Tinjauan Umum tentang Ombudsman

2. Tinjauan Umum tentang Ombudsman

a. Pengertian Ombudsman

Istilah Ombudsman pertama kali dikenalkan dalam konstitusi Swedia tahun 1718 dengan sebutan umbudsman yang berarti perwakilan yaitu menunjuk seorang pejabat atau badan independen yang bertugas menampung keluhan warga negara atas penyimpangan atau pekerjaan buruk yang dilakukan pejabat atau lembaga pemerintah (Antonius Sujata, 2002:11).

Nomor 44 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional, yang kemudian struktur kelembagaanya diperkuat dari Komisi menjadi Lembaga Negara dengan disyahkannya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia dan kemudian kewenangannya diperluas dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Pengertian Ombudsman berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang- undang Nomor 37 tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia yaitu:

Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau

perseorangan

yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.

b. Sifat dan Tujuan Ombudsman

Seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia yang dinyatakan dalam Pasal 2, Ombudsman merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan tidak memiliki hubungan organik dengan lembaga negara dan instansi pemerintahan lainnya, serta dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya. Sedangkan dalam Pasal 3 diatur mengenai tujuan Ombudsman yaitu:

1) mewujudkan negara hukum yang demokratis, adil, dan sejahtera;

2) mendorong penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang efektif dan efisien, jujur, terbuka, bersih, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;

3) meningkatkan mutu pelayanan negara di segala bidang agar setiap warga negara dan penduduk memperoleh keadilan, rasa aman, dan

kesejahteraan yang semakin baik;

upaya untuk pemberantasan dan pencegahan praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta nepotisme;

5) meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat, dan supremasi hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.

c. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Ombudsman

Fungsi, tugas, dan kewenangan Ombudsman sebagaimana diatur dalam Pasal 6, 7, dan 8 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Ombudsman berfungsi mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

2) Tugas Ombudsman bertugas:

a) menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

b) melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan;

c) menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangan Ombudsman;

d) melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik; d) melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

f) membangun jaringan kerja;

g) melakukan

upaya

pencegahan

Maladministrasi dalam

penyelenggaraan pelayanan publik; dan

h) melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

3) Wewenang Dalam menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7, Ombudsman berwenang:

a) meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari Pelapor, Terlapor, atau pihak lain yang terkait mengenai Laporan yang disampaikan kepada Ombudsman;

b) memeriksa keputusan, surat-menyurat, atau dokumen lain yang ada pada Pelapor ataupun Terlapor untuk mendapatkan kebenaran suatu Laporan;

c) meminta klarifikasi dan/atau salinan atau fotokopi dokumen yang diperlukan dari instansi mana pun untuk pemeriksaan Laporan dari instansi Terlapor;

d) melakukan pemanggilan terhadap Pelapor, Terlapor, dan pihak lain yang terkait dengan Laporan;

e) menyelesaikan laporan melalui mediasi dan konsiliasi atas permintaan para pihak;

f) membuat Rekomendasi mengenai penyelesaian Laporan, termasuk Rekomendasi untuk membayar ganti rugi dan/atau rehabilitasi kepada pihak yang dirugikan;

g) demi kepentingan umum mengumumkan hasil temuan, kesimpulan, dan Rekomendasi.

pimpinan Penyelenggara Negara lainnya guna perbaikan dan penyempurnaan organisasi dan/atau prosedur pelayanan publik;

i) menyampaikan saran kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan/atau Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan/atau kepala daerah agar terhadap undang-undang dan peraturan perundang- undangan lainnya diadakan perubahan dalam rangka mencegah Maladministrasi.

d. Ruang Lingkup Pengawasan Ombudsman

Ombudsman dalam melakukan pengawasan pelayanan publik berdasarkan UU Ombudsman dan UU Pelayanan Publik. Berdasarkan UU Ombudsman, Ombudsman mempunyai ruang lingkup pengawasan berupa tindakan maladministrasi yang dilakukan oleh pejabat atau aparat penyelenggara negara dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Yang dimaksud dengan Maladministrasi disebutkan dalam Pasal 1 angka 3 UU Ombudsman yaitu:

Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan public yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara atau Pemerintah yang menimbulkan kerugian materiil dan atau immaterial bagi masyarakat atau perorangan.

Dengan diundangkannya UU Pelayanan Publik ruang lingkup pengawasan Ombudsman diperluas meliputi pelayanan barang publik, pelayanan jasa publik dan pelayanan administratif.

e. Proses Penanganan Laporan Masyarakat

Salah satu tugas Ombudsman adalah menerima dan menangani laporan masyarakat terkait tindakan Maladministrasi yang dilakukan oleh penyelenggara Negara. Tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan investigasi own motion. Sistem Salah satu tugas Ombudsman adalah menerima dan menangani laporan masyarakat terkait tindakan Maladministrasi yang dilakukan oleh penyelenggara Negara. Tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem pengawasan berbasis masyarakat dan investigasi own motion. Sistem

alah warga negara Indonesia atau penduduk yang memberikan Laporan kepada

pemerintahan yang melakukan Maladministrasi dan dilaporkan kepada Dalam menagani laporan masyarakat tersebut prosedur

penanganan laporan Ombudsman adalah sebagai berikut:

1) Melakukan registrasi setiap laporan masyarakat yang masuk. Registrasi dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari setelah laporan diterima.

