Gejala Fase sensitisasi Kekerapan

a. Iklim Udara lembab, perubahan suhu, angin. Iklim ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap penyebaran debu rumah dan tepung sari bunga, disamping memberi suasana yang baik untuk tumbuhnya berbagai macam jamur. b. Hormonal Wanita yang mempunyai bakat alergi dapat kambuh gejala alerginya kalau sedang hamil karena minum pil KB atau menderita Hipertiroid. c. Psikis Meningkatnya emosi dan ketegangan jiwa pada orang yang berbakat alergi memudahkan kambuhnya manifestasi alergi. d. Infeksi Infeksi memudahkan kambuhnya alergi demikian juga sebaliknya. e. Iritasi Rangsangan dapat pula menyebabkan kambuhnya alergi misalnya : asap rokok, bahan-bahan polusi. f. Genetik Tak diragukan lagi besarnya faktor genetik terhadap penyakit alergi, karena banyak penderita berasal dari keluarga yang juga menderita penyakit alergi. Risiko untuk menderita penyakit alergi adalah sebayak 30 bila satu orang tua yang atopi dan lebih dari 30 bila kedua orang tua atopi. Demikian pula ibu yang atopi berperan lebih besar secara bermakna daripada ayah yang atopi Harmadji, 1993; Rusmono, 1993.

2.7.2 Gejala

Rinitis alergi ditandai dengan trias gejala yaitu beringus, bersin-bersin, dan hidung tersumbat disertai gejala tambahan berupa gatal atau rasa perih pada hidung. Gatal pada mata, urtikaria, rasa sumbatan pada telinga, gatal pada palatum, gatal pada tenggorok serta asma dapat menyertainya apabila reaksi alergi terjadi juga pada organ- Patar L.H. Lumbanraja : Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi Di Departemen THT-KL FK USU RSUP…, 2007 USU e-Repository © 2008 organ lain. Gejala-gejala tersebut dapat sembuh spontan atau membaik oleh obat Sumarman, 2001; Chanda et al, 2002. Gambaran klinis pada rinitis alergi disebabkan oleh terpaparnya mukosa hidung setelah terhirup zat alergen dimana individu tersebut telah tersensitisasi. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa bersin-bersin, iritasi hidung, hidung beringus dan hidung tersumbat. Intensitas dari gejala rinitis alergi ini tergantung oleh kombinasi pejamu dan antigen faktor seperti derajat sensitisasi individu dan alergen Katalaris, 1997. 2.8 Patofisiologi Dalam patogenesis penyakit alergi termasuk rinitis alergi, dapat dibedakan ke dalam fase sensitisasi dan elisistasi yang dapat dibedakan atas tahap aktifasi dan tahap efektor Suprihati, 2006.

2.8.1 Fase sensitisasi

Semua mukosa hidung manusia terpapar oleh berbagai partikel seperti tepung sari, debu, serpih kulit binatang dan protein lain yang terhirup bersama inhalasi udara napas. Alergen antigen yang terdeposit pada mukosa hidung tersebut kemudian diproses oleh makrofag sel dendrit yang berfungsi sebagai fagosit dan sel penyaji antigen APC menjadi peptida pendek yang terdiri dari atas 7-14 asam amino yang berikatan dengan tempat pengenalan antigen dari komplek MHC klas II. Sel APC ini akan mengalami migrasi ke adenoid, tonsil atau limfonodi. Pada penderita atopik, reseptor sel T TCR pada limposit Tho bersama molekul CD4 dapat mengenali peptida yang disajikan oleh sel penyaji antigen tersebut. Kontak simultan yang terjadi antara reseftor sel T TCR bersama molekul CD4 dengan MHC klas II , CD28 dan B7 serta molekul asesori pada sel T dengan ligand pada sel penyaji antigen memicu terjadinya rangkaian aktifitas pada membran sel, sitoplasma maupun nukleus sel T yang hasil akhirnya berupa produksi sitokin Suprihati, 2006 . Paparan alergen dosis rendah yang terus-menerus pada seorang penderita yang mempunyai bakat alergi atopik dan presentasi alergen oleh sel-sel penyaji antigen APC kepada sel B disertai adanya pengaruh sitokin IL-4 memacu sel B untuk memproduksi IgE yang terus bertambah jumlahnya. IgE yang diproduksi berada bebas Patar L.H. Lumbanraja : Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi Di Departemen THT-KL FK USU RSUP…, 2007 USU e-Repository © 2008 dalam sirkulasi dan sebagian diantaranya berikatan dengan reseptornya FCE-RI dengan afinitas tinggi dipermukaan sel basofil dan sel mast. Sel mast kemudian masuk ke venula postkapiler di mukosa yang kemudian keluar dari sirkulasi dan berada dalam jaringan termasuk di mukosa dan sub-mukosa hidung. Dalam keadaan ini maka seseorang dikatakan dalam keadaan sensitif atau sudah tersensitisasi. Dalam fase ini seseorang dapat belum mempunyai gejala rinitis alergi atau penyakit yang lain, tetapi jika dilakukan tes kulit dapat memberikan hasil yang positif. Patar L.H. Lumbanraja : Distribusi Alergen Pada Penderita Rinitis Alergi Di Departemen THT-KL FK USU RSUP…, 2007 USU e-Repository © 2008

2.8.2. Patogenesis rinitis alergi