Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk- bentuk pertentangan atau konflik seperti persaingan, kontraversi, konflik. Persaingan
adalah suatu perjuangan yang di lakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik dari pihak lawannya. Kontraversi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud
kontraversi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang di tunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap
unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. Konflik adalah
proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan
adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
3. Konsep Kesepian
3.1. Pengertian Kesepian
Kesepian menurut de Jong Gierveld 1987 sebagai suatu situasi dimana jumlah atau kuantitas dari hubungan yang ada lebih kurang daripada hubungan yang
diinginkan, ataupun suatu situasi dimana keintiman yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada Gierveld, 2004. Kesepian merupakan kondisi yang
tidak menyenangkan, dan berdasarkan pengalaman berhubungan dengan tidak
Universitas Sumatera Utara
mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan yang akrab atau intimasi Sullivan dalam Perlman Peplau, 1989. Sermat dalam Peplau Perlman, 1989
berpendapat bahwa kesepian merupakan hasil dari interpretasi dan evaluasi individu terhadap hubungan sosial yang dianggap tidak memuaskan. Kaasaa 1998
mendefinisikan kesepian sebagai perasaan subjektif dan negatif yang berhubungan dengan pengalaman seseorang akibat dari berkurangnya hubungan sosial yang
dimilikinya. Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah
suatu perasaan yang tidak menyenangkan karena adanya hubungan sosial yang tidak memuaskan dan tidak seperti yang diharapkan dengan hubungan sosial pada
kenyataanya akibat dari berkurangnya hubungan sosial yang dimiliki oleh seseorang.
3.2. Karakteristik kesepian
Burns 2000 mengelompokkan karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh individu kesepian diantaranya rendah diri, perfeksionisme romantic, perfeksionisme
emosional, rasa malu dan kecemasan sosial, rasa tidak mempunyai harapan, rasa terasing dan terkucil, peka terhadap penolakan, takut sendirian, putus asa, takut
membuka diri, tidak tegas, depresi. Rendah diri yang dimaksud adalah individu yang kesepian sering kali
membandingkan diri dengan orang-orang lain. Perfeksionisme romantic yaitu orang yang kesepian memiliki harapan-harapan yang tidak realistis tentang dirinya sendiri
dan orang-orang dekat yang ada di sekelilingnya, individu tersebut berharap dapat
Universitas Sumatera Utara
selalu dekat dengan orang yang spesial. Perfeksionisme emosional yaitu orang yang kesepian memiliki pemikiran bahwa dalam berhubungan dengan orang lain
seharusnya selalu didasari oleh adanya perasaaan-perasaan yang positif, tidak pernah bertengkar, marah, atau acuh tak acuh. Rasa malu dan kecemasan sosial yang
dimaksud adalah orang yang kesepian banyak yang merasa canggung atau memiliki perasaan cemas bila berada dalam kelompok orang, merasa tidak nyaman, sehingga
individu menjadi terhalang untuk berhubungan akrab dengan orang lain. Rasa tidak mempunyai harapan yaitu orang yang kesepian merasa tidak mempunyai harapan lagi
untuk memiliki hubungan yang akrab dengan orang lain. Rasa terasing dan terkucil maksudnya adalah orang yang kesepian mengalami kesulitan dalam berteman dan
menemukan kelompok yang nyaman, individu tersebut merasa bahwa orang lain tidak peduli. Peka terhadap penolakan maksudnya adalah orang yang kesepian sering kali
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap penolakan, takut mengalami penolakan dari orang lain. Takut sendirian yaitu orang yang kesepian selalu merasa tidak bahagia
bila sendirian, menganggap bahwa sendirian itu pasti akan membosankan dan tidak dapat memberikan kepuasan. Putus asa maksudnya adalah orang yang kesepian
merasa panik dan ketakutan setiap kali merasa sendirian, merasa tidak berdaya, takut ditinggalkan, dan rapuh. Takut membuka diri maksudnya adalah orang yang kesepian
sering kali mengutamakan perasaan dan pikiran orang lain sehingga tidak berani untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya sendiri. Tidak tegas yaitu orang yang
kesepian sering kali bersikap tidak tegas, sulit untuk mengatakan keinginan yang sebenarnya, lebih menuruti keinginan orang lain. Kesal dan getir maksudnya adalah
Universitas Sumatera Utara
orang yang kesepian sering kali menganggap orang lain bersikap tidak ramah dan tidak berminat sehingga hal ini menyebabkan timbulnya perasaan negatif terhadap
orang lain. Depresi maksudnya adalah orang yang kesepian sering kali merasa sedih, hampa, kecil hati, kehilangan motivasi dan gairah hidup, menyesal terhadap diri
sendiri, terasingkan, merasa tertekan dengan kondisi sosial yang dialaminya. Berdasarkan beberapa karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang
mengalami kesepian memiliki keterampilan sosial yang buruk dan karakteristik kepribadian yang negatif Marika, 2007
3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian