Master Plan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjabarkan Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup Studi dan Keluaran Output.
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi global Indonesia perlu memfokuskan pada peningkatan ekspor dan investasi pada beberapa kawasan khusus yang memang mendapatkan fasilitas perpajakan dan kepabeanan. Beberapa keunggulan Indonesia dapat menjadi peluang dalam menarik investasi, diantaranya, letak geografis Indonesia yang sangat ideal bagi pengembangan pusat logistik dan distribusi karena dilewati oleh jalur maritim internasional dan posisi Indonesia terletak di tengah pasar yang sangat besar, yaitu pasar ASEAN.
Sementara itu, pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia bukanlah hal yang asing. Pasalnya pada tahun 1970 Indonesia berhasil mengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui UU NO. 1970, dilanjutkan pada tahun 1972 dikembangkan pula Kawasan Berikat (Bounded Warehouse) Kemudian tahun 1989 dikembangkan Kawasan Industri, setelah itu pada tahun 1996 dikembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), dan terakhir pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun 2009.
Terkait dengan pengembangan kawasan ekonomi tersebut, Provinsi Jambi memiliki kawasan strategis yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekonomi. Dalam RTRW Provinsi Jambi telah menetapkan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan ekonomi salah satu lokasinya adalah di Ujung Jabung yaitu di Kawasan Strategis Pantai Timur Provinsi Jambi. Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang banyak khususnya potensi minyak dan gas bumi. Selain itu tingkat perkembangan ekonomi yang berkembang baik dan kedekatan dengan wilayah Malaysia dan Singapura telah menempatkan Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi dalam suatu sistem perdagangan internasional.
Untuk membangun suatu kawasan ekonomi Ujung Jabung secara komprehensif sehingga diperlukan studi penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi ini adalah adanya suatu pedoman perencanaan penanganan sebuah kawasan terpadu sebagai salah satu generator ekonomi bagi provinsi Jambi dengan pelabuhan laut sebagai sarana pendukung utama dari kawasan sehingga diharapkan pelaksanaan kegiatan pembangunan dapat dilakukan secara terstruktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari tahap perencanaan, konstruksi, operasional termasuk pemeliharaan, pembiayaan serta adanya partisipasi masyarakat.
Tujuannya adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan kawasan ekonomi di Ujung Jabung Provinsi Jambi, sehingga kegiatan pembangunan yang ada daoat optimal dan daoat mengurangi permasalahan yang timbul pada waktu kawasan tersebut terbentuk.
1.3. RUANG LINGKUP
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah studi kegiatan Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung Provinsi Jambi secara administratif berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
1.3.2. Ruang Lingkup Tugas
Lingkup tugas yang akan dilaksanakan dalam proses perencanaan ini adalah : Persiapan Survey lapangan Penyusunan Rancangan Rencana Rencana (Master Plan)
1.4. KELUARAN OUTPUT
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Menciptakan citra kawasan Ekonomi Terpadu
2. Mengembangkan pemanfaatan lahan dengan fungsi yang jelas berdasarkan jaringan
infrastruktur dan kondisi lingkungan yang tertata baik
3. Memperkuat idealism Kawasan Ekonomi yang dilengkapi dengan pelabuhan laut
sebagai pintu gerbang masuk kawasan selain jalur lintas kabupaten.
4. Menciptakan desain kawasan dan bangunan Arsitektural yang fungsional, mampu
mengikuti perkembangan zaman, ramah lingkungan serta dapat mencirikan karakter budaya Jambi.
5. Mengutamakan penghijauan sesuai dengan iklim tropis serta ruang terbuka yang
berperan positif bagi pembangunan kawasan ekonomi terpadu
6. Menyediakan ruang-ruang pendukung di kawasan bagi pengembangan sektor
ekonomi warga kota.
1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika penulisan dalam dokumen laporan ini akan mengikuti urutan sebagai berikut
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan serta sistematika pembahasan.
Bab 2 Pemahaman terhadap Kawasan Ekonomi
Bab ini berisikan beberapa hal sebagai berikut : prinsip-prinsip pengembangan kawasan ekonomi yang meliputi konsep dasar pengembangan kawasan ekonomi, keberhasilan kawasan ekonomi di Dunia, pengalaman pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia, serta pokok-pokok penting pengembangan kawasan ekonomi. Pembahasan mengenai kawasan ekonomi ujung jabung berdasarkan RTRW, baik itu RTRW Provinsi Jambi maupun RTRW Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Bab 3 Kebijakan terkait terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung
Bab ini berisikan tentang berbagai kebijakan yang berimplikasi dan berpengaruh terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung. Beberapa kebijakan yang di kaji meliputi : kebijakan tata ruang (RTRW) baik pada tingkat wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, maupun pada tingkat Nasional, serta Kajian tentang MP3EI.
Bab 4 Kajian Potensi Kawasan Ekonomi Ujung Jabung
Bab ini berisikan tentang kajian terhadap trend perekonomian global yang mempengaruhi terselenggaranya Kawasan Ekonomi Ujung Jabung, serta kajian tentang industri prospektif yang dapat dikembangkan di kawasan ekonomi Ujung Jabung.
Bab 5 Model Pengembangan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung
Bab ini akan menjabarkan model pengembangan kawasan ekonomi Ujung Jabung meliputi kegiatan pokok kawasan ekonomi, penetapan kegiatan pokok dan lokasi kawasan ekonomi serta skema pembiayaan investasi.
Bab 6 Rencana Strategis Kawasan Ekonomi Ujung Jabung
Bab ini akan menjabarkan rencana strategis kawasan ekonomi ujung Jabung, yang meliputi visi misi, tujuan, kebijakan dan strategi, rencana peruntukkan lahan, kerangka institusi serta tahapan dan program pengembangan kawasan ekonomi.
