Marice Simarmata : Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan..., 2008 USU Repository © 2008
4.8. Analisis Bivariat
Analisis univariat dilanjutkan dengan analisis bivariat untuk melihat hubungan pola konsumsi makan, ketersediaan pangan, pengetahuan gizi dan status
kesehatan responden dengan kejadian KEK di Kabupaten Simalungun seperti pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Distribusi Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan dan Status Kesehatan Responden yang berhubungan dengan KEK di
Kabupaten Simalungun Tahun 2008
Kelompok Kasus
Kelompok Kontrol
No
Variabel Independen
n n
Sig OR CI 95
1
Pola Konsumsi Jumlah Energi
a. Tidak Baik
b.Baik 37
33 26,4
23,6 20
50 14,3
35,7 0,037
2,230 1,108-4,487
2. Pola Konsumsi
Jumlah Protein a.
Tidak Baik b.Baik
36 34
25,7 24,3
12 58
8,6 41,4
0,000 4,565
2,096-9,943 3.
Ketersediaan Pangan
a.Rawan Pangan
b.Terjamin 62
8 44,3
5,7 22
48 15,5
34,3 0,000
16,364 6,69-39,999
4 Pengetahuan
Gizi a.
Tidak Baik b.
Baik 65
5 46,4
3,6 54
16 25,7
24,3 0,009
3,852 1,325-11,197
5 Status
Kesehatan a.
Tidak Baik b.
Baik 44
26 31,4
18,6 56
14 80,0
20,0 0,040
2,364 1,105-5,056
Berdasarkan Tabel 4.17. terlihat hubungan pola konsumsi menurut jumlah energi yang dikonsumsi dengan kejadian KEK. Jumlah energi yang dikonsumsi
kategori baik pada responden kelompok kasus 33 23,6, kontrol 50 35,7
Marice Simarmata : Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan..., 2008 USU Repository © 2008
sedangkan jumlah energi yang dikonsumsi kategori tidak baik, kasus 37 26,4. kontrol 20 14,3.
Hubungan pola konsumsi dengan kejadian KEK menurut jumlah energi yang dikonsumsi responden diperoleh nilai sig = 0,037. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara jumlah energi yang dikonsumsi dengan kejadian KEK sig0,05. Nilai OR 2,230 artinya responden yang mengkonsumsi energi
kategori kurang, memiliki peluang 2,230 kali menderita KEK dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi energi kategori baik.
Pola konsumsi menurut jumlah protein yang dikonsumsi kategori baik, kasus 34 24,3, kontrol 58 41,4 sedangkan jumlah protein yang dikonsumsi kategori
tidak baik, kasus 36 25,7, kontrol 12 8,6. Hubungan pola konsumsi dengan kejadian KEK yaitu jumlah protein yang
dikonsumsi responden diperoleh nilai sig = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah protein yang dikonsumsi dengan kejadian
KEK sig 0,05. Nilai OR 4,565 artinya responden yang mengkonsumsi protein kategori tidak baik kurang, memiliki peluang 4,565 kali menderita KEK
dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi jumlah protein yang baik. Hubungan ketersediaan pangan dengan KEK dapat dilihat bahwa responden
kelompok kasus yang mempunyai ketersediaan pangan terjamin sebanyak 8 5,7 dan kontrol 48 34,3 sedangkan kasus yang mempunyai ketersediaan pangan tidak
terjamin sebanyak 62 44,3 dan responden kelompok kontrol 22 15,7.
Marice Simarmata : Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan..., 2008 USU Repository © 2008
Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa nilai sig=0,000 p0,05 Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan pangan
dengan kejadian KEK sig 0,05. Nilai OR 16,364 artinya responden yang memiliki ketersediaan pangan dengan kategori rawan memiliki peluang 16,364 kali menderita
KEK dibandingkan responden dengan ketersediaan pangan yang terjamin. Hubungan pengetahuan gizi dengan KEK dapat dilihat bahwa responden
kelompok kasus yang mempunyai pengetahuan gizi kategori baik adalah 5 3,6 dan kontrol 16 24,3 sedangkan kasus yang mempunyai pengetahuan gizi kategori
tidak baik adalah 65 46,4 dan kontrol 54 25,7 . Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa nilai sig=0,009 sig0,05 Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan kejadian KEK sig0,05. Nilai OR 3,852 artinya responden yang memiliki
pengetahuan kategori kurang, memiliki peluang 3,852 kali menderita KEK dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kategori baik
Hubungan penyakit infeksi dengan KEK adalah responden kelompok kasus yang pernah menderita penyakit infeksi dalam tiga bulan terakhir status kesehatan
yang tidak baik adalah 44 31,4 dan kontrol 56 35,7 sedangkan responden kelompok kasus tidak pernah mengalami penyakit infeksi status kesehatan baik
adalah 26 dari 70 18,6 dan kontrol 14 35,7. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa nilai sig=0,040 sig0,05 Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi dengan kejadian KEK sig 0,05. Nilai OR 2,364 artinya responden yang pernah mengalami
Marice Simarmata : Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan..., 2008 USU Repository © 2008
infeksi dalam tiga bulan terakhir, memiliki peluang 2,364 kali menderita KEK dibandingkan dengan responden yang tidak pernah menderita infeksi dalam tiga
bulan terakhir.
4.9. Analisis Multivariat