Kelebihan dan kekurangan Auditory Brainstem Response ABR:   ABR membutuhkan waktu yang lebih lama
  Membutuhkan  tenaga  terlatih  dalam  mengoprasikan  alat  maupun
mengiterpretasi hasil   ABR tidak dipengaruhi oleh debris diliang telinga luar dan tengah
  Bayi harus dalam keadaan tenang atau tidur.   Harganya Mahal
  Dapat mendeteksi adanya tuli konduktif dan tuli sensorineural   Sensitivitas ABR dilaporkan sebesar 100 dan spesifitas 97-98.
2.1.6  Kuesioner LittlEARS
Kuesioner  LittlEARS  merupakan  kuesioner  pendengaran  yang  didesain untuk  menilai  perkembangan  pendengaran  anak  yang  menggunakan  koklea
implant  atau  menggunakan  alat  bantu  dengar.    Kuesioner  ini  merupakan  bagian dari Evaluation of Auditory Responses to Speech EARS Family  yang terdiri dari
3  kuesioner  turunan  yaitu  LittlEARS  digunakan  untuk  anak  usia  dibawah  2  th; EARS  untuk anak diusia lebih dari 2th; TeenEARS  untuk remaja.
12
EARS family disusun oleh Medical Electronic MED-EL pada tahun 1995 dengan  tujuan  menyediakan  tes  untuk  menilai  persepsi  pendengaran  anak-anak
disemua  usia  bagi  audiologis,  ahli  terapi  wicara  dan  bahasa,  guru  dengan  murid tuna  rungu  dan  profesi  bidang  rehabilitasi.  Kuesioner  littlEARS  pada  awalnya
dibuat  dalam  bahasa  jerman  dan  telah  diterjemahkan  kedalam  berbagai  macam bahasa.
12
Kuesioner  LittlEARS terdiri dari 35 pertanyaan tipe “ya” atau “tidak”, yg
di  desain  untuk  menilai  proses  pendengaran  pada  anak  usia  0-24  bulan.  Setiap butir pertanyaan disertai contoh agar pertanyaan lebih akurat dan mudah dipahami
oleh  responden.  Tiap  responden  menjawab  ya  jika  responden  mengamati perilaku  anaknya  paling  sedikit  1  kali.  Dan  responden  akan  menjawab  tidak
jika responden sama sekali tidak pernah mengamati atau ragu dengan jawabanya. Untuk  menginterpretasikan  hasil  skor  total  dibandingkan  dengan  nilai  kritikal
minimum  dan  nilai  yg  diharapkan.  Skor  rata2  dari  tiap  bulan  usia  diperkirakan berdasarakan hasil yang didapatkan pada kelompok usia pada proses validasi.
13,14
2.2. Kerangka Konsep
Gambar 2.3. Kerangka konsep
Pendengaran pada anak merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh  orang  tua.  Ketika  seorang  anak  mengalami  gangguan  pendengaran  pada
masa bayi akan menyebabkan masalah pada tumbuh kembang anak tersebut, maka anak  tersebut  dapat  mengalami  gangguan  bicara,  berbahasa,  kognitif,  masalah
sosial,  dan  emosional.  Faktor  resiko  yang  dapat  menyebabkan  bayi  mengalami gangguan  pendengaran  bisa  berasal  dari  beberapa  aspek,  misalnya  dilihat  dari
aspek  anaknya  sendiri,  dilihat  dari  usia  anak  tersebut  dan  apakah  ada  pola  asuh yang kurang dari orang tuanya sendri, dan kita juga bisa melihat dari aspek orang
tua,  misalnya  pekerjaan  orang  tua,  tingkat  pendidikan  orang  tua  dan  tingkat seberapa kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang sang anak.
Di  Indonesia deteksi pendengaran secara dini untuk  bayi dapat  dilakukan dengan  OAE  atau  ABR,  akan  tetapi  pemeriksaan  ini  hanya  dapat  diperiksa  bagi
bayi yang memiliki faktor resiko atau bayi yang masuk NICU. Pemeriksaan atau deteksi pendengaran ini masih banyak memiliki kekurangan, misalnya terdapatnya