pembedahan, yaitu lumpectomy di mana tumor tersebut diangkat, atau dengan pembedahan mastectomy, di mana sebagian payudara yang mengandung sel
kanker diangkat, atau seluruh payudara diangkat. Selain terapi pembedahan ada radioterapi adjuvan, dimana terapi ini berfungsi untuk mengurangi resiko
rekurensi tumor lokal setelah operasi dengan membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Selain pembedahan, terapi sistemik yang berhubungan secara hormonal,
kemoterapi, dan mengobati sel-sel target juga dipertimbangkan dalam manajemen terapi tumor dan kanker payudara Rubin, 2012.
2.3.7. Deteksi Dini
Skrining tumor dan kanker payudara penting dilakukan sebagai primary care untuk mencegah terjadinya tumor payudara. Skrining tumor payudara dapat
dilakukan dengan cara berikut, antara lain:
a. Pemeriksaan Payudara Sendiri
Menurut American Cancer Society, wanita berusia 20-an haruslah diberikan pendidikan mengenai manfaat dan keterbatasan melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Wanita haruslah mengetahui bagaimana keadaan payudara normal dengan melihat dan merasakan, dengan itu setiap perubahan pada
perubahan dapat dideteksi dini dan diberikan perhatian profesional. Payudara diperiksa sendiri setiap bulan 5-7 hari sesudah haid berhenti. Tahap-tahap
melakukan pemeriksaan payudara sendiri: a.
Memperhatikan di depan kaca dengan kedua tangan diletakkan di pinggang. Meliputi bentuk dan ukuran, warna kulit kemerahan, tekstur
kulit tampak menebal dengan pori-pori melebar atau mulus, adakah puting lurus ke depan atau tertarik ke dalam, puting atau kulit ada yang lecet,
pembengkakan payudara yang normal adalah payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan warna, tekstur dan pembengkakan.
b. Mengangkat kedua tangan, tetap perhatikan di depan cermin.
c. Memperhatikan dan memijat di depan cermin, apakah ada cairan keluar
dari puting bisa seperti susu, cairan berwrna kuning atau putih atau darah
Universitas Sumatera Utara
d. Dalam keadaan berbaring, melakukan perabaan dengan kedua tangan pada
payudara. Dilakukan dengan gerakan memutar mulai dari tepi payudara hingga ke puting, masing-masing gerakan memutar dilakukan dengan
kekuatan tekanan berbeda-beda. Pastikan bahwa seluruh regio payudara telah teraba.
e. Meraba payudara dalam keadaan berdiri atau duduk, biasanya dilakukan
saat sehabis mandi Breast Cancer Organization, 2012.
b. Skrining Mammografi
Mammografi adalah pemberian sinar-x dalam dosis yang ringan pada jaringan payudara. Mammografi dilakukan pada wanita yang berumur sekitar 40
tahun Nelson, 2009. Penelitian-penelitian meta-analysis menunjukkan bahwa metode mammografi mengurangi kemungkinan kematian akibat kanker payudara
sebesar 25-30 melalui skrining. Statistik juga menunjukkan untuk wanita berusia diantara 40-50 tahun memperlihatkan hasil hampir selalu positif.
Penggunaan mammografi sebagai salah satu cara skrining meningkatkan penemuan kejadian tumor payudara sebelum terlihat gejala klinis pada pasien.
Namun ada kalanya beberapa dari kejadian tumor payudara tidak ditemukan dengan mammogrfi, bukan karena tesnya tidak selesai dilakukan, bahkan dalam
beberapa kondisi yang normal, mammografi tidak berhasil menemukan seluruh kejadian tumor payudara Longo, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3.8. Klasifikasi Tumor
Payudara
Tabel 2.2. Tumor Jinak dan Tumor Ganas Payudara
Tumor Jinak Tumor Ganas
Carsinoma In Situ Malignant Tumour
a Intraductal Papillary
Neoplasms 1
Central papilloma 2
Peripheral papilloma
b Adenomas
1 Tubular adenoma
2 Lactating adenoma
3 Apocrine adenoma
4 Pleomorphic
adenoma 5
Ductal adenoma c
Adenomyoepithelioma d
Haemangioma e
Myofibroblastoma f
Lipoma g
Granular cell tumour h
Neurofibroma i
Schwannoma j
Leiomyoma k
Fibroadenoma l
Phyllodes tumour m
Nipple adenoma n
Syringomatous adenoma
a Lobular
Carcinoma In Situ
b Ductal
Carcinoma In Situ
c Intraductal
Papillary Carcinoma
d Intracystic
Papillary Carcinoma
e Carcinoma
In Situ Male Breast
Tumor a
Invasive ductal carcinoma b
Invasive lobular carcinoma c
Tubular carcinoma d
Invasive cribiform carcinoma
e Medullary carcinoma
f Mucinous carcinoma and
the other tumours with abundant mucin
g Neuroendocrine tumours
h Invasive papillary
carcinoma i
Invasive micropapillary carcinoma
j Apocrine carcinoma
k Metaplastic carcinoma
l Lipid-rich carcinoma
m Secretory carcinoma
n Oncocytic carcinoma
o Adenoid cystic carcinoma
p Acinic cell carcinoma
q Glycogen-rich clear cell
carcinoma r
Sebaseous carcinoma s
Inflammatory carcinoma dikutip dari: World Health Organization, 2003
2.3.9. Staging Tumor Payudara
Pengklasifikasian tumor payudara berdasarkan staging-nya dengan benar adalah hal yang sangat penting. Bukan hanya untuk memberi prognosis yang
akurat, tetapi keputusan pemberian terapi juga sangat tergantung pada klasifikasi tumorkanker payudara. Stadium kanker payudara dinilai berdasarkan sistem
TNM Primary Tumor, Regional Lymph Nodes, Distant Metastasis menurut American Joint Committee on Cancer.
