Industri Berbasis Kelapa

4.4.3. Industri Berbasis Kelapa

1. Pendahuluan

  Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas areal 3,88 juta hektar (97 merupakan perkebunan rakyat), memproduksi kelapa 3,2 juta ton setara kopra.Selama 34 tahun, luas tanaman kelapa meningkat dari 1,66 juta hektar pada tahun 1969 menjadi 3,89 juta hektar pada tahun 2005. Meskipun luas areal meningkat, namun produktivitas pertanaman denderung semakin menurun (tahun 2001 rata-rata 1,3 ton Ha, tahun 2005 rata-rata 0,7 tonHa). Produktivitas lahan kelapa Indonesia masih rendah di bandingkan dengan India dan Srilangka.Perkebunan kelapa rakyat dicirikan memiliki lahan yang sempit, pemeliharaan seadanya atau tidak sama sekali dan tidak pada skala komersial.Permintaan produk-produk berbasis kelapa masih terus meningkat baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri.Industri turunan kelapa masih dapat dikembangkan dengan melakukan diversifikasi produk olahan antara lain : oleo kimia, desiccated coconut, virgin oil,

  nata de coco, dan lain-lain1.2. Pengelompokan Industri Pengembangan Industri Pengolahan KelapaSebagaimana diketahui, kelapa adalah tanaman yang dari semua bagiannya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Gambaran dari pemanfaatan bagian-bagian tanaman kelapa dimaksud adalah sebagaimana tercantum sebagai berikut :Industri Hulu: Industri kelapa hulu merupakan industri kelapa paling hulu dalam rangkaian industri kelapa, seperti kelapa segar, kopra (kopra hitam dan putih)Industri Antara : Industri kelapa antara merupakan industri kelapa yang memproses bahan baku menjadi produk-produk turunan, seperti tempurung kelapa, Copra Meal, Desiccated Coconut.Industri Hilir : Industri kelapa Hilir adalah industri kelapa yang mengolah bahan yang dihasilkan oleh industri kelapa antara menjadi berbagai produk akhir yang digunakan oleh industri . seperti Karbon aktif, Minyak kelapa, Coconut creammilk dan lain-lain.Meskipun seluruh bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan untuk peningktan kesejahteraan manusia, namun perkembangan industri pengolahan berbasis kelapa di Indonesia dimulai dengan pengembangan industri kopra sebagai bahan baku industri minyak kelapa.1.3. Kecenderungan Global industri Pengolahan KelapaKecenderungan yang telah terjadi:Beberapa negara penghasil kelapa telah mengembangkan olahan kelapa kearah hilir diantaranya Philipina yang telah mengembangkan coconut methyl ester, tepung kelapa dan produk minuman baik dalam bentuk minuman segar maupun olahan lainnya. Pada tahun 2006 Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terluas didunia dengan luas areal sekitar 3,82 juta ha dimana 97 nya merupakan perkebunan rakyat dengan produksi 15,9 milyar butir atau setara dengan 3,2 juta ton kopra. Total nilai ekspor kelapa sekitar US 364,575 ribu.Kecenderungan yang akan terjadi :Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar didunia tetapi sebagian besar digunakan untuk memenuhi permintaan di dalamnegeri. Hal ini mengakibatkan pangsa pasar terutama minyak kelapa di pasar internasional relatif kecil.Hal ini berbeda dengan Philiphina yang merupakan negara penghasil kelapa no.3 dunia setelah Indonesia dan India, namun 80 produksinya untuk ekspor. Permintaan dunia akan produk turunan kelapa masih cukup baiki terutama untuk pemakaian organic foods, functional drink, cosmo centicals, oleo chemicals, biofuel dan bio lubricants dan lain-lain.Analisis terhadap kecenderungan yang telah dan akan terjadi :Bahwa kondisi tersebut menggambarkan bahwa masih banyak peluang dalam meningkatkan pengembangan industri pengolahan kelapa untuk mengisi pangsa pasar dunia, yaitu dengan mengupayakan antara lain :Melakukan penguatan struktur industri berbasis kelapa dengan menciptakan iklim investasi dan usaha melalui insentif fiskal dan jaminan keamanan berusaha.Meningkatkan lapangan usaha industri yang telah adaPenciptaan lapangan usaha industri pengolahan kelapa melalui promosi investasi disentra bahan baku dan pengembangan pasar domestik dan ekspor.