2) Laporan masyarakat dapat disampaikan kepada Ombudsman secara langsung dengan datang ke kantor pusat Ombudsman maupun kantor perwakilannya, atau bisa juga disampaikan melalui surat pos, faximaile, e-mail.

3) Selain berasal dari laporan masyarakat, Ombudsman bisa melakukan follow-up terhadap dugaan maladministrasi yang dilakukan Lembaga Negara berdasarkan inisiatif Ombudsman sendiri.

4) Seleksi Laporan oleh Petugas Administrasi meliputi identitas pelapor, terlapor, kronologi laporan, dan bukti-bukti terkait dengan laporan. Petugas administrasi dapat menanyakan secara informal misalnya melalui telephon kepada Pelapor guna melengkapi laporannya. Pada tahap registrasi, laporan diseleksi dan dipilah. Seleksi ini merupakan seleksi administratif. Agar dapat ditindak lanjuti laporan yang masuk ke Ombudsman harus memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam Pasal 24 ayat (1) UU Ombudsman, yaitu:

a. memuat nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan dan alamat lengkap Pelapor;

b. memuat uraian peristiwa, tindakan, atau keputusan yang dilaporkan secara rinci;

Terlapor atau atasannya, tetapi Laporan tersebut tidak mendapat penyelesaian sebagaimana mestinya.

Selain syarat diatas pada Peraturan Ombudsman No. 2 Tahun 2009 diuraikan lebih jelas mengenai syarat materiil dan syarat formil laporan. Mengenai syarat formil laporan dicantumakan dalam Pasal 4 Peraturan Ombudsman No. 2 Tahun 2009, yaitu:

a. Identitas pelapor meliputi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, status perkawinan, pekerjaan, alamat lengkap pelapor serta dilengkapi dengan fotokopi identitas.

b. Uraian keluhan, peristiwa, tindakan, kelalaian atau keputusan yang dilaporkan jelas dan rinci

c. Uraian kerugian materiil dan immaterial yang diderita

d. Permintaan penyelesaian yang diajukan

e. Uraian yang menjelaskan bahwa pelapor sebelumnya telah menyampaikan keluhan secara tertulis atau lisan kepada pihak terlapor atau atasannya dan tidak memperoleh tindak lanjut sebagai mana mestinya

f. Tempat, waktu penyampaian dan tanda tangan

Syarat materiil Laporan tercantum dalam Pasal 5 Peraturan Ombudsman No. 2 Tahun 2009, yaitu:

a. Substansi keluhan yang dilaporkan belum melampaui waktu dua tahun sejak dilaporkan kepada Ombudsman

b. Substansi yang dilaporkan tidak sedang atau telah menjadi objek pemeriksaan pengadilan, kecuali laporan tersebut menyangkut tindakan maladministrasi dalam proses pemeriksaan di pengadilan

c. Substansi keluhan yang dilaporkan tidak sedang dalam penyelesaian oleh insatansi yang dilaporkan dan berdasarkan mekanisme internal terlapor masih dalam tenggang waktu yang patut, kecuali dalam proses penyelesaian tersebut terjadi penyimpangan terhadap asas umum pemerintahan yang baik

d. Substansi keluhan yang dilaporkan belum pernah diselesaikan dengan cara mediasi, arbitrase, dan ajudikasi baik oleh Ombudsman maupun oleh lembaga lainnya

e. Substansi keluhan yang dilaporkan merupakan dugaan tindakan maladministrasi

f. Laporan dan para pihaknya tidak sama dengan laporan yang pernah dilaporkan kepada Ombudsman sebelumnya.

g. Substansi keluhan yang dilaporkan merupakan wewenang Ombudsman.

5) Laporan yang ditangani oleh Ombudsman adalah laporan yang jelas identitas Pelapornya, permasalahan yang dilaporkan menyangkut maladministrasi oleh pejabat pemerintah/aparat penegak hukum, laporan disertai kronologis dan data-data terkait.

6) Materi laporan yang disampaikan harus terkait dengan pemberian pelayanan umum atau pelaksanaan kewajiban penyelenggara negara yang tidak sesuai prosedur, ketentuan hukum dan perundang- udanganan tidak menyangkut teknis yustisial pengadilan dan bukan perkara yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.

7) Laporan masyarakat dianggap tidak memenuhi syarat formal, apabila:

a) Identitas Pelapor tidak lengkap

b) Laporan hanya berupa tembusan

c) Keluhan tidak disertai alasan yang mendasar

d) Pelapor tidak memperoleh kuasa dari korban

e) Masalah yang dilaporkan sedang dalam pemeriksaan di pengadilan atau instansi yang berwenang