Universitas Sumatera Utara
T pada sistem TNM merupakan kategori untuk tumor primer, N kategori untuk nodul regional ataupun yang bermetastase ke kelenjar limfe regional, dan M
merupakan kategori untuk metastase jauh. Tabel 2.3. Staging Tumor Payudara Sistem TNM
Primary Tumor T
TO Tidak ditemukan adanya tumor payudara
TIS Karsinoma In Situ, belum invasif
T1 Tumor berukuran 2 cm atau kurang
T1a Ukuran tumor 0,1 - 0,5 cm dan tidak ditemukan adanya perlekatan
ke fasia pektoralis T1b
Ukuran tumor 0,1 - 0,5 cm dan ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis
T1c Tumor berukuran 1 cm – 2 cm
T2 Tumor berukuran 2 cm – 5 cm
T3 Tumor berukuran lebih besar dari 5 cm
T4 Tumor dengan infiltrasi ke dinding toraks, inflamasi terbentuk
ulserasi
Regional Lymph Nodes N
N0 Belum ada terjadi metastasi ke kelenjar limfe
N1a Metastasis 1-3 nodul ke kelenjar limfe aksila
N1b Metastasis 1-3 nodul ke internal mammary
N1c Metastasis 1-3 nodul ke kelenjar limfe aksila dan limfe internal
mammary dengan kelainan secara mikroskopis tapi tidak kelihatan gejala kilnis
N2 Metastasis 4-9 nodul ke kelanjar limfe aksila atau nodul pada
internal mammary terlihat secara klinis tanpa nodul di aksila N3
Metastasis lebih dari 10 nodul di limfe infraklavikula dengan atau tanpa metastasis kelenjar limfa aksila, atau kelihatannya nodul di
limfa internal mammary
Distant Metastasis M
M0 Tak terjadi metastasis yang jauh
M1 Metastasis jauh termasuk metastasis ke supraklavikula ipsilateral
Sumber: AJCC Cancer Staging Manual Sixth Edition, 2002 Kemudian berdasarkan ukuran tumor, nodul dan metastasis yang didapati,
penentuan staging dilakukan berdasarkan tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Stage Grouping Tumor Payudara Berdasarkan Sistem TNM
Staging T N
M
Stage 0 TIS
N0 M0
Stage I T1
N0 M0
Stage IIA T0
T1 T2
N1 N0
N0 M0
M0 M0
Stage IIB T2
T3 N1
N0 M0
M0 Stage IIIA
T0 T1
T2 T3
N2 N2
N2 N1, N2
M0 M0
M0 M0
Stage IIIB T4
Any T Any N
N3 M0
M0 Stage IIIC
Any T N3
M0 Stage IV
Any T Any N
M1 Sumber: AJCC Cancer Staging Manual Sixth Edition, 2002
2.3.10. Prognosis
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, tingkat stress,
imunitas, keinginan untuk hidup dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.
Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five- year survival rate American Cancer Society, 2013
Tabel 2.5. Data statistik 5-years Survival Rate Tumor Payudara Berdasarkan Sistem TNM
Stage 5-years Survival Rate
0 93 I 88
IIA 81 IIB 74
IIIA 67 IIIB 41
IIIC 49
IV 15 Sumber: National Cancer Data Base, 2001-2002
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Prevalensi adalah jumlah proporsi subyek yang sakit pada waktu tertentu kasus lama dan baru.
Faktor Resiko: Jenis Kelamin
Usia RasSuku
Riwayat Tumor
Payudara Keluarga
Riwayat Tumor
Patyudara Sebelumnya
Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal IMT Berlebih
Periode Menstruasi
Jumlah Anak Tumor Jinak
Payudara
Tumor Ganas Payudara
Tumor Payudara
Universitas Sumatera Utara
Tumor payudara adalah segala bentuk pembesaran yang tidak normal pada organ payudara tanpa memperhatikan jenisnya apakah jinak atau ganas.
Tumor jinak payudara adalah pembesaran abnormal pada organ payudara dengan sifat lesi terlokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain dan cenderung
tidak membahayakan. Tumor ganas payudara adalah pembesaran abnormal pada organ payudara
dengan lesi yang tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi, hingga menyebar ke tempat jauh metastasis bahkan mampu menyebabkan kematian.
Faktor resiko adalah karakteristik, tanda dan gejala pada individu yang secara statistik berhubungan dengan peningkatan insidensi penyakit, yang ada
sebelum terjadinya penyakit. Cara pengukuran adalah dengan analisis data rekam medik pasien
penderita tumor payudara yang ada di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2012. Alat ukur yang digunakan adalah data rekam medis yang menunjukkan
jumlah penderita serta faktor-faktor resiko yang tercantum pada rekam medis pasien tumor payudara.
Hasil pengukuran yang diperoleh adalah jumlah pasien penderita tumor payudara baik tumor jinak maupun tumor ganas dan faktor-faktor resiko yang
didapati, dengan skala pengukuran berupa skala nominal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan desain penelitian cross sectional potong lintang. Dengan satu kali pengamatan
didapatkan data prevalensi tumor payudara di RSUP H. Adam Malik tahun 2012.
4.2. Waktu Tempat Penelitian