Bab 7 Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi dalam pengembangan kawasan ekonomi ujung jabung.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
BAB II PEMAHAMAN TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI
Bab ini akan menjabarkan Pemahaman tentang pengembangan Kawasan
Ekonomi dilihat dari prinsip-prinsip dan perkembangan kawasan ekonomi
yang telah dikembangkan baik di Dunia maupun di Indonesia
2.1. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI
2.2.1. Konsep Dasar
Dalam Xiangming Chen (1995), Kawasan Ekonomi merupakan suatu bentuk evolusi pengembangan Free Economic Zone (FEZ) yang berawal dari tahun 1500-an ketika Historical Freeports yang antara lain terdapat di Genoa (Italia) dan Gibraltar (Spanyol) terbentuk. Secara perlahan konsep Freeports ini kemudian berevolusi memunculkan varian baru yang disebut Free Trade Zone (FTZ) yang kemudian pada gilirannya mempengaruhi pula munculnya Custom Bonded Warehouse (CBW). Freeport dan FTZ yang menggejala hingga tahun 1930an ini dianggap sebagai fase pertama FEZ. Evolusi berikutnya adalah dengan munculnya Border Industrialization Program (BIP), seperti yang kemudian berkembang di Maquiladora (Meksiko), yang memunculkan pula varian lebih besar yang disebut Export Processing Zone (EPZ). Varian ini kemudian berkembang lagi menjadi Investment Promotion Zone (IPZ), seperti yang dijumpai di Sri Lanka, Industrial Estate, seperti di Singapura, dan Free Industrial Zone (FIZ), seperti yang dijumpai di Port Said (Mesir). EPZ dengan berbagai variannya inilah, yaitu yang berkembang dari akhir 1950-an hingga awal 1970-an, yang disebut sebagai fase kedua FEZ. Fase ketiga FEZ, yaitu pada tahun 1980an, adalah terbentuknya SEZ yang antara lain berkembang di Shenzhen (Cina). Fase keempat adalah terbentuknya FEZ yang bertemakan lebih spesifik namun integratif, seperti Science-based Industrial Park (SIP), seperti yang muncul di Silicon Valley (AS) dan Tzukuba City (Jepang). Apabila varian- varian ini masih berada dalam wilayah suatu negara, maka muncul pula kecenderungan terbentuknya Cross-National Zone seperti yang dijumpai pada IMS-GT maupun Chinese Triangle (Cina Selatan-Hong Kong-Taiwan).
Ujung Jabung Provinsi Jambi
Industrial zone, yang kemudian seringkali dikaitkan dengan suatu kawasan berikat (bonded zone), sebagai salah satu varian terkecil SEZ memiliki karateristik dasar sebagai berikut:
o Merupakan zona yang khusus diperuntukkan bagi kegiatan industri, umumnya
tidak dibatasi jenis industrinya o Industrial zone yang merupakan zona kawasan berikat akan memperoleh
fasilitas fiskal untuk kegiatan produksi dan ekspor o Merupakan zona yang di dalamnya tidak diperbolehkan adanya kegiatan
komersial lain serta pemukiman o Tidak selalu mensyaratkan adanya fasilitas pelabuhan laut secara langsung,
walaupun keberadaan fasilitas pelabuhan laut tentu menjadi sangat penting bagi aktivitas perdagangan
o Industrial zone yang merupakan kawasan berikat akan diberikan pagar pembatas
dengan pengawasan akses pintu masuk dan keluar kawasan tersebut oleh kantor kepabeanan untuk menjamin bahwa insentif fiskal yang diberikan hanya terbatas pada kegiatan produksi dan ekspor
o Luas kawasan ini umumnya relatif kecil Sebagai salah satu bentuk varian FEZ, Kawasan Ekonomi tentu memiliki karateristik
yang berbeda dengan FTZ, EPZ, ataupun SIP. Apakah yang membedakan bentuk- bentuk tersebut?
Tabel 2. 1 Karateristik Sejumlah Tipologi SEZ
KEGIATAN PASAR
Industrial Zone
Industri Domestik dan
Free Trade Zone
Mendukung
< 50 ha
Pelabuhan laut
Sebagian besar jasa Domestik dan
(FTZ)
perdagangan
dan udara
dan proses yang ekspor kembali berkait dengan
(reexport) perdagangan
Export
Mendorong ekspor
< 200 ha
Pelabuhan laut
Sebagian besar Ekspor
Processing Zone
produk industri
dan udara
industri
(EPZ) Special
Pembangunan
> 100 km 2 Mixed
Multi guna Domestik,
Economic Zone
terpadu
internal, Ekspor
(SEZ)
Sementara itu, FTZ memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ujung Jabung Provinsi Jambi
o Merupakan zona yang peruntukannya adalah pada kegiatan perdagangan serta
jasa penunjang perdagangan, termasuk kegiatan re-export. Kegiatan industri dapat dilakukan di dalamnya sepanjang langsung ditujukan untuk menunjang perdagangan
o Merupakan zona yang di dalamnya tidak diperboleh adanya kegiatan komersial
serta pemukiman umum. o Kegiatan komersial (hotel, duty free shops, dan kegiatan pariwisata) masih
dimungkinkan berada di dalamnya selama ditujukan bagi wisatawan asing o Kegiatan pemukiman masih dimungkinkan selama terbatas bagi karyawan
perusahaan yang berlokasi di wilayah tersebut dan sifat pemukimannya bukan merupakan pemukiman pribadi namun masih merupakan bagian dari wilayah perusahaan
o Memperoleh fasilitas fiskal bagi kegiatan konsumsi dan produksi di wilayah
tersebut o Mensyaratkan adanya akses langsung terhadap sarana transportasi laut dan
udara yang langsung mengarah pada perdagangan internasional o Dikelilingi oleh pagar pembatas dengan pengawasan akses pintu masuk dan
keluar kawasan tersebut oleh kantor kepabeanan o Luas kawasan ini umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan industrial
(bonded) zone EPZ memiliki karateristik umum yang hampir sama dengan FTZ, yaitu:
o Merupakan zona yang peruntukannya adalah pada kegiatan industri yang
ditujukan untuk ekspor o Merupakan zona yang di dalamnya tidak diperboleh adanya kegiatan komersial
serta pemukiman umum. o Kegiatan komersial (hotel, duty free shops, dan kegiatan pariwisata) masih
dimungkinkan berada di dalamnya selama bersifat terbatas dan ditujukan bagi wisatawan asing
o Kegiatan pemukiman masih dimungkinkan selama terbatas bagi karyawan
perusahaan yang berlokasi di wilayah tersebut dan sifat pemukimannya bukan merupakan pemukiman pribadi namun masih merupakan bagian dari wilayah perusahaan
o Memperoleh fasilitas fiskal bagi kegiatan konsumsi dan produksi di wilayah
tersebut
Ujung Jabung Provinsi Jambi
o Mensyaratkan adanya akses langsung terhadap sarana transportasi laut dan
udara yang langsung mengarah pada perdagangan internasional o Dikelilingi oleh pagar pembatas dengan pengawasan akses pintu masuk dan
keluar kawasan tersebut oleh kantor kepabeanan o Luas kawasan ini umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan industrial
(bonded) zone Kawasan Ekonomi dengan SEZ merupakan bentuk terluas dengan karakteristik:
o Merupakan integrated, large scale, mega zones yang dapat terdiri dari wilayah
pelabuhan, new town, industri, turisme, komersial, dan utilitas. Di dalam wilayah ini dapat dibentuk pula FTZ, EPZ, serta BZ. Walaupun di dalamnya masih dimungkinkan kegiatan komersial umum, namun jumlah, tipe, dan luasnya dibatasi serta diatur sehingga bersifat selektif dan ditujukan terbatas untuk melayani wisatawan asing, karyawan perusahaan serta anggota keluarganya yang berlokasi di wilayah tersebut
o Memiliki basis teknologi informasi dan jaringan yang memadai o Mengandalkan pada pasar domestik, internal wilayah SEZ dan ekspor o Mensyaratkan adanya akses langsung terhadap sarana transportasi laut dan
udara yang langsung mengarah pada perdagangan internasional o Memperoleh berbagai insentif, baik fiskal maupun non-fiskal. Besaran dan jenis
fasilitas fiskal dan non-fiskal disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan. Sebagai wilayah yang diberikan status khusus, BZ, FTZ, EPZ maupun SEZ
mensyaratkan adanya prosedur perijinan yang lebih sederhana dan efisien (efficient and streamlined investment procedures) serta infrastruktur yang moderen dan memadai. Salah satu persyaratan lain yang tak kalah pentingnya adalah lokasi geografis yang strategis.
