Industri Berbasis Minyak dan Gas Sejarah

4.4.4. Industri Berbasis Minyak dan Gas Sejarah

  Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.

  Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon). Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi daqri sumur yang digali dengan bambu di China.

  Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada

  Gambar 4.31 Pengeboran minyak di Okemah, Oklahoma, 1922

  Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. [1][2] Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat- obatan. [3] Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan m

  Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km 3 (1,2 triliun barrel) tanpa pasir

  minyak, [12] atau 595 km 3 (3,74 triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung. [13] Konsumsi minyak

  Bumi saat ini berkisar 84 juta barrel (13,4×10 6 m 3 ) per harinya, atau 4.9 km 3 per tahunnya.

  Dengan cadangan minyak yang ada sekarang, minyak Bumi masih bisa dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi dunia diasumsikan tidak bertambah.

  Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut Bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

  Satuan K adalah BTU hr −1 ft −2 , t diukur dalam °F dan d adalah gravitasi khusus pada suhu 60 °F (16 °C).aterial yang dibutuhkan manusia. [4]

Industri minyak mentah

  Hal-hal yang termasuk di dalam industri minyak mentah adalah proses eksplorasi, ekstraksi, pengilangan, dan transportasi (yang biasanya diangkut dengan kapal tanker dan jalur pipa). Volume terbesar dari industri ini adalah bahan bakar minyak dan bensin. Minyak Bumi juga merupakan bahan bakar utama dalam pembuatan produk kimia lainnya, termasuk obat-obatan, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya terbagi menjadi 3 komponen besar: upstream, midstream dan downstream.

  Minyak Bumi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi banyak industri, dan sangat penting untuk menjaga peradaban manusia di jaman industrialisasi ini, sehingga minyak Bumi ini menjadi perhatian serius bagi banyak pemerintahan di banyak negara. Saat ini minyak Bumi masih menjadi sumber energi terbesar di banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai dari yang terendah 32 di Eropa dan Asia, sampai yang paling tertinggi di Timur Tengah, yaitu mencapai 53. Di kawasan lainnya, persentase pemakaian minyak Bumi sebagai sumber energi untuk Amerika Selatan dan Tengah mencapai 44, Afrika 41, dan Amerika Utara 40. Saat ini dunia mengkonsumsi 30 juta barrel (4.8 km³) minyak per tahunnya, dan pengkonsumsi minyak terbesar tetaplah negara-negara maju. Menurut data, Amerika Serikat saja mengkonsumsi 24 konsumsi minyak dunia pada tahun 2004, [21] meskipun pada tahun 2007 persentasenya turun menjadi 21.

  Minyak Bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak bakar, keduanya merupakan sumber "energi primer" utama. [10]

  84 dari volume hidrokarbon yang

  terkandung dalam minyak Bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan elpiji. [11] Minyak Bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik, tapi karena cadangan minyak ringan terkandung dalam minyak Bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan elpiji. [11] Minyak Bumi yang tingkatannya lebih ringan akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik, tapi karena cadangan minyak ringan

  Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah, dan cadangan yang banyak, minyak Bumi telah menjadi sumber energi paling utama di dunia sejak pertengahan tahun 1950-an. Minyak Bumi juga digunakan sebagai bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik; dan sisa 16 lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi material lainnya.

Klasifikasi Minyak Mentah

  Industri minyak bumi pada umumnya mengklasifikasi minyak mentah berdasarkan lokasi geografis dimana minyak tersebut diproduksi (misalnya West Texas Intermediate, Brent, atau Oman), Gravitasi API (sebuah ukuran pada industri minyak mentah untuk mengklasifikasi minyak berdasarkan massa jenisnya, dan kandungan sulfurnya. Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga digolongkan manis apabila kandungan sulfurnya sedikit dan digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi.

  Sebuah sampel minyak mentah dengan klasifikasi berat medium.

  Lokasi geografis merupakan seseatu hal yang penting karena akan mempengaruhi ongkos transportasi menuju tempat pengilangan. Minyak mentah ringan lebih disukai daripada yang berat karena menghasilkan bensin lebih banyak, sedangkan minyak mentah manis juga lebih disukai daripada yang asam karena ongkos pengilangan minyak asam lebih besar (karena kadar sulfur yang tinggi) dan minyak manis lebih ramah lingkungan. Setiap minyak mentah mempunyai karakteristik molekulnya sendiri yang dapat dianalisis menggunakan analisis uji minyak mentah di laboratorium.

  Produk minyak Bumi Struktur kimia dari minya Bumi sangatlah heterogen, terdiri dari banyak rantai hidrokarbon

  dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak Bumi dibawa ke tempat pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon ini bisa dipisahkan dengan teknik distilasi dan proses kimia lainnya. Hasil penyulingan minyak inilah yang digunakan manusia untuk berbagai macam kebutuhan.

