SKEMA PEMBIAYAAN INVESTASI

5.3. SKEMA PEMBIAYAAN INVESTASI

5.3.1. Sumber Pendanaan

  Pengambangan sebuah Kawasan Ekonomi merupakan proyek investasi yang membutuhkan dana dalam jumlah besar, oleh karenanya diperlukan suatu strategi investasi yang dapat ditempuh terutama dalam pendanaan pembangunannya. Sumber pembiayaan pengembangan kawasan ekonomi ini jika nantinya dilihat sebagai ”suatu entitas bisnis” tersendiri yang merupakan usaha baru (start up business) dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu :

a. Sumber pembiayaan yang bersumber dari Investor

  Investor merupakan pihak yang menanamkan dananya di proyek ini dengan tujuan untuk mencari keuntungan, yang dapat diambil dari :

  1. Investor Penyokong, biasanya dari kalangan ”dekat” dalam jumlah terbatas

  2. Partner Usaha, biasanya dari para pemegang saham dalam hal ini Pemerintah

  Daerah Provinsi Jambi maupun Pemerintah KabupatenKota

  3. Perusahaan Modal Ventura, biasanya untuk jangka waktu tertentu sampai usaha

  telah jalan dengan baik

  4. Penjualan Saham kepada publik, biasanya melalui Initial Public Offering – IPO,

  setelah nantinya pengelolaan kawasan ini telah 3 tahun beroparasi

b. Sumber pembiayaan yang bersumber dari Kreditor

  1. Bank Umum, biasanya untuk modal kerja dan investasi dengan suatu jaminan

  tertentu

  2. Lembaga Pembiayaan, biasanya dalam bentuk kredit barang modal dari Leasing

  Company

  3. Penjualan Obligasi kepada publik, setelah usaha berjalan baik Untuk pembangunan kawasan ekonomi ini semua alternatif dapat saja dilakukan,

  kecuali alternatif a.1. yaitu yang bersumber dari Investor Penyokong harus berhati-hati, dengan strategi tertentu terutama disesuaikan dengan tujuan dan persyaratan mendapatkan dana tersebut. Namun demikian upaya mendapatkan dana tersebut lebih baik diutamakan melalui suatu kerjasama bisnis antara lain : kecuali alternatif a.1. yaitu yang bersumber dari Investor Penyokong harus berhati-hati, dengan strategi tertentu terutama disesuaikan dengan tujuan dan persyaratan mendapatkan dana tersebut. Namun demikian upaya mendapatkan dana tersebut lebih baik diutamakan melalui suatu kerjasama bisnis antara lain :

  dalam kasus ini dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun secara Turn Key Project, lalu kepada mereka dibayar secara bertahap dari APBN misalnya selama 5 tahun.

  b. Investasi yang dilakukan murni oleh Perusahaan Daerah, dimana Equity sebesar 20

  diambil dari dana APBD dan 80 lainnya dari loan sindikasi perbankan baik Bank Lokal maupun Bank Asing, dalam hal ini dapat digunakan funding agency tertentu untuk menjembataninya.

  c. Perusahaan Daerah melakukan kerjasama dengan pihak swasta (Investor swasta,

  baik lokal maupun asing) dengan suatu skema kepemilikan mayoritas dipegang investor swasta, sementara saham Perusahaan Daerah berasal dari lahan yang dipunyai dan intangible asset lain yang dapat dinilai bersama. ( termasuk goodwill share )

  d. Perusahaan Daerah melakukan kerjasama dengan pihak investor swasta dengan

  model kerjasama BOT. BOO, BR, BTO dan lain-lain, yang akan dibahas secara tersendiri dibawah ini.

5.3.2. Bentuk Kerjasama Pembangunan kawasan ekonomi

  Rencana pembangunan kawasan ekonomi ini dapat dilaksanakan melalui pengguna- usahaan yaitu pendayagunaan aset daerah (tanah dan atau bangunan) oleh pihak ketiga (perusahaan swasta nasional atau asing) yang dilakukan dalam bentuk : BOT, BTO, BT, KSO atau bentuk lainnya. Model kerjasama ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

  a) Bangun Guna Serah atau Build-Operate-Transfer yang selanjutnya disingkat BOT

  adalah pemanfaatan tanah dan atau bangunan milikdikuasai Perusahaan Daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga membangun bangunan siap pakai dan atau menyediakan, menambah sarana lain berikut fasilitas di atas tanah dan atau bangunan tersebut dan mendayagunakannya selama dalam waktu tertentu untuk kemudian setelah jangka waktu berakhir menyerahkan kembali tanah dan bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya tersebut beserta pendayagunaannya kepada Perusahaan Daerah, serta membayar kontribusi sejumlah uang atas pemanfaatannya yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan.

  b) Bangun Serah Guna atau Build-Transfer-Operate, selanjutnya yang disingkat BTO

  adalah pemanfaatan tanah dan atau bangunan milikdikuasai Perusahaan Daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga membangun bangunan siap pakai dan adalah pemanfaatan tanah dan atau bangunan milikdikuasai Perusahaan Daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga membangun bangunan siap pakai dan

  

  c) Bangun Serah atau Build Transfer yang selanjutnya disingkat BT adalah perikatan antara Perusahaan Daerah dengan pihak ketiga dengan ketentuan tanah milik Perusahaan Daerah, pihak ketiga membangun dan membiayai sampai dengan selesai, setelah pembangunan selesai pihak ketiga menyerahkan kepada Perusahaan Daerah yang akan membayar semua biaya pembangunannya.

  d) Kerjasama Operasi yang selanjutnya disingkat KSO adalah perikatan antara Perusahaan Daerah dengan pihak ketiga, dimana Perusahaan daerah menyediakan aset berupa tanah dan pihak ketiga menanamkan modal yang dimilikinya dalam usaha bisnis KEK ini, selanjutnya kedua belah pihak secara bersama-sama atau bergantian mengelola manajemen dan proses operasionalnya, keuntungan dibagi sesuai dengan besarnya sharing masing-masing.