Melihat perkembangan konsep FEZ di dunia yang menunjukkan adanya evolusi yang sangat nyata, yang terutama muncul pada 50 tahun terakhir, pertanyaan yang timbul adalah sejauh manakah penerapan konsep ini memberikan manfaat bagi negara- negara yang mengadopsinya dan manfaat apakah yang diperoleh oleh negara-negara tersebut dengan adanya FEZ? Apakah daya tarik FEZ begitu besar sehingga bahkan suatu negara seperti Korea Utara, yang sangat kapitalis, mau tidak mau harus membuka keran liberalisasi perdagangannya dengan membentuk suatu Special Economic zone di Sinuiju di bagian barat daya Korea Utara yang berbatasan dengan
China 1 . Secara khusus, istilah Kawasan Ekonomi atau SEZ mengacu pada salah satu
Ujung Jabung Provinsi Jambi
varian FEZ, namun secara generik istilah ini dapat dipergunakan secara bergantian dengan FEZ sehingga selanjutnya istilah Kawasan Ekonomi atau SEZ yang bersifat generik akan dipergunakan dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya.
Terdapat banyak teori yang melandasi mengapa suatu negara memberlakukan Kawasan Ekonomi. Salah satu yang paling sederhana pembentukan Kawasan Ekonomi dalam berbagai variannya adalah untuk menghasilkan suatu bentuk trade creation. Trade creation adalah suatu fenomena bertambahnya volume perdagangan internasional akibat extra output atas produksi suatu negara. Extra output tersebut bisa terjadi karena meningkatnya spesialisasi, economics of scale serta kebebasan hubungan perdagangan antar negara termasuk dengan dibentuknya zona-zona pertumbuhan ekonomi. Hal ini secara teoritis akan meningkatkan kesejahteraan dunia karena akan meningkatkan volume perdagangan dan memungkinkan penduduk (konsumen) melakukan pilihan atas produksi dan kombinasi barang yang lebih banyak dan harga yang lebih murah. Logika sederhana di balik ini adalah, adanya Kawasan Ekonomi akan merangsang produksi dunia meningkat sehingga konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan barang pada tingkat harga yang lebih murah. Walaupun dengan sangat mudah pembentukan zona pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan, namun dalam perkembangannya debat tentang dampak positif dan negatif pembentukan zona pertumbuhan tersebut tetap ada baik dalam tataran teori maupun fakta mengingat trade creation hanyalah satu di antara berbagai implikasi pembentukan Kawasan Ekonomi. Dalam hal ini muncul 2 pandangan besar yang melihat dampak Kawasan Ekonomi bagi suatu negara.
Pandangan pertama adalah Kaum Ortodoks yang kemudian dikenal sebagai
Neoclassical Theory 2 . Pandangan Orthodoks lebih banyak menjelaskan pesimisme
terhadap pemberlakukan Kawasan Ekonomi. Hal ini terutama didukung oleh pendapat dari World Bank. World Bank (1992) menekankan bahwa evaluasi terhadap Kawasan Ekonomi harus ditekankan pada dua hal utama : 1) Dampak utama Kawasan Ekonomi terhadap perekonomian, dan 2) Dampak Kawasan Ekonomi terhadap reformasi ekonomi secara umum. Dengan demikian dampak Kawasan Ekonomi terhadap kenaikan devisa suatu negara bukan suatu ukuran utama keberhasilan penerapan suatu Kawasan Ekonomi. Namun sebenarnya, pandangan ortodoks memperlihatkan temuan yang bercampur antara keberhasilan dan kegagalan Kawasan Ekonomi. Peter Warr (1999) menyatakan bahwa, sampai dengan
2 Claude Baissac, “Maximising the Developmental Impact of EPZs: A Comparative Perspective in the African Context of Needed Accelerated Growth ”, A Presentation at the Johannesburg EPZ Symposium , October 15-16
Ujung Jabung Provinsi Jambi
tahun 1990-an, keberhasilan Kawasan Ekonomi hanya terlihat dalam aspek ketenagakerjaan dan devisa, serta tidak bisa mencakup aspek ekonomi lain secara luas. Hal ini ditegaskan dengan temuan bahwa untuk negara pada level awal pembangunan (early stages of development), pembentukan Kawasan Ekonomi memang merupakan alat yang produktif dalam menyerap kelebihan tenaga kerja di negara berkembang, walaupun hal ini juga disertai dengan employment abused di dalamnya. Kawasan Ekonomi juga merupakan media untuk memaksa perusahan domestik mengikuti iklim kompetisi global dengan mencontoh perusahaan- persahaan asing yang ada di zona tersebut. Sayangnya demonstration effect ini pada beberapa zona di negara berkembang tidak bisa dikatakan berkelanjutan. World Bank sebagai pihak yang mendukung pandangan ini menekankan analisa dan evaluasi Kawasan Ekonomi terhadap efek dari kesejateraan yang ditentukan oleh dua hal yaitu : 1) peningkatan pendapatan nasional dan 2) tercapainya efisiensi ekonomi yang dicapai dengan berbagai kebijakan. Pandangan ini lebih melihat Kawasan Ekonomi dalam persepsi yang pesimis dimana Kawasan Ekonomi justru bisa menyebakan turunnya kesejahteraan dan efisiensi alokasi. Mesikipun untuk hal peningkatan pendapatan nasional, sudah tidak diragukan dampak positif dari pemberlakukan economic zone. Tidak tercapainya efisiensi alokasi ini disebabkan karena privilege yang diberikan dalam suatu zona justru bisa menyebabkan timbulnya distorsi dalam perekonomian (Hamada,1974). Balasubramanyam (1988), kurang lebih memiliki pendapat yang sama bahwa dengan adanya Kawasan Ekonomi perekonomian akan diwarnai oleh proteksi yang ketat, orientasi substitusi impor pada perekonomian domestik yang ditandai dengan konsentrasi investasi pada barang-barang padat modal. Sementara pada daerah yang di-enclave, produksi justru ditekankan pada proses yang padat karya. Hal ini akan menyebabkan inefisiensi alokasi sumberdaya dan eksploitasi comparative advantage (pada faktor produksi tenaga kerja). Menurut pandangan ini, Kawasan Ekonomi merupakan pilihan terakhir dalam menggerakkan suatu perekonomian. Penekanan pertama adalah liberalisasi total negara (countrywide liberalization) dan pilihan kedua adalah sistem perdagangan dengan pembebasan impor (economy wide duty free import systems). Sehingga iklim ekonomi akan berjalan beriringan baik oleh pelaku usaha domestik maupun asing (yang berada dalam zona-zona tersebut).
