68
setiap tahunnya diketahui bahwa 2 orang responden 2,8 menjawab sangat tidak setuju, sedangkan 3 orang responden 4,2 menjawab tidak setuju, 21
orang responden 29,2 menjawab kurang setuju, 40 orang responden 55,6 menjawab setuju dan selebihnya 6 orang responden 8,3 menjawab
sangat setuju.
4.7 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan regresi linier berganda, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni A Uji Normalitas, B Uji Heteroskedastisitas,
dan C Uji Multikolinieritas.
A. Uji Normalitas
1.
Pendekatan Histogram
Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel dependen dan independen terdistribusi normal atau tidak.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16 2013
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram
Universitas Sumatera Utara
69
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa variabel terdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak miring ke kiri atau ke kanan, ini berarti
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh keselamatan kerja X
1
, kesehatan kerja X
2
, terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan Y.
2.
Pendekatan Grafik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada Normal
P-P Plot of Regression Standarizied Residual . Apakah titik menyebar di sekitra
garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16 2013
Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Pendekatan Grafik
Universitas Sumatera Utara
70
3.
Pendekatan Kolmogorv-Smirnov
Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov
. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 0,05 maka nilai Asymp.Sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual
terdistribusi normal.
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 2.07762109
Most Extreme Differences Absolute
.084 Positive
.084 Negative
-.055 Kolmogorov-Smirnov Z
.709 Asymp. Sig. 2-tailed
.695 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16 2013
Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,695 dan di atas nilai signifikan 0,05, dengan kata lain variabel residual terdistribusi
normal.
B. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanperbedaan varians dari residual pengamatan yang
lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki
varian yang konstan. Model yang paling baik adalah tidak terjadi
Universitas Sumatera Utara
71
heteroskedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar pada grafik scatterplot. Cara pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16 2013
Gambar 4.3 Grafik
scatterplot
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik scatterplot tidak membentuk suatu pola atau acak, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui keselamatan kerja X
1
, kesehatan kerja X
2
, terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan Y.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Cara pengambilan keputusan:
Universitas Sumatera Utara
72
a. Jika probabilitas
≥ 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
b. Jika probabilitas 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2.187
.870 2.514
.014 Keselamatan_kerja
.076 .068
.234 1.120
.266 Kesehatan_kerja
-.085 .057
-.313 -1.498
.139 a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16 2013 Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi
untuk variabel independen adalah 0,266; 0,139atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hal ini menunjukkan
semua variabel independen keselamatan kerja X
1
, kesehatan kerja X
2
, terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Waskita Karya Medan Y berpengaruh signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absut.
C. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas artinya terdapat korelasi linear sempurna atau pasti diantara dua atau lebih variabel independen, artinya multikolinearitas
menyebabkan standar deviasi masing-masing koefisien regresi akan sangat besar sehingga membuat bias tingkat signifikan pengaruh variabel dependen. Hal ini
menyebabkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan untuk menguji
Universitas Sumatera Utara
73
ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas VIF adalah 5, artinya jika VIF lebih besar dari 5,
maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas yang lainnya disimpulkan terjadinya multikolinearitas.
Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 1.790
1.413 1.267
.209 Keselamatan_kerja
.167 .111
.162 1.505
.137 .322
3.107 Kesehatan_kerja
.618 .092
.722 6.696
.000 .322
3.107 a. Dependent Variable: Kinerja_karyawan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS versi 16 2013 Pada Tabel 4.8 variabel komunikasi dan motivasi memiliki nilai VIF
3,107; 3,107 5 dan tidak 5 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinearitas.
4.8 Analisis Regresi Linier Berganda