Bahan bakar

  Jenis produk paling umum dari penyulingan minyak Bumi adalah bahan bakar. Jenis-jenis bahan bakar itu antara lain (dilihat dari titik didihnya):

  Hasil penyulingan minyak Bumi

  Nama bahan bakar Titik didih o C

  Elpiji (LPG)

  Butana

  -12 sampai -1

  Bensin

  -1 sampai 180

  Bahan bakar jet

  150 sampai 205

  Minyak tanah

  205 sampai 260

  Minyak bakar

  Produk turunan lainnya

  Beberapa produk hasil olahan hidrokarbon dapat dicampur dengan senyawa non-hidrokarbon untuk membentuk senyawa lainnya:

  Alkena (olefin), dapat diproduksi menjadi plastik atau senyawa lain.

  Pelumas (oli mesin dan gemuk). Wax, digunakan dalam pengepakan makanan beku. Sulfur atau Asam sulfat. Merupakan senyawa penting dalam industri. Tar. Aspal. Kokas minyak Bumi, digunakan sebagai bahan bakar padat. Parafin wax. Petrokimia aromatik, digunakan sebagai campuran pada produksi bahan-bahan kimia lainnya.

Klasifikasi Minyak Bumi Di Indonesia

  Di Indonesia, minyak Bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar minyak atau BBM, yang merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakan secara luas di era industrialisasi.

  Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah: Minyak tanah rumah tangga Minyak tanah industri Pertamax Racing Pertamax Pertamax Plus Premium Bio Premium Bio Solar Pertamina DEX Solar transportasi Solar industri Minyak diesel Minyak bakar

4.4.4.1. Industri Berbasis Gas Bumi.

A. Rantai nilai industri gas bumi

  Sebagai halnya pada minyak bumi, kegiatan industri gas bumi dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: kegiatan hulu (upstream) dan hilir (downstream). Di antara 2 kedua kelompok kegiatan itu, kadang ditambahkan kegiatan antara (midstream).

  Kegiatan hulu (oleh sebuah perusahaan eksplorasieksploitasi gas) dimulai dengan upaya mendapatkan izinkonsesi atau kontrak kerja sama untuk melakukan eksplorasi atau pencarian gas di suatu wilayah tertentu. Di Indonesia, izin atau kontrak kerja sama untuk mendapatkan Wilayah Kerja Pertambangan tersebut sekarang dapat diperoleh melalui lelang (tender) yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi) berdasarkan skema perjanjian bagi hasil (production sharing contract). Bila kegiatan eksplorasi memberikan hasil yang positip, maka ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan produksieksploitasi gas bumi, minyak bumi serta produk ikutannya. Hasil produksi dari lapangan (-lapangan) gas tersebut dikumpulkan, kemudian disalurkan ke kilang gas untuk diproses atau dikirim ke tujuan penjualan. Di kilangpabrik gas, gas dari lapangan produksi tersebut dimurnikan atau diproses menjadi LNG (liquefied natural gas) dan LPG (liqufied petroleum gas). Selanjutnya, gas yang telah diproses ini, melewati jaringan transportasi yang telah dibangun, dijual kepada konsumen besar (wholesale) dan seterusnya kepada konsumen kecil (retail).

  Di Indonesia, produksi gas dilakukan wilayah-wilayah utama Kalimantan Timur dan Aceh. Gas yang diproduksi kemudian juga dikilang wilayah tersebut menjadi LNG dan LPG, untuk kemudian diekspor. Gas juga diproduksi di lapangan-lapangan yang lebih kecil di Jawa Barat dan Jawa Timur, dan melalui jalur pipa dikirimkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakarbahan baku pembangkitan litsrik, industri dan gas kota di Jawa.

  Pada awal pengembangannya pada periode 1980-an, gas bumi Indonesia lebih banyak digunakan untuk eskpor dalam bentuk LNG, dengan tujuan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Ekspor gas bumi belakangan dilakukan melalui pipa ke Singapura dan Malaysia. Peningkatan penggunaan gas bumi di dalam negeri terjadi karena peningkatan permintaan gas bumi oleh pembangkit tenaga listrik, industri dan PT PGN. Tabel 5.26 memperlihatkan status terakhir pemanfaatan gas bumi Indonesia.

  Tabel 4. 15 Tabel Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia Pemanfaatan

  Dalam Negeri :

   Pabrik Pupuk dan Petrokimia

   Kilang

   LPGLEX

   Pabrik Semen

   Pembangkit Listrik

   PT. Krakatau Steel

   Industri Lainnya

   Pemakaian Sendiri

   TerbakarFlare

  Sub Total

   Gas (Pipa)

  Sub Total

  Sumber : Ditjen Minyak dan Gas Bumi

B. Struktur industri hilir gas bumi

  Seperti halnya minyak bumi, setelah kegiatan produksi di sisi hulu, industri hilir gas bumi diawali dengan kegiatan pengilangan gas, yang memproduksi LNG dan LPG. Di samping itu, terdapat pula kegiatan pemurnian gas di sisi hulu, yang hasilnya kemudian -tanpa melalui kilang- disalurkan langsung melalui jalur pipa (pipeline) transmisidistribusi gas bumi untuk diteruskan ke konsumen.

