Reaktivitas silang Pengukuran reaktivitas silang Reaktivitas alergen inhalan dan makanan

2. Tipe 2 Reaksi sitotoksik • Terjadi apabila antibodi terikat dengan antigen sendiri atau antigen asing. • Kemudian menghasilkan fagositosis aktivitas sel killer atau complement-lysis mediated. • Contoh klinis : anemia hemolitik, sindrom good pasture, reaksi transfusi. 3. Tipe 3 Reaksi kompleks imun • Melibatkan kompleks antigen-antibodi dengan kerusakan jaringan yang terlibat. • Molekul antibodi terutama IgG terikat pada antigen sirkulasi menghasilkan kompleks makromolekul yang dapat berpresipitasi dalam kapiler, mengikat dan mengaktivasi komplemen untuk menyebabkan peradangan jaringan. 4. Tipe 4 Reaksi hipersensitivitas tipe lambat • Respon antara 24-28 jam sesudah kontak. • Diduga dalam perkembangan kondisi dari alergi kronik. • Reseptor sel T bereaksi dengan antigen spesifik yang sifatnya serupa dengan sel B. • Kemudian IgE menghasilkan sel B pada tipe 1, dimana sensitisasi sebelumnya diperlukan untuk mencetuskan kondisi utama dari permukaan sel T. • Sebagai dasar dari tes tuberkulin Trevino, Gordon, Veling, 2002.

2.6.2 Reaktivitas silang

antigen Alergen-alergen yang bereaksi silang merupakan substansi antigenik yang berbeda yang dapat bekerja seakan-akan substansi yang sama dengan substansi lain yang dapat membangkitkan respon alergi. Reaksi silang terjadi saat terbentuknya antibodi terhadap suatu antigen, di mana antibodi tersebut berespon terhadap 1 atau lebih antigen lain. Bagian dari antigen yang dikenali antibodi sehingga dapat membangkitkan respon alergen disebut epitop Krouse, 2002.

2.6.3 Pengukuran reaktivitas silang

Sebelum perkembangan pemeriksaan imunoglobulin E IgE, semua studi mengenai reaksi silang dilakukan dengan menggunakan hubungan klinis. Reaktivitas silang ditemukan pada abad 20 ketika para ahli alergi mengenali bahwa pengobatan Patar L.H. Lumbanraja : Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi Di Departemen THT-KL FK USU RSUP…, 2007 USU e-Repository © 2008 dengan satu antigen spesifik mampu mendesensitisasi pasien terhadap antigen lain juga. Observasi ini secara khusus ditujukan di antara rumput-rumput karena pasien yang positif tehadap satu rumput biasanya positif terhadap semua rumput yang diujikan. Juga pengobatan dengan menggunakan satu rumput, biasanya sama efektif dengan menggunakan beberapa rumput sebagai pengobatan dan kecil kemungkinan untuk menyebabkan reaksi yang berat Krouse, 2002. Saat ini, studi reaktivitas silang paling umum dilakukan dengan menggunakan teknik yang dikenal penghambat radioallergosorbent test RAST. Dalam percobaan invitro, antigen kedua yang bervariasi dalam hal konsentrasi, ditempatkan dalam seri tabung-tabung pemeriksaan yang mengandung sejumlah antigen acuan yang identik. Ketika jumlah yang meningkat dari antigen kedua ditambahkan, tingkat dimana ikatan terhadap antigen acuan yang spesifik terhadap IgE yang dihambat dan diukur. Semakin besar reaktivitas antara dua zat, semakin antigen acuan yang dipindahkan Krouse, 2002.

2.6.4 Reaktivitas alergen inhalan dan makanan

Reaktivitas silang antara alergen inhalan dan makanan telah diamati selama beberapa tahun. Reaktivitas silang ini sering disebut concomitant food sensitivity. Hal ini terlihat jelas seperti pada serbuk tepung gandum dan serbuk sari gandum. Beberapa hubungan zat-zat inhalan yang berasal dari bahan makanan, bagaimanapun tidak begitu jelas. Empat reaksi silang zat-zat inhalasi yang berasal dari bahan makan telah dipelajari dan telah didokumentasikan. Salah satu interaksinya adalah sindroma alergi oral yang diamati antara serbuk sari birch dengan buah-buahan dan kacang-kacangan. Birch dikenal bereaksi silang dengan hazelnuts, kentang, apel, wortel, dan seledri. 1. Lebih dari 90 dengan alergi terhadap birch yang terbukti secara invitro juga positif terhadap apel. 2. Pada reaksi silang ini, serbuk sari birch yang mengandung epitop buah dimana buah tidak memiliki epitop birch. 3. Sebuah reaksi silang yang sama diketahui di antara serbuk sari rumput timothy dan apel, wortel dan seledri. Serbuk sari mugwort diketahui bereaksi silang sebagian dengan seledri,coriander dan teh bunga chamomile. Patar L.H. Lumbanraja : Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi Di Departemen THT-KL FK USU RSUP…, 2007 USU e-Repository © 2008 4. Reaksi silang yang penting di antara epitop alergen pada rumput liar dan pada cantaloupe, semangka dan pisang. Beberapa reaksi silang dari zat-zat inhalan yang berasal dari bahan makanan yang lain telah dicurigai dari observasi klinis, tetapi belum dikonfirmasikan dengan studi laboratorium.Krouse, 2002.

2.6.5 Klasifikasi rinitis