Pandangan kedua dikemukakan oleh Kaum Heterodoks, dikenal sebagai New Growth Theory dan Neo Institutionalism. Pandangan Heterodoks merujuk pada teori dan analisa menyangkut Kawasan Ekonomi dengan tidak mendasarkan pada teori perdagangan semata. Akibatnya evaluasi atas Kawasan Ekonomi tidak hanya didasarkan pada aspek ekonomi yang menyebabkan pandangan ini relatif bersifat lebih optimis. Tiga hal yang menjadi acuan pandangan heterodoks adalah menekankan aspek hubungan Kawasan Ekonomi dengan teori pertumbuhan,
Ujung Jabung Provinsi Jambi
pembentukan institusi dan pembangunan (development state theory). Optimisme kaum heterodoks, misalnya ditekankan oleh Appadu (1989) pada kasus Mauritius menjelaskan bahwa dampak adanya Kawasan Ekonomi lebih dominan pada terjadinya transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. New growth theory menjelaskan bahwa selain faktor ekonomi itu sendiri, terdapat faktor sosial dan politis yang akan menentukan alokasi faktor produksi modal dan tenaga kerja. Dengan kata lain aspek ekonomi tidak menjadi satu-satunya yang menentukan tingkat kesejahteraan melainkan aspek sosial yang terbentuk setelah adanya akumulasi human capital. Sementara neo instititusional merujuk pada Amsden (1992) menekankan pada bagaimana meningkatkan produktivitas dan efisiensi dari penggunaan faktor produksi di suatu negara. Negara-negara berkembang menghahadapi productivity gap, dimana tenaga kerja tidak serta merta terserap dengan memanfaatkan comparative advantage di negara yang bersangkutan. Dalam hal ini pemerataan teknologi menjadi kunci utama dalam meminimalkan productivity gap. Hal ini mengimplikasikan optimisme dari pandangan heterodoks, dimana salah satu efek positif dari Kawasan Ekonomi adalah adanya transfer teknologi.
Berdasarkan hal-hal di atas, pandangan heterodoks terhadap Kawasan Ekonomi adalah:
o Kawasan Ekonomi merupakan suatu instrumen yang diberlakukan pemerintah
untuk lebih memanfaatkan comparative advantage yang ada dengan membuat suatu zone yang disertai suatu rezim kebijakan (fiskal, dan sebagainya) yang berlaku khusus.
o Kawasan Ekonomi merupakan suatu instrumen yang dilakukan pemerintah
untuk membuat suatu langkah jumping dalam mencapai level penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa.
o Karena itu, untuk optimalisasi Kawasan Ekonomi harus menerapkan hal-hal
sebagai berikut : Menciptakan iklim yang kondusif sdalam memperlancar transfer
pengetahuan antara domestik dan asing. Menggeser prioritas perusahaan domestik menjadi export oriented.
Mempermudah peranan perusahaan domestik dari aspek regulasi karena
dalam evaluasi jangka panjang keberhasilan dari Kawasan Ekonomi akan baru terasa jika pemerintah dalam waktu yang sama berhasil menciptakan perusahaan-perusahaan domestik yang memiliki prioritas ekspor.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
Kawasan Ekonomi merupakan isntrumen katalisator bagi stakeholders
domestik: pengambil kebijakan, enterpreneur, dan tenaga kerja untuk mendapatkan pembelajaran dari perusahaan asing yang ada di zona.
2.2.2. Kawasan Ekonomi di Dunia
Sebagian besar dari kawasan-kawasan ekonomi yang telah ada, dikembangkan dengan tujuan untuk membangkitkan minat investasi swasta di daerah yang bersangkutan. Pengaruh positif yang diharapkan akan muncul kemudian adalah terserapnya tenaga kerja, seiring dengan terbukanya peluang ekonomi di masyarakat. Tujuan lain pembentukan kawasan ekonomi adalah mempercepat pertumbuhan dan melakukan diversifikasi ekspor dengan mendorong investasi.
Dalam studinya, Cling dan Lentily menemukan bahwa China merupakan negara yang paling berhasil dalam menerapkan Kawasan Ekonomi jika dilihat dari hasil penyerapan tenaga kerjanya. Sampai dengan tahun 1998, terdapat 850 SEZ di seluruh dunia yang mempekerjakan 27 juta tenaga kerja. Dari jumlah tersebut 20 juta diantaranya terserap di kurang lebih 100 SEZ di China. Dengan tidak menghitung penyerapan di China, Kawasan Ekonomi Amerika Latin menyerap 48 dari seluruh angkatan kerja yang bekerja di zone tersebut, di susul dengan Asia 40 dan Afrika
5 (dimana kecuali Mauritius dan Madagaskar, hampir keseluruhan negera Afrika gagal menerapkan Kawasan Ekonomi). Perkembangan Kawasan Ekonomi sendiri dari tahun ke tahun terlihat cukup nyata. Pada tahun 1975, terdapat 25 negara yang memiliki Kawasan Ekonomi dan mempekerjakan 800 ribu tenaga kerja. Jumlah tersebut meningkat pada tahun 1986 menjadi 47 negara dan menyerap 1.9 juta pekerja. Pada survey tahun 1997, dari 173 negara di dunia, 93 di antaranya memiliki Kawasan Ekonomi dan mempekerjakan 4.9 juta tenaga kerja. Dari 14 negara utama yang menerapkan Kawasan Ekonomi (Bangladesh, Korea Selatan, India, Indonesia, Malaysia, Mauritius, Mexico, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Taiwan dan Togo), maka akselerasi penyerapan tenaga kerja terbesar (diukur dari berapa besar multiplikasi jumlah tenaga kerja terserap selama lima tahun) adalah di Mexico, disusul Sri Lanka, Malaysia, Filipina, dan Dominika. Hal ini tidak merujuk pada jumlah tenaga kerja absolute yang dipekerjakan di Kawasan Ekonomi. Dari tiga negara terbesar efek multiplikasinya, terdapat kecenderungan peningkatan ekspor yang cukup drastis sebagai berikut :
1. Di Dominika, Kawasan Ekonomi memiliki kontribusi 80 dari total ekspor
manufaktur
Ujung Jabung Provinsi Jambi
2. Di Mauritius, pada tahun 1999 terdapat 500 perusahaan dalam semua Kawasan
Ekonomi dengan proporsi ekspor sejumlah 75 dari seluruh total ekspor, dimana sebagian besar didominasi oleh tekstile dan pakaian (65)
3. Di Mexico, 4.000 perusahaan dalam seluruh Kawasan Ekonomi menyumbangkan
36 dari seluruh total ekspor pada tahun 1997 (kedua terbesar setelah minyak bumi).
