Karakteristik Responden DISKUSI HASIL
                                                                                Dalam  melakukan  uji  validitas  suatu  kuesioner  dilakukan  dengan  2  cara. Yang  pertama  dengan  melakukan  validitas  keseluruhan  kuesioner  dengan  cara
melihat nilai reliabilitas dan yang kedua dengan cara melakukan validasi perbutir kuesioner  dengan  menggunakan  metode  korelasi  product  moment  pearson  atau
melihat corrected item total correlation.
18
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa butir pertanyaan 1,2,3,4  memiliki nilai  r  hitung  0,  hal  ini  dikarenakan  saat  pengisian  kuesioner  semua  responden
menjawab  dengan  jawaban  yang  sa ma  “ya”  atau  “tidak”.  Seperti  pada  butir
pertanyaan  1- 4  semua  responden  menjawab  “ya”,  dikarenakan  pada  kuesioner
littlEARS  ini  disusun  berdasarkan  pola  tumbuh  kembang  anak  dari  0-24  bulan. Oleh  karena  itu,    berdasarkan  teori  anak  normal  pada  usia  19-24  bulan,  yang
dimana  anak  sudah  dapat  menunjuk  anggota  tubuh,  anak  sudah  mulai  mengikuti perintah  dan  permintaan  yang  mudah,  mendengarkan  cerita  sederhana,  lagu  dan
irama, dan menunjuk gambar sesuai dengan namanya. Dan perkembangan bicara pun berkembang pada usia ini, anak akan mampu mengucapkan 2 sampai 10 kata
pada  usia  10-15  bulan.  Kemampuan  ini  akan  bertambah  1  kata  tiap  minggu, sehingga  pada  usia    18  sampai  20  bulan  anak  mampu  mengucapkan  20  kata
tunggal atau 2 kata sekaligus.
11
Untuk  melakukan  validitas  perbutir  item  pertanyaan,  dapat  dilihat  dari nilai  Corrected  Item  Total  Correlation.  Butir  pertanyaan  akan  dikatakan  valid
apabila nilai r hitung lebih besar dengan r tabel, dengan nilai r tabel sebesar 0,404 Dari hasil output didapatkan pada tabel 4.3 bahwasanya butir item yang dikatakan
valid  hanya  2,  pertanyaan  butir  15  0,417  dan  butir  23  0,409.  Untuk  beberapa butir  pertanyaan  yang  tidak  valid  yang  memiliki  nilai  r  tabel  kurang  dari  0,404
maka  disarankan  untuk  diganti  bahasanya  supaya  dapat  lebih  dimengerti  oleh responden  agar  memudahkan  dalam  pengisian,  atau  selama  pengisian  kuesioner
didampingi  oleh  orang  yang  paham  dengan  pertanyaannya  baik  dari  dokter  atau pemberi kuesioner.
Uji  reliabilitas  dilakukan  untuk  mengetahui  tingkat  kestabilan  suatu  alat ukur. Pada uji reliabilitas berikatan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap
instrumen. Suatu instrumen memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi konsisten jika hasil dari penguji instrumen tersebut menunjukan hasil yang tetap atau sama.
Uji  reliabilitas  dilakukan  untuk  mengetahui  tingkat  kestabilan  suatu  alat  ukur instrumen.  Hasil  pengukuran  dapat  dipercaya  apabila  digunakan  beberapa  kali
pengukuran  terhadap  kelompok  subjek  yang  sama  diperoleh  hasil  yang  relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek tidak berubah.
