisa mengakibatkan katarak terhadap lensa mata. c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan “Heat stroke”,”Heat cramps”, sedangkan suhu yang rendah menimbulkan “frostbite” d. Tekanan yang tinggi menyebabkan “Caisson disease” e. Penerangan lampu yang kurang baik menyebabkan penyakit indra penglihatan atau kesilauan yang memudahkan terjadinya kecelakaan. 2. Golongan Kimia a. Debu yang menyebabkan pneumonoconioses , diantaranya: silicosis, asbetosis dan lain-lain. b. Uap yang menyebabkan “metal fume fever”, “dermatisis” atau keracunan. c. Gas, misalnya keracunan oleh CO, H 2 S dan lain-lain. d. Larutan, misalnya menyebabkan dermatisis. 3. Golongan infeksi, misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau brucella pada pekerja –pekerja penyamak kulit. 4. Golongan fisiologis, yang menyebabkan oleh kesalahan-kesalahan kontruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melakukan pekerjaan dan lain-lain yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik, bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja. Universitas Sumatera Utara 5. Golongan mental-psikologis, hal ini terlihat misalnya pada hubungan kerja yang tidak baik, atau keadaan membosankan. 3. Kapasitas Kerja Kehendak, kemauan dan cita-cita seorang pekerja akan berpengaruh pada pekerjaanya. Dalam melakukan suatu pekerjaan, kemampuan seseorang berbeda dengan yang lainnya, tergantung pada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh. Semakin tinggi keterampilan kerja seseorang, semakin efisien penggunaan tenaga kerja, sehingga beban akan menjadi lebih ringan. Kesegaran jasmani dan rohani seseorang juga menjadi faktor bagi produktivitas kerja, dimana hal ini menjadi pencerminan kesehatan fisik dan mental juga menjadi gambaran keserasian seseorang dengan pekerjaannya. Jadi produktivitas kerja dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman serta ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. 3.2.1. Kondisi Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia. Manusia, sebagai mahluk yang paling sempurna, tidak luput dari kekurangan; dalam arti kata segala kemampuannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktortersebut bisa datang dari pribadinya intern atau mungkin dari pengaruh luarextern. Salah satu faktor yang datang dari luar dan akan dibahasdalam kesempatan ini ialah lingkungan kerja dimana manusia melaksanakan kegiatannya. Universitas Sumatera Utara Berikut ini akan diuraikan masing-masing faktor sehubungan dengan kemampuan manusia. 1. Temperatur Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal suatu system yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri input ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperature luar jika perubahan temperature luar tubuh ini tidak melebihi dari 20 untuk kondisi panas dan 35 untuk kondisi dingin, semuanya dari keadaan normal tubuh. 2. Kelembaban Yang dimaksud dengan kelembaban disini adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dengan persentase. Kelembaban ini berdasarkan kecepatan bergerak udara dan radiasi dari udara tersebut akan dipengaruhi keadaan tubuh pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. 3. Sirkulasi Udara Sebagaimana kita ketahui, udara sekitar kita mengandung 21O 2, 78N 2, 0,03CO 2, dan 0,97 gas lainnyacampuran. O 2 oksigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hiduo kita, yaitu Universitas Sumatera Utara untuk proses metabolisme. Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila kadar oksigen dala udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas-gas atau bau-bau yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kotornya udara sekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya peernafasan kita, dan ini tidak boleh dibiarkan berlangsung lama, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan. 4. Pencahayaan Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan bila mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram, mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan. 5. Kebisingan Kemajuan teknologi ternyata banyak menimbulkan masalah- masalah seperti diantaranya dikatakan sebagai polusi, dimana keadaan ini tidak terjadi dimasa lampau. Salah satu polusi yang sekarang menyibukkan para ahli untuk mengatasinya ialah kebisingan, yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh Universitas Sumatera Utara 6. Getaran Mekanis Sesuai dengan namanya, getaran mekanis dapat artikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis, sebagian besar dari getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Secara umum getaran mekanis ini dapat mengganggu tubuh dalam hal: - Mempengaruhi konsentrasi bekerja - Mempercepat datangnya kelelahan - Menyebabkan timbulanya penyakit, diantaranya seperti: mata, syaraf, peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang dan lain-lain. 7. Bau-bauan Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa msehingga dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan secara Universitas Sumatera Utara lebih jauh bau-bauan yang terjadi terus-menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman. 8. Warna Yang dimaksud disisni adalah warna tembok ruangan kerja, dimana warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga warna disekitar tempat kerja berpengaruh secara psikologis bagi para pekerja.

3.3. Identifikasi Sumber Bahaya , Penilaian dan Pengendalian Resiko

Dokumen yang terkait

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

28 233 147

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi Di PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk

20 163 185

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

IMPLEMENTASI JOB SAFETY ANALYSIS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT. TRI POLYTA INDONESIA, Tbk

0 4 68

PENERAPAN RISK MANAGEMENT DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA COAL CRUSHING PLANT (CCP) PT. MARUNDA GRAHAMINERAL LAUNG TUHUP SITE KALIMANTAN TENGAH

1 8 80

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJAAN PENGECORAN LOGAM DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Job Safety Analysis (Jsa) Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Logam Di Pt Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

2 5 20

KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJAAN PENGECORAN LOGAM DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Job Safety Analysis (Jsa) Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Logam Di Pt Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

0 4 16

PENDAHULUAN Job Safety Analysis (Jsa) Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Logam Di Pt Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

2 8 6