33
yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
2.1.8. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah proses mengevalusi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperankat standar, dan
kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan Mathis dan Jackson, 2006. Penilaian kinerja dapat menjawab pertanyaan mengenai apakah
pemberi kerja telah bertindak adil atau bagaimana pemberi kerja mengetahui bahwa kinerja karyawan tersebut tidak memenuhi standar.
Menurut Sofyandi, 2008, penilaian kinerja adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penilaian kinerja dinilai
kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja membuat karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja
apabila dibandingkan dengan standar organisasi. Oleh karena itu, penilaian kinerja itu sangat penting dalam suatu
organisasi. Karena penilaian kinerja merupakan sebagai suatu evaluasi dari hasil kerja karyawan apakah sudah sesuai dengan standar kerja perusahaan tersebut.
Dengan adanya penilaian kinerja, perusahaan dapat mengukur kelemahan atau kekurangan karyawan dan meningkatkan kemampuan karyawan dengan program
pengembangan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
34
2.1.9. Evaluasi Penilaian Kinerja
Menurut Rachmawati, 2008, evalusi penilaian kinerja adalah proses pemberian umpan balik kepada karyawan yang sedang dinilai dalam upaya
memberi masukan tentang aspek-aspek yang harus diperbaiki. Beberapa pendekatan yang dapat ditempuh adalah :
a. Evaluation interview, adalah memberikan umpan balik tentang unjuk
kerja masa lalu dan potensi masa depan. Ini dilakukan dengan menggambarkan hasil penilaian sebelumnya dan mengidentifikasi
perilaku-perilaku tertentu yang harus diulangi dan dihilangkan. b.
Tell and sell approach, menggambarkan keadaan unjuk kerja karyawan dan menyakinkan pegawai untuk berperilaku labih baik.
c. Tell and listen method, memberikan kesempatan kepada pegawai
untuk memberikan alasan, mempertahankan apa yang sudah dilakukan, danmencoba mengatasi reaksi ini dengan membimbing karyawan
untuk berperilaku lebih baik. d.
Problem solving approach, mengidentifikasi berbagai problem yang dihadapi dalam pekerjaannya melalui pelatihan, coaching, dan
counseling. Terlepas dari pendekatan apa yang digunakan, beberapa pedoman yang
dapat digunakan dalam evaluasi adalah : 1.
Menekankan aspek-aspek positif dari unjuk kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
35
2. Menyatakan kepada karyawan bahwa proses evaluasi adalah untuk
memperbaiki unjuk kerja dan bukan sebagai hukuman. 3.
Melakukan evaluasi secara pribadi. 4.
Melakukan penilaian secara formal, paling tidak sekali setahun dan lebih sering bagi karyawan yang memiliki unjuk kerja yang buruk.
5. Memberikan masukan secara spesifik, tidak secara umum.
6. Menekankan masukan tentang untuk kerja, bukan ciri-ciri pribadi.
7. Tetap tenang dan tidak memberikan pendapat tentang orang yang
dievaluasi. 8.
Mengidentifikasi tindakan yang dapat diambil oleh karyawan untuk memperbaiki kinerja.
9. Menunjukkan kemauan untuk membantu karyawan dalam usahanya
memperbaiki kinerja 10.
Mengakhiri proses evaluasi dengan menekankan aspek positif dari kerja karyawan.
2.2 Penelitian Terdahulu