Secara umum, insentif yang diberikan kepada Kawasan Ekonomi di berbagai negara dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu insentif perpajakan, insentif kepabeanan, insentif ketenagakerjaan, serta insentif lainnya.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
Tabel 2. 2 Pengelolaan Kawasan Ekonomi di Zhuhai (Cina)
SEZ dengan fokus pada pembangunan software park, dapat dikategorikan sebagai Science-based Industrial Park (SIP)
Zoning
300.000 m 2 meliputi:
1. Wilayah Selatan (70.000 m 2 ) pusat pengembangan software industri dan bank komersil Cina 2. Wilayah Barat (150.000 m 2 ) software, pusat pengembangan, pusat pengujian dan pengendalian mutu, pameran, penjualan, produksi hardware,
bengkel kerja integrasi sistem
3. Wilayah Timur (80,000 m 2 ) gedung-gedung untuk jasa pengembangan, produksi, kendali mutu, pelatihan, komunikasi, dan teknis
Perimeter
Dengan pagar untuk memisahkan dengan area pemukiman
securing Otoritas
Pemerintah SEZ Zhuhai dengan bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan pusat
Tanggung jawab
Southern Software Park (Zhuhai) Development Co. Ltd bertanggung jawab atas perencanaan, pembangunan dan pengelolaan dengan bekerjasama dengan American Apple Computer Inc membentuk Apple SSP (Zhuhai) Technology Co. Ltd untuk mengembangkan software sistem dan aplikasi. Bekerjasama pula dengan Tsinghua University.
Hubungan antar SSP (Zhuhai) Development Co. Ltd dibentuk bersama oleh Ministry of Electronic Industry, the State Development Investment Corp. dan pemerintah institusi
daerah Zhuhai
Insentif investasi 1. Zhuhai Administrative and Service Center for Foreign Investment dibentuk oleh pemerintah kota, memberikan satu paket pelayanan yang meliputi
konsultasi kebijakan serta negosiasi dan persetujuan proyek investasi.
2. Infrastruktur yang sangat baik dan memadai 3. High tech preferential treatment dengan multi-entry go abroad document 4. Pembentukan unit khusus untuk menangani perpajakan, ketenagakerjaan, dan administrasi registrasi usaha 5. Penghuni dan anggota keluarga memperoleh residential cards dengan sejumlah fasilitas 6. Deposito pekerja asing dibebaskan dari PPh 7. Diijinkannya penjualan domestik hingga 100 untuk kegiatan-kegiatan tertentu yang memperoleh prioritas
Lokasi
Sangat strategis, hanya 3 km dari Hong Kong, terhubung dengan Macao melalui laut, hanya 2 jam dengan kendaraan dari Guangzhou dan Shenzhen. Memiliki Zhuhai International Airport, menghadap laut, dan bersebelahan dengan Amusement Land, golf course, dan car racing track.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
Tabel 2. 3 Pengelolaan Kawasan Ekonomi di Subic Bay (Filipina)
Subic Bay Freeport (SBF) diperluas menjadi Subic Special Economic and Freeport Zone (SSEFZ) yang akan meliputi kota Olangapo dan wilayah Zambales
Zoning
1.939 ha terdiri dari:
1. Industrial area (285 ha)
2. Warehouse industrial area (91 ha)
3. Tourism area (333 ha)
4. Commercial area (110 ha)
5. Residential area (360 ha)
6. Community facilities (100 ha)
7. Utilities (70 ha)
8. Special areas (170 ha)
9. Eco-tourism (75 ha)
Perimeter
Pemagaran sekeliling untuk memisahkan dengan wilayah pemukiman
securing Otoritas
Konversi dan pengembangan SBF dilakukan oleh Subic Bay Metropolitan Authority (SMBA), organisasi milik pemerintah, dan melapor langsung kepada presiden
Tanggung
SBMA diberikan kewenangan penuh untuk merencanakan dan mengembangkan SBF serta menarik dan mempromosikan
jawab
investasi ke SBF
Hubungan
SBMA berkerjasama dengan the United Development Corporation of Taiwan untuk membentuk Subic Bay Development and
antara lembaga Management Corporation (SBDMC) yang bertanggung jawab membangun Subic Bay Industrial Park. SBMA juga bekerjasama
dengan Japanese International Development Organization (JAIDO), Toyo Construction Company, Kawasho, dan Bank of Tokyo Mitsubishi, untuk membentuk Subic Technopark Corporation yang bertanggung jawab untuk membangun Subic
Ujung Jabung Provinsi Jambi
1. Tax and duty free importation
investasi
2. Pengecualian dari seluruh pajak daerah dan Negara dengan hanya 5 Corporate tax on Gross Income
3. Unrestricted entry atas FDI
4. Tidak ada control devisa
5. Pemberian visa bagi orang asing dengan mudah
6. Investor asing diberikan kebebasan penuh untuk memilih tenaga kerja (termasuk dari negaranya sendiri)
Infrastruktur
1. Pelabuhan laut moderen (41 ha) dengan dilengkapi movable pier, fasilitas cold storage, lebih dari 20 gudang, 2 area open
storage, dan container yard
2. Pelabuhan udara internasional yang telah memperoleh sertifikasi the Federal Aviation Administration, dengan fasilitas
moderen sistem keamanan, navigasi, komunikasi, dan meterologi
3. Jalan yang baik dan lebar
4. Fasilitas telekomunikasi moderen
5. Cybercity
6. Agila 2, satelit yang paling kuat di Asia
7. Listrik, air bersih, dan pembuangan limbah yang memadai
Akses
1. Jalur perkapalan ke Kaohsiung dan Singapura
2. Penerbangan penumpang internasional dan domestik ke Manila, Kuala Lumpur, Kaohsiung, Hong Kong, dan Taipei
Ujung Jabung Provinsi Jambi
Tabel 2. 4 Insentif Investasi Kawasan Ekonomi di Berbagai Negara
INSENTIF LAIN
1. Bangladesh Pembebasan pajak selama Tidak terdapat bea apapun EPZ diperkecualikan dari UU Ketidakadaan pajak untuk
10 tahun
untuk mesin, bahan baku ketenagakerjaan
pinjaman modal
dan peralatan yang dipakai
Pembebasan pajak secara
Serikat pekerja tidak ada Repatriasi penuh untuk profit
selama proses produksi
keseluruhan
terhadap
dalam zones
dan modal ke negara investor
dividen selama 10 tahun
ekspor untuk barang yang keluar dari zone tersebut
2. Republik
Penghapusan segala jenis Tidak terdapat bea apapun Sampai dengan batas-batas Repatriasi penuh untuk profit
Dominika
pajak sampai dengan 10 untuk mesin dan bahan tertentu, serikat pekerja tahun
baku (meskipun tegas tidak ada di zones, kecuali dinyatakan bahwa barang jika terdapat suatu kondisi kebutuhan perusahaan di ekstrim (perlakukan tidak zones yang dibebaskan adil dari perusahaan yang pajak harus disetujui oleh ada di zone) pengelola zone terlebih dahulu)
3. Mauritius
Semula : Penghapusan pajak Tidak terdapat bea apapun Tidak ada aturan tentang Repatriasi penuh untuk modal atas laba dan dividen selama untuk mesin, bahan baku ketenagakerjaan
kecuali dan profit
5 tahun
dan peralatan yang dipakai pada hal yang mengatur
Perlakukan khusus untuk
selama proses produksi
tentang
pemberhentian
Perundangan yang baru :
tingkat suku bunga pinjaman.
