Tinjauan Umum tentang Dampak Pembangunan SUTT

3. Tinjauan Umum tentang Dampak Pembangunan SUTT

a. Pengertian SUTT

Transmisi tenaga listrik berdasarkan sistemnya diantaranya ada yang menggunakan saluran udara. Berdasarkan kapasitas tenaga yang disalurkan, saluran udara terdiri dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan tegangan operasi antara 200 KV - 500 KV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tegangan operasi antara

30 KV 150 KV (http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454).

Menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor: 01.P/47/MPE/1992 Tentang Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangn Ekstra Tinggi (SUTET) untuk Penyaluran Tenaga Listrik, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah Saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di udara bertegangan diatas 35 kV sampai dengan 245 kV sesuai dengan standart di bidang ketenaga listrikan

b. Dampak Lingkungan Hidup di Bidang Kelistrikan

Dalam pembangunan yang berkaitan dengan ketenagalistrikan pasti akan menimbulkan dampak baik langsung maupun tidak langsung, positif maupun negatif. Pembangunan dibidang ketenagalistrikan dinilai dapat memberikan dampak yang besar dan penting, sehingga harus dilengkapi dengan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Berdasarkan Keputusan Meteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001, dibidang ketenagalistrikan Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah:

1) Pembangunan Jaringan Transmisi dengan besar 150 KV, karena alasan ilmiah khusus:

a) Keresahan masyarakat karena gangguan kesehatan akibat transmisi

b) Aspek sosial, ekonomi, dan budaya terutama pada pembebasan lahan dan keresahan masyarakat b) Aspek sosial, ekonomi, dan budaya terutama pada pembebasan lahan dan keresahan masyarakat

a) Aspek fisik, kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient, dan kebisingan) dan kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang dll) serta air tanah.

b) Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan dan pemindahan penduduk.

3) Ekspolitasi dan pembangunan Uap Panas Bumi dan /atau Pengembangan Panas Bumi dengan besar 55 MW karena berpotensi menimbulkan dampk pada:

a) Aspek fisik-kimia, terutama pada kualitas udara (bau dan kebisingan) dan kualitas air;

b) Aspek flora dan fauna;

c) Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada pembebasan lahan.

4) Pembangunan PLTA dengan tinggi bendung 15m atau luas genangan

20 ha atau aliran langsung (kapasitas daya) 50 MW, karena berpotensi menimbulkan dampak pada aspek fisik-kimia, terutama pada kualitas udara ( bau dan kebisingan), aspek flora dan fauna serta aspek sosial ekonomi dan budaya, terutama pada pembebasan lahan a)

b) Kegagalan bendungan (dam break), akan mengakibatkan gelombnag banjir (flood surge)yang sanat potensial untuk merusak lingkungan di bagian hilirnya

c) Pada skala ini dibutuhkan spesifikasi khusus baik bagi material dan desain konstruksinya

d) Pada skala ini diperlukan quarry/ burrow are yang besar sehingga berpotensi menimbulkan dampak

e) Dampak pada hidrologi.

5) Pembangunan pusat listrik jenis lain (Surya, Angin, Biomassa, dan Gambbut) 10 MW dengan alasan ilmiah khusus: 5) Pembangunan pusat listrik jenis lain (Surya, Angin, Biomassa, dan Gambbut) 10 MW dengan alasan ilmiah khusus:

c) Dampak kebisingan

d) Khusus penggunaan gambut berpotensi menimbulkan gangguan terhadap ekosistem gambut

c. Jarak Aman SUTT dari Benda-Benda Lain

Dampak tidak langsung sarana transmisi yang aman dituangkan pada Peraturan

Menteri Pertambangan

dan Energi Nomor 01.P/47/MPE/1992 tentang Ruang Bebas SUTT dan SUTET serta Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomer 975.K/47/MPE/1999 tentang Perubahan Terhadap Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 01.P/47/MPE/1992 tentang Ruang Bebas SUTT dan SUTET. Peraturan tersebut menyebutkan mengenai jarak yang aman dari pengaruh medan listrik dan medan magnet. Jarak yang ditetapkan disini tergantung besarnya tegangan. Berdasarkan peraturan tersebut jarak batas minimum SUTT dengan benda lain yaitu:

1) Lapangan terbuka atau daerah terbuka, untuk SUTT 66 KV adalah 6,5 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 7,5 meter.