18
Hasil  nilai  reliabilitas  dapat  dilihat  dari  nilai cronbach’s  alpha.  Pada
penelitian ini didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,310. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini reliabel, akan tetapi dengan nilai reliabilitas yang rendah. Pada penelitian ini didapatkan nilai reliabilitas yang
rendah,  hal  ini  disebabkan  karena  sampel  yang  diambil  tidak  homogen  atau sampel  yang  diambil  dari  2  tempat  yang  berbeda  yang  satu  dari  RS.Budi
Kemuliaan  dan  satu  lagi  dari  Posyandu.  Sehingga,  dengan  sampel  yang  tidak homogen  ini  bisa  berkaitan  dengan  latar  belakang  pendidikan  responden  yang
mengisi  kuesioner  ini  karena  responden  yang  memiliki  pendidikan  yang  tinggi dapat  mempengaruhi  terhadap  nilai  reliabilitas.  Selain  itu,  tidak  adanya  variasi
yang  signifikan  dalam  proses  tumbuh  kembang  anak  pada  usia  18-24  tahun  ini juga bisa menjadi penyebab rendahnya nilai reliabilitas pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini, kuesioner ini hanya dapat digunakan pada satu penelitian tunggal pada usia 19-24 bulan sehingga kuesioner ini  tidak bisa
dijadikan alat pre-screening kedepannya. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  melakukan  validasi  kuesioner  littlEARS
berbahasa  Indonesia.  Adapun  sumber  kuesioner  awal  adalah  berbahasa  Inggris. Metode  yang  digunakan  dengan  metode
“back-translation” yang dimana proses penerjemahan  kuesioner  awal  menjadi  kuesioner  berbahasa  Indonesia  melalui  3
tahap  yaitu,  Pertama,  menerjemahkan  kuesioner  awal  menjadi  kuesioner berbahasa  Indonesia  oleh  penerjemah.  Kedua,  menerjemahkan  ulang  dari  bahasa
Indonesia ke bahasa inggris. Ketiga, perbandingan antara kuesioner bahasa inggris awal  dengan  hasil  dari  terjemahan  tahap  kedua.  Apabila  terdapat  perbedaan
makna atau maksud maka perlu diberkan informasi tambahan dan diulangi langka kedua dan ketiga sampai tidak ditemukan perbedaan yang signifikan
14
Kuesioner littlEARS telah diterjemahkan  kedalam 21 bahasa, diantaranya bahasa Hibrani Israel, Arab, Polandia, dan lain-lain. Di negara Arab, Penelitian
ini juga telah dilakukan oleh, Dor M. Geal, dkk dengan cara melakukan validasi
kuesioner  littlEARS  kepada  anak  yang  memiliki  pendengaran  normal  dan  untuk melihat  progress  pendengaran  pada  kelompok  anak  yang  menggunakan  koklea
implant.  Responden  yang  mereka  dapatkan  sebanyak  70  orang  tua  dari  Hebrew IsraelYahudi dan 97 orang tua dari Arab dengan rentang usia anak 1-24 bulan,
sedangkan orang tua yang berbahasa arab didapatkan dari 4 daerah yang berbeda yang  memiliki  logat  bahasa  yang  berbeda.  Responden  yang  diminta  dari  teman
atau  orang  yang  berkunjung  ke  sekolah  perawat  tempat  penitipan  anak. Disamping  itu  mereka  telah  melakukan  evaluasi  untuk  menilai  keakuratan  pada
kuesioner  littlEARS  ini,  skor  kuesioner  littlEARS  ini  pun  telah  dibandingkan dengan Category of Auditory performance CAP dan Speech Intelligibility Rating
SIR dan keduanya digunakan secara rutin di klinik, selain itu telah dibandingkan dengan data  audiometri yang tersedia.  Ini  menunjukan bahwa hasil kuesioner ini
valid, karena terdapat korelasi yang tinggi antara skor kuesioner dengan hasil dari tes  audiologi.  Berdasarkan  hasil  study  yang  mereka  dapatkan  bahwa  didapatkan
kurva  transit  kuesioner  berbahasa  Hebrew  dan  Arab  itu  sama  dan  sesuai  dengan kuesioner  yang  telah  diterjemahkan  dengan  bahasa  yang  lain.  Pada  kelompok
anak  yang  menggunakan  koklea  implant  pola  perkembangannya  sedikit  berbeda dengan  anak  pendengaran  yang  normal,  yang  dimana  pada  awalnya  terdapat
peningkatan  perkembangan  dan  selanjutnya  meningkat  secara  perlahan.  Oleh karena itu kuesioner littlEARS pada kedua bahasa tersebut telah digunakan untuk
memantau  perkembangan  pada  anak  yang  menggunakan  koklea  implant,  serta dapat  juga  digunakan  untuk  menentukan  terapi  dan  rehabilitasi  yang  seharusnya
diberikan.
13
Di  negara  Cina,  Penelitian  serupa  dilakukan  oleh  Wang  L,  dkk,  yang bertujuan  untuk  mengadaptasi  kuesioner  littlEARS  kedalam  bahasa  Mandarin.
Metode  yang  mereka  gunakan  dengan  metode “back-translation”.  sedangkan
responden yang digunakan 157 orang tua yang berbahasa mandarin yang anaknya dengan  pendengaran  normal  dengan  usia  sampai  dengan  24  bulan.  Hasil  yang
didapatkan  yaitu  nilai  Cronbach  alpha  sebesar  0,945,  menunjukan  bahwa  alat
                                            
                