tenaga kerja dan lembur.
penghausan pajak laba dan Dihapuskannya
pajak
deviden sepanjang 10 tahun ekspor untuk barang yang namun
perusahaan keluar dari zone tersebut
dikenakan pajak perusahaan
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
(pajak badan) sebesar 15 untuk sepanjang waktu beroperasinya di zones.
4. Mexico
Tidak ada perlakukan spesifik Tidak terdapat bea apapun Walapun tidak secara tegas
untuk mesin, bahan baku dilarang,
pemerintah
dan peralatan yang dipakai menghendaki tidak adanya selama proses produksi
serikat pekerja di zones.
Dihapuskannya
pajak
ekspor untuk barang yang keluar dari zone tersebut
5. Filipina
Penghapusan pajak berlaku Tidak terdapat bea apapun Serikat
pekerja
tidak
pada 4 – 8 tahun sesuai untuk mesin, bahan baku diperbolehkan ada dalam dengan sutuasi dan kondisi. dan peralatan yang dipakai zones meskipun terdapat
selama proses produksi
Selanjutnya, pajak sebesar
mengatur hubungan antar
5 akan menggantikan Dihapuskannya
keseluruhan beban pajak ekspor untuk barang yang
perusahaan.
perusahaan.
keluar dari zone tersebut
6. Tunisia
Perusahaan yang setidaknya Tidak terdapat bea apapun
Reinvestasi dari profit
memiliki orientasi ekspor untuk mesin, bahan baku
mendapatkan kebebasan
80 dari nilai produksinya dan peralatan yang dipakai
pajak secara total.
akan
mendapatkan selama proses produksi
pembebasan pajak selama
Dihapuskannya
pajak
10 tahun. Setelah masa 10 ekspor untuk barang yang
tahun besar porsi ekspor
keluar dari zone tersebut
boleh berkurang hingga 50.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
Perusahaan dengan tingkat orientasi ekspor kurang dari
80 akan tetap dikenakan sebagian beban pajak.
7. Bahamas
Pembebasan pajak selama Tidak terdapat bea apapun
Hanya 35 menit dari Florida
10 tahun mencakup profit, untuk mesin, bahan baku
sebagai pintu masuk Amerika
(Grand
earning, capital gain dan dan peralatan yang dipakai
Serikat
Bahamas
dividen untuk perusahaan selama proses produksi
Port
Merupakan jalur perantara
perdagangan di Amerika Utara
memiliki orientasi ekspor
ekspor untuk barang yang
dan Selatan serta Eropa
sebesar 95 dari total
keluar dari zone tersebut
produksinya.
Pajak atas real estate dihapuskan hingga 3 Agustus 20015.
Secara
makro didukung dengan peg currency dari Bahamaian Dollar (1 BH = 1 US)
Repatriasi total untuk profit Batas minimum investasi
dalam
mana akan mendapatkan
kemudahan fasilitas-fasilitas adalah 50.000 US
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
8. Belarusia
Tidak dirinci secara khusus, Tidak terdapat bea apapun
Kawasan industri yang
namun ditekankan terdapat untuk mesin dan bahan
dekat
dengan jalur
(Free
preferential fiscal untuk baku (meskipun tegas
transportasi (jalur kereta
Economics
perusahaan dalam zones dinyatakan bahwa barang
api) Moskow-Paris
Zone Minsk)
tersebut.
kebutuhan perubahan di
Lebih diarahkan untuk
zones harus disetujui)
industri di bid. permesinan, transportasi
dan komunikasi. Batas minimum penanaman modal adalah 50.000US.
Lamanya kontrak adalah 30 tahun
9. Cyprus
Terdapat pajak yang spesifik, Tidak terdapat bea apapun Tidak ada aturan khusus
Lebih mengarah pada free
namun tidak dijelaskan untuk mesin, bahan baku
port (dengan jam operasi 24
(Free Port
secara rinci
dan peralatan yang dipakai
jam)
Zones
selama proses produksi
Famagusta)
Tidak
terdapat biaya
Dihapuskannya
pajak
penyimpanan untuk 30 hari
ekspor untuk barang yang
pertama untuk full
keluar dari zone tersebut
container dan 15 hari pertama untuk empty container.
Tingkat
kriminalitas terendah di Eropa
Repatriasi penuh untuk modal dan profit.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
10. Polandia
Tax Holiday selama 10 Tidak terdapat bea apapun Tidak diatur secara Zone dilengkapi dengan tahun pertama.
untuk mesin, bahan baku spesifik
airport dengan kapasitas
(Euro
Park
Pengurangan pajak 50 dan peralatan yang dipakai
take-off weight 250 ton,
MIELEC)
untuk masa sesudah 10 selama proses produksi
yang bias menampung
tahun pertama
Boeing 737, MD-81, dan
Dihapuskannya
pajak
Total remisi untuk property
Ilyusin
ekspor untuk barang yang tax. Hal-hal di atas berlaku
keluar dari zone tersebut
Lamanya kontrak
dengan syarat :
penggunaan zone adalah
Tingkat investasi minimal
20 tahun
adalah 2.000.000 Euro Mempekerjakan setidaknya 100 orang.
11. Cambodia
Tidak terdapat aturan pajak Tidak terdapat bea apapun Tidak diatur secara Terletak di jalur Trans Asia yang jelas, namun tertulis untuk mesin, bahan baku spesifik
Highway (Myanmar,
( Moc
Bai
bahwa tingkat pajak yang dan peralatan yang dipakai
Kamboja, Laos, Guangxi
Economics Zone)
berlaku rendah
selama proses produksi
Perlakukan tingkat suku
ekspor untuk barang yang
bunga khusus dari bank
keluar dari zone tersebut
pemerintah Pengurangan 50 harga
sewa tanah. Kemudahan
repatriasi
profit
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
12. Jordania
Memperbolehkan hingga Tidak terdapat bea apapun Diperbolahkan
Merupakan kawasan
100 kepemilikan luar untuk mesin, bahan baku mempekerjakan tenaga strategis
dan peralatan yang dipakai kerja asing hingga 70 menggabungkan 3 benua
Economics Zone)
selama proses produksi
dari total tenaga kerja.