2) Bangunan tidak tahan api, untuk SUTT 66 KV adalah 12,5 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 13,5 meter.

3) Bangunan tahan api, untuk SUTT 66 KV adalah 3,5 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 4,5 meter.

4) Lalu lintas jalan/ jalan raya, untuk SUTT 66 KV adalah 8 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 9 meter.

5) Pohon-pohon pada umumnya, hutan, perkebunan, untuk SUTT 66 KV adalah 3,5 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 4,5 meter.

6) Lapangan olah raga, untuk SUTT 66 KV adalah 12,5 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 13,5 meter.

7) SUTT lainnya, pengantar udara tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antenna radio, antenna televise, dan kereta gantung, 7) SUTT lainnya, pengantar udara tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, antenna radio, antenna televise, dan kereta gantung,

8) Rel kereta biasa, untuk SUTT 66 KV adalah 8 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 9 meter.

9) Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, karena listrik terdekat dan sebagainya, untuk SUTT 66 KV adalah 3 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 4 meter.

10) Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang/ tertinggi pada lalulintas air, untuk SUTT 66 KV adalah 3 meter sementara untuk SUTT 150 KV adalah 4 meter.

d. Dampak Radiasi Elektromagnetik SUTT Terhadap Kesehatan

Problem kesehatan masyarakat akibat radiasi gelombang elektromagnetik pada hakikatnya merupakan problem lingkungan. Dalam hal bukan hanya menyangkut aspek fisika dan kesehatan semata, melainkan juga aspek sosial, baik sosial ekonomi maupun sosial budaya. Penduduk yang tinggal di bawah SUTT/SUTET akan tetap menganggap keberadaannya sebagai masalah, bila tanpa dilakukan pendekatan komprehensif, menyangkut aspek fisika, kesehatan, serta sosial ekonomi dan budaya.(Anies, 2007:10)

Gangguan psikis yang sangat popular dewasa ini berhubungan dengan SUTT/SUTET disebut dengan elektromagnetik hipersensitiviti sebenarnya merupakan gangguan stress yang berlebihan yang dihubungkan dengan banyak factor yang mempengaruhi, termasuk factor sosial (I.B. Alit Swamardika, 2009: 108-109).

Hingga saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli kesehatan dunia mengenai efek SUTT maupun SUTET terhadap kesehatan, termasuk kanker dan tumor pada anak amupun dewasa. Selama ini tidak ada penelitian yang bersifat eksperimental, yang dilakukan biasanya hanya mempelajari fakta yang berupa gejala, gangguan penyakit yang dialami masyarakat kemudian dikaji hubungannya dengan SUTET. Jadi Hingga saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli kesehatan dunia mengenai efek SUTT maupun SUTET terhadap kesehatan, termasuk kanker dan tumor pada anak amupun dewasa. Selama ini tidak ada penelitian yang bersifat eksperimental, yang dilakukan biasanya hanya mempelajari fakta yang berupa gejala, gangguan penyakit yang dialami masyarakat kemudian dikaji hubungannya dengan SUTET. Jadi

e. Ganti Rugi dan Kompensasi Terhadap Pembangunan SUTT

Intepretasi asas fungsi sosial hak atas tanah, disamping mengandung makna bahwa hak atas tanah harus digunakan sesuai dengan sifat dan tujuan haknya sehingga bermanfaat bagi pemegang dan bagi masyarakat, juga harus terdapat keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum, dan bahwa kepentingan perseorangan itu diakui dan dihormati dalam rangka pelaksanaan kepentingan masyarakat secara keseluruhan (Maria S.W. Sumardjo, 2006:79). Ganti rugi merupakan unsur terpenting dalam pembebasan hak atas tanah karena ganti rugi merupakan hak paling mutlak dari pemegang hak atas tanah yang akan dilepaskan atau diserahkan tanahnya, dengan demikian tidak ada kewenangan bagi siapapun termasuk Negara untuk mengambil tanah tanpa memberikan ganti rugi.