Validitas dan Reliabilitas HASIL PENELITIAN
lebih pada usia 2 tahun. Pada usia ini anak sudah mulai belajar makan sendiri, menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar dan
dia juga sudah mulai memperhatikan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka.
11
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik dan bagaimana menjaga kesehatan. Selain itu orang tua dengan
pendidikan yang baik dapat membantu proses validasi kuesioner ini. Pada penelitian ini didapatkan pendidikan terakhir orang tua anak
bervariasi dari bermacam-macam tingkat pendidikan dari SD sampai S2 dengan rincian sebagai berikut SD-SMP 3 responden, SMA 9 orang, D3 5 orang, S1-
S2 9 orang. Sejauh peneletian ini tidak terdapat keluhan orang tua dalam pengisian kuesioner ini dikarenakan setiap butir-butir pertanyaan disertai oleh
contoh maksud dari butir pertanyaan tersebut .
Pada penelitian ini, didapatkan responden yang bersedia mengisi kuesioner lebih banyak dari kalangan yang pendidikan akhirnya SMA dan S1-S2, hal ini
dikarenakan tingkat pemahaman dan kesadaran orang tua dalam memperhatikan proses tumbuh kembang anak.
Tingkat pendidikan orang tua yang rendah merupakan resiko keterlambatan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan
kemampuan dalam memberikan stimulus kurang dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan seorang ibu sangat
mempengaruhi pola asuh terhadap anaknya, perilaku hidup sehat, pendidikannya dan sebagainya.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya di Thailand, anak yang diasuh oleh orang tua yang berpendidikan rendah memiliki resiko tiga kali
mengalami keterlambatan
perkembangan dibandingkan
orangtua yang
berpendidikan tinggi.
16
Berdasarkan laporan penelitian Fakultas Pertanian IPB tahun 1994 bahwa faktor sumber daya dalam keluarga berupa pendidikan terbukti berpengaruh besar
terhadap perbaikan keadaan gizi. Waktu interaksi ibu dan anak serta dukungan emosional ibu juga berpengaruh terhadap gizi anak. Anak dari kelompok keluarga
berpendidikan lebih tinggi memiliki skor IQ yang lebih tinggi pula. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap IQ dari anaknya.
10
Berdasarkan Jenis kelamin, didapatkan pada penelitian kali ini sebanyak, laki-laki 13 anak dan perempuan 13 anak . Jenis kelamin didalam tumbuh
kembang ini dapat dilihat dari umur anak, dimana anak perempuan pacu tumbuhnya lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki, tetapi pertumbuhan
anak perempuan akan lebih cepat berhenti. Jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan pada masa pertumbuhan balita dapat dibedakan berdasarkan umur.
Lamanya durasi berinteraksi sama anak sangat penting karena akan berpengaruh terhadap sejauh mana orang tua mengetahui perkembangan anaknya,
dan hal ini juga nantinya akan berpengaruh terhadap proses pengisian kuesioner littlEARS, oleh karena itu dalam pengisian kuesioner ini dibutuhkan orang yang
selalu berinteraksi bersama sang anak. Pada penelitian ini didapatkan durasi interaksi orang tua dengan anaknya
sebanyak 20 orang tua yang menemani anaknya diatas 8 jam dan 6 orang tua yang menemani anaknya dibawah 8 jam.
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka terhadap orang tuanya, sehingga
komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Adapula
interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama orang tua terhadap anak, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap
kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi.
17