(Asia, Eropa dan Afrika)
service tax
Dihapuskannya
pajak Terdapat skema Trining Merupakan kawasan yang
ekspor untuk barang yang and
Employment terintegrasi antara industri,
Tidak terdapat pajak untuk
keluar dari zone tersebut
Support Project (TESP) manufaktur, turisme.
barang-barang
yang
dimana pemerintah akan
dikonsumsi secara massal Memperbolehkan
Kestabilan ekonomi makro
menggantikan
biaya
di zones (most consumable penjualan
kembali
dimana 1 US di peg dalam
training bagi perusahaan
hingga 700 US per
domestik
dengan
Income tax sebesar 5,
pekerja.
Jangka waktu penggunaan
menambah
pajak
kecuali untuk perbankan,
zones adalah 50 tahun
penjualan
dan
asuransi dan transportasi
(dengan ketentuan-
pertambahan nilai
darat dimana dikenakan
ketentuan perpanjangan)
prevailing law Pajak penjualan tanah
sebesar 10 dimana 6 ditanggung penjual dan 4 oleh pembeli
Pajak restoran dan hotel sebesar 7
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
13. Iran
Secara umum :
Tidak terdapat bea apapun Tenaga kerja yang terampil Joint venture dengan untuk mesin, bahan baku pada setiap level
kepemilikan asing yang
(Free Trade Zone : Pembebasan pajak (all
dan peralatan yang dipakai
tak terbatas
Kish, Qeshm dan kinds) selama 15 tahun
Tingkat gaji diberlakukan
selama proses produksi
zone Terintegrasi dengan
Dihapuskannya
pajak (reasonable
competitive sector pariwisata
ekspor untuk barang yang wages)
Tidak ada keharusan visa
keluar dari zone tersebut
Aturan ketenagakerjaan bagi individu yang akan Penjualan ke bagian negara sesuai perjanjian kontrak menanamkan modal di
Pars Energy Zone
Iran yang lain (mainland) perusahaan dan pekerja zones. Sebaliknya visa dengan merujuk pada (merujuk
pada (dengan tujuan investasi
(Khusus
aturan tambahan value rekomendasi ILO)
di zone) dapat dibuat di
Petrokimia)
added dan penggunaan
negara manapun
bahan baku domestic
terdapat perwakilan
dibebaskan dari segala
(embassykonsulat) Iran.
jenis pajak.
Repatriasi modal dan
Sebelaiknya barang dari
profits secara total.
mainland yang dikirimkan
Tidak ada pembatasan
ke zone tidak dikenakan
mata uang (no currency
biaya karena dianggap
restriction)
sama dengan penjualan domestic.
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
Sumber energi yang melimpah. Gas alam (kedua terbesar) dan minyak bumi (ke-empat terbesar)
Terbuka bagi bank asing Dikhususkan
untuk pelabuhan eksport bahan kimia
(methanol, aromatic, urea dan olefin)
Ketersediaan sumber
energi Dilengkapi
dengan bandara
14. Uni Emirat Arab
Tidak
ada
pajak Penghapusan pajak ekspor
Memperbolehkan 100
penghasilan dan pajak dan
impor
untuk
kepemilikan asing
(Hamriyyah Free
atas laba usaha
keselurahan barang yang
Economic Zone)
Repatriasi modal dan
digunakan untuk proses
100 pembebasan atas
profits secara total
produksi dan barang hasil commercial levies
produksi.
Kontrak tanah adalah selama 25 tahun dan bisa
Didukung oleh 3 port
diperpanjang
(Khalid, Khor Fahan dan Hamriyyah) dengan aturan
Sewa tanah fix untuk 5
kepabeanan khusus
tahun pertama
Ujung Jabung Provinsi Jambi
Insentif lain
15. India
Secara umum :
(terdapat
27 Pembebasan
pajak Bebas bea untuk semua
Investor asing
Special Economics pendapatan selama 10 keperluan oeprasi, produksi
diperbolehkan untuk
Zone)
tahun pertama
dan perawatan perusahaan
membangun kawasan
Pembebasan atas service di zones
perkotaan, pusat
tax.
perbelanjaan dan rekreasi dalam zones. Berbagai macam fasilitas infrastruktur
: air, telepon, sumber energi dan sebagainya.
16. Amerika Serikat
Pembebasan pajak untuk Bebas bea untuk semua
Produk yang dikenakan
most consumable goods
keperluan oeprasi, produksi
kuota atau terkena VER
(South
Dakota
dan perawatan perusahaan
sesuai dengan kebijakan
Free Trade Zone
di zone
perdagangan Amerika,
at Sioux Fall)
tidak diberlakukan jika
Bahkan pembebasan juga
produk tersebut di
diberlakukan untuk barang
produksi di zone
yang hanya dire-ekspor.
Pengurangan biaya
Bea hanya dibenakan jika
asuransi karena barang
barang diperjualbelikan ke
yang tercatat untuk
wilayah kepabenan Amerika
secara bebas diimpor
yang lain.
tidak dihitung nilai beban asuransinya.(sampai dengan 40)
Ujung Jabung Provinsi Jambi
INSENTIF LAIN
Pembebasan pajak untuk
Dengan kata lain
perjualbelian dari satu
perusahaan di zone akan
zone ke zone yang lain
kebal dengan kebijakan
atau ke sub zone yang lain.