  Produk kilang gas berupa LNG ditransportasikan dengan tanker LNG ke tujuan pengiriman yang biasanya terletak pada jarak yang sangat jauh dari lokasi kilang gas. Sebagai contoh, produk LNG dari kilang-kilang di Bontang (Kalimantan Timur) dan Arun (Aceh) dikirimkan ke wilayah ekspor mereka di Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. LPG, yang dihasilkan dari kilang gas yang juga menghasilkan LNG dapat dikirimkan melalui kapalkendaraan darat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri atau diekspor. LPG dapat pula dihasilkan dari kilang khusus LPG atau merupakan bagian dari kilang yang mengolah minyak mentah menjadi produk-produk minyak (terutama bahan bakar minyakBBM). Contoh kilang LPG di Indonesia adalah Mundu di Jawa Barat, sedangkan LPG juga dihasilkan dari kilang minyak seperti kilang Cilacap, Balongan dan Balikpapan.

  Secara umum, transportasi gas bumi membutuhkan biaya dan persyaratan teknis yang lebih tinggi dibandingkan transportasi minyak mentah, produk-produk minyak (oil products) maupun batubara (Nugroho, 2004). Hal ini karena karakteristik alamiah gas bumi itu sendiri, yang amat sulit ditransportasikan apabila masih berada dalam fase gas. Untuk mempermudah transportasinya, gas perlu dikompresikan atau didinginkan terlebih dahulu sehingga densitas energinya menjadi lebih besar dan lebih mudah dikirimkan. Transportasi gas bumi pada sistem jaringan transmisi dan distribusi gas bumi yang telah dibangun dapat dilakukan melalui jalur pipa gas, kapal LNG, kapal LPG, truk tangki, serta melalui depo penyimpanan dan stasiun penjualan.

  mengilustrasikan struktur industri gas bumi sisi hilir, yang terdiri dari tiga komponen utama: (i) produksi gas bumi di sisi hilir (downstream production) yang dilakukan di kilang gas dan menghasilkan LNGLPG, (ii) transportasi gas bumi melalui jaringan transmisi dan distribusi yang telah dikembangkan, serta (iii) konsumen gas bumi sebagai pengguna antara atau akhir.

C. Infrastruktur dan pelaku industri hilir gas bumi Indonesia

  Di Indonesia, pengusahan gas bumi di sisi hilir masih didominasi oleh perusahaan minyak dan gas milik negara (Pertamina) yang melakukan usahanya secara terintegrasi vertikal dari ujung sisi hulu hingga hilir, terutama untuk minyak bumi. Dominasi Pertamina khususnya dalam pengusahaan gas bumi agak berkurang dengan perkembangan PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) yang belakangan ini telah menjadi perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi terkemuka. Dibandingkan banyak negara maju pemakai gas bumi, kapasitas infrastruktur maupun pelaku usaha hilir gas bumi yang terdapat di Indonesia sampai saat ini masih terbatas, kecuali untuk LNG. Tabel berikut memperlihatkan kondisi Struktur Industri, Pelaku, dan Pangsa Pasarnya, sebagai berikut :

  Tabel 4. 16 Pelaku dan Pangsa Pasar Industri Hilir Gas Bumi

  Produksi Hilir

  Rencana :

  Kilang Gas :

  LNG Tangguh oleh BP dan LNG

  Matindok oleh

  LNG

  Pertamina 30,1 Juta TonTahun

  105 Juta TonTahun

  LPG di Cilacap

  Transmisi dan

  Rencana pembangunan

  Distribusi :

  jaringan pipa gas :

  Pertamina 480 km

  Pipa

  PGN

  800 km transmisi + 2547

  Trans Jawa, Sumatera-Jawa

  distribusi

  Barat, Kaltim-Jawa

  BP

  Pipa Pagerungan-Jatim

  PT. IGAS

  Pertamina 6 Depot LPG

  Perdagangan : Pertamina

  8 Unit Pemasaran (UPMS)

  Agen, Stasiun Pengisian,

  8 Cabang, 1 Cabang

  Pabrik Tabung, Pabrik LPG

  Pembantu, 1 Perusahaan

  sebagian besar milik

  Distribusi

  Swasta, Koperasi, dan

  Pelaku lainnya : Agen LPG

  Pabrik LPG

  44 Unit

  SPBG SPBE

  Sumber : Kompilasi Data Ditjen Migas, PGN, dan Pertamina

4.4.4.2. Industri Petrokimia