perdagangan Amerika Serikat
Dalam beberapa kajian, China selalu dikecualikan dalam analisa evaluasi keberhasilan Kawasan Ekonomi. Hal ini berkaitan dengan begitu besarnya jumlah investasi yang ada di China serta penyerapan tenaga kerja dari berbagai Kawasan Ekonomi yang ada di dalamnya. Sampai dengan tahun 2002, berdasarkan data dari tdctrade.com, di China terdapat 45 Economic and Technology Development Zone. Sampai dengan tahun 2001, dalam 45 Kawasan Ekonomi yang ada di China dihasilkan nilai GNP sebesar 232.920 milyar Yuan dengan total output industri sebesar 610.954 milyar Yuan. Nilai ekspor dari berbagai Kawasan Ekonomi tersebut mencapai 20.144 milyar US dan nilai investasi asing sebesar 6.209 miluar US. Perkembangan pesat tersebut juga dilihat dari kenyataan bahwa saat ini banyak dari tp 500 perusahaan dunia telah menaruh investasinya pada berbagai Kawasan Ekonomi di China, seperti ATT, Motorola, Coca-Cola, Pepsi, Volkswagen, Nestle, Shell, Yamaha, Samsung, Yazaki Auto, dan sebagainya. 3
2.2.3. Pokok-Pokok Penting Pengembangan Kawasan Ekonomi
Dari pembahasan di atas terlihat bahwa keberhasilan penerapan Kawasan Ekonomi di berbagai negara terutama terlihat pada:
1. Tingginya pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang terutama pada tenaga kerja
wanita
2. Relatif lebih tingginya rata-rata tingkat gaji yang ditawarkan dan dengan kenaikan yang
relatif pesat
3. Adanya keberhasilan dalam mendorong ekspor, yang terutama dijumpai pada negara-
negara kecil
4. Terjadinya transfer keterampilan dan teknologi Namun, SEZ juga menunjukkan kegagalan di sejumlah negara karena:
1. Pengembangan SEZ cenderung mendorong perkembangan sektor publik dibandingkan
sektor swasta
2. Tidak didukung kebijakan investasi yang bersifat kompetitif
3. Prosedur dan pengawasan perijinan investasi masih cenderung bersifat birokratis
4. Tidak didukung oleh struktur kelembagaan yang memadai
5. Kurang didukung oleh pendekatan pembangunan yang terintegrasi
3 Daftar lengkap pada http:www.cadz.org.cnenzgkfq500.asp
Oleh karena itu pokok-pokok penting yang harus dimiliki dalam pengembangan Kawasan Ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan dan pengoperasian SEZ harus mengarah pada prinsip-prinsip
profesionalisme, seperti halnya yang berlaku pada sektor swasta
2. Pengelolaan SEZ harus dilakukan dengan kriteria pengembangan dan peruntukan yang
jelas
3. Pengembangan SEZ hendaknya dilakukan melalui kerangka kemitraan pemerintah dan
swasta yang bersinergi dan baik
4. Membutuhkan dukungan yang terintegrasi dari top-level government
5. Legal dan regulatory framework harus dirampingkan, sementara persaingan diletakkan
atas dasar pemfasilitasan dan pelayanan yang prima dibandingkan pemberian insentif
6. Otoritas SEZ harus mandiri, fleksibel namun tetap berfokus pada regulasi, namun
dengan kapasitas administrasi yang kuat Sementara itu, perkembangan Kawasan Ekonomi akan dipengaruhi oleh trend Industri dan
tren kerangka prosedur dan kebijakan baru. Tren industri yang saat ini berkembang adalah sebagai berikut:
1. Jaringan produksi global, contract manufacturing outsourcing, peningkatan sektor jasa
2. Makin kecilnya jumlah pabrik-pabrik besar dengan orientasi pada multiple markets,
menurunnya kegiatan usaha yang murni berorientasi ekspor
3. Pertarungan pada Supply Chain Management (biaya logistik cenderung lebih besar
dibandingkan biaya produksi)
4. Keunggulan kompetitif yang didorong oleh hubungan dengan pelanggan, distribusi, dan
penjualan
5. Bermunculannya berbagai cluster penjualan yang didukung oleh kegiatan produksi
Trend industri yang demikian tak terlepas dari perkembangan kerangka kebijakan makro internasiona, seperti:
1. Integrasi global melalui WTO
2. Pendalaman struktur pada berbagai blok perdagangan regional
3. Dorongan diberlakukannya harmonisasi insentif perpajakan dan ketentuan investasi
4. Liberalisasi teknologi informasi dan telekomunikasi
5. Crack-down terhadap off-shore tax havens
6. Pengamanan rantai suplai dan perdagangan
7. Berakhirnya MFA Sementara itu, tren kerangka prosedur dan kebijakan baru yang saat ini berkembang adalah:
1. Diperbolehkannya kegiatan yang makin beragam pada SEZ
2. Dihilangkannya keharusan untuk melakukan ekspor
3. Pergeseran ke arah insentif perpajakan yang bersifat lebih universal
4. Pemberian insentif bagi pengembang swasta
5. Deregulation dan demonopolization
6. Pengacuan pada hak-hak tenaga kerja yang bersifat universal
7. Penekanan pada lebih pada post-audit dibandingkan screening
8. Pemanfaatan teknologi baru (EDI, smart cards)
9. Penekanan pada pemfasilitasan dibandingkan pengawasan
2.2. PERKEMBANGAN KAWASAN EKONOMI DI INDONESIA
Sebagian besar dari kawasan-kawasan ekonomi yang telah ada, dikembangkan dengan tujuan untuk membangkitkan minat investasi swasta di daerah yang bersangkutan. Pengaruh positif yang diharapkan akan muncul kemudian adalah terserapnya tenaga kerja, seiring dengan terbukanya peluang ekonomi di masyarakat. Tujuan lain pembentukan kawasan ekonomi adalah mempercepat pertumbuhan dan melakukan diversifikasi ekspor dengan mendorong investasi.
Pengembangan kawasan ekonomi di Indonesia bukanlah hal yang asing. Pasalnya pada tahun 1970 Indonesia berhasil mengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui UU NO. 1970, dilanjutkan pada tahun 1972 dikebangkan pula Kawasan Berikat (Bounded Warehouse) Kemudian tahun 1989 dikembangkan Kawasan Industri, setelah itu pada tahun 1996 dikembangkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), dan terakhir pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus pada tahun 2009.
Tabel 2. 5 Perkembangan Beberapa Kawasan Ekonomi dan Kawasan Khusus Lainnya di Indonesia Bentuk Kawasan
Landasan Hukum
DefinisiTujuan
Kawasan Berikat (7 lokasi)
PP No. 331996
Kawasan dengan batas tertentu untuk pengolahan barang asal impor dan DPIL
à PP No.322009
yang hasilnya untuk tujuan ekspor
Kawasan Industri (86 Lokasi)
Keppres No. 411996 Kawasan pemusatan kegiatan industri (KI)
yang dikelola oleh perusahaan KI
à PP No. 24 2009
Kawasan
Pengembangan PP No. 262007
Kawasan yang memiliki potensi cepat
Ekonomi Terpadu (KAPET)
tumbuh, sektor unggulan dan potensi
Keppres
pengembalian investasi yang besar
(13 Lokasi)
Pembentukan Kapet
FTZ atau KPBPB (4 lokasi)
UU No.372000
Kawasan dengan batas tertentu yang terpisah dari daerah pabean sehingga
PP No. 46, 47, 48
terbebas dari bea masuk, PPN, PPnBM dan
Tahun 2008 cukai
Kawasan Ekonomi Khusus UU No. 392009
Kawasan dengan batas tertentu dalam
(KEK) (Tahun 2012 telah ada 2
wilayah NKRI untuk menyelenggarakan
Perpres No. 332010
lokasi)
fungsi perekonmian yang bersifat khusus
Kepres No. 82010