  Pohon kelapa disebut juga sebagai pohon kehidupan karena seluruh komponen dari pohon kelapa memberikan manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia baik dari aspek fisik, ekonomi, maupun sosial. Dengan luas 3,7 juta hektar dan tersebar di seluruh nusantara, tanaman kelapa tidak bisa dilepaskan dari kehidupan rakyat Indonesia karena hampir 97 luas tanaman kelapa merupakan perkebunan rakyat. Dari potensi produksi sebesar 15 milyar butir pertahun hanya dimanfaatkan sebesar 7,5 milyar butir pertahun atau sekitar 50 dari potensi produksi. Masih banyak potensi kelapa yang belum dimanfaatkan karena berbagai kendala terutama teknologi, permodalan, dan dan daya serap pasar yang belum merata. Selain sebagai salah satu sumber minyak nabati, tanaman kelapa juga sebagai sumber pendapatan bagi keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa dan produk ikutannya di Indonesia. Adalah Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu yang telah banyak melakukan riset aplikasi dan model-model pengembangan pengolahan kelapa secara terpadu di masyarakat. Berbagai produk yang telah dikembangkan diantaranya : Virgin Coconut Oil (VCO), minyak goreng sehat, biodiesel pengganti solar, bioethanol pengganti bensin, briket arang, asap cair sebagai bahan pengawet alami, natadecoco, aneka produk kerajinan dari sabut kelapa, dan aneka produk kosmetik dari VCO. Kesemua produk tersebut dapat diproses dengan mudah oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Potensi kelapa yang sangat besar dan tersebar diberbagai daerah sangat memungkinkan dikembangkan berbasis masyrakat untuk meningkatkan perekonomian daerah dan memberikan efek pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu yang memiliki pengalaman dalam bidang riset dan pengembangan produk kelapa berbasis masyarakat dapat membantu pemerintah daerah yang berminat untuk mengembangkan program yang ada dalam profil ini.

2. Produk Industri Turunan Kelapa

  Sebagai produsen terbesar di dunia, kelapa Indonesia menjadi ajang bisnis raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida, dll), proses produksi, pengolahan produk kelapa (industri turunan dari daging, tempurung, sabut, kayu, lidi, dan nira), dan aktivitas penunjangnya (keuangan, irigasi, transportasi, perdagangan, dll). Industri turunan kelapa ini dapat dilihat dari pohon industrinya sebagai berikut :

  Gambar 4.28 Pohon Industri Kelapa

  Daya saing produk kelapa pada saat ini terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer, di mana nilai tambah dalam negeri yang dapat tercipta pada produk hilir dapat berlipat ganda daripada produk primernya. Usaha produk hilir saat ini terus berkembang dan memiliki kelayakan yang tinggi baik untuk usaha kecil, menengah maupun besar. Pada gilirannya industri hilir menjadi lokomotif industri hulu kelapa tersebut.

  Produk akhir yang sudah berkembang dengan baik adalah desicated coconut (DC), coconut milkcream (CMCC), coconut charcoal (CCL), activated carbon (AC), brown sugar (BS), nata de coco (ND) dan coconut fiber (CF). Yang baru mulai berkembang adalah virgin coconut oil (VCO) dan coconut wood (CW). Produk DC, CCL, AC, BS, dan CF sudah masuk pasar ekspor dengan perkembangan yang pesat, kecuali CF yang perkembangan ekspornya kurang karena belum terpenuhinya standar, walaupun permintaan dunia terus meningkat. Kopra dan CCO sebagai produk setengah jadi diharapkan dapat diolah lebih lanjut menjadi produk oleochemical (OC), di mana Indonesia masih menjadi pengimpor neto.

  Permintaan pasar ekspor produk olahan kelapa umumnya menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh, pangsa pasar DC Indonesia terhadap ekspor DC dunia cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir. Kecenderungan yang sama terjadi pada arang aktif. Sebaliknya pangsa ekspor CCO mengalami penurunan. Situasi ini mengisyaratkan perlunya mengarahkan pengembangan produk olahan pada produk-produk baru yang permintaan pasarnya cenderung meningkat (demand driven).

  Dengan produksi buah kelapa rata-rata 15,5 milyar butir per tahun, total bahan ikutan yang dapat diperoleh 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut. Industri pengolahan komponen buah kelapa tersebut umumnya hanya berupa industri tradisional dengan kapasitas industri yang masih sangat kecil dibandingkan potensi yang tersedia. Daerah sentra produksi kelapa di Indonesia adalah Propinsi Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Beberapa wilayah yang bukan sentra produksi tetapi memiliki potensi bahan baku tertentu yang berkualitas seperti NTB dan NTT untuk industri kayu.

  Pengembangan industri hilir kelapa terpadu untuk menghasilkan CCO, AC, CF, dan cuka; sedangkan yang secara parsial untuk menghasilkan VCO, OC, DC, CF, BS, dan CW. Di Sulut (terpadu: 4 unit), Sulteng (terpadu: 2 unit), Riau (terpadu: 4 unit), Jambi (terpadu dan parsial 4 unit), Jabar, Banten, Jateng, Jatim, Lampung (parsial gula kelapa masing-masing 10 unit); DIY (parsial : industri kerajinan tempurung dan sabut). NTBNTT (parsial: furniture dan rumah dari kayu kelapa). Untuk menunjang industri tersebut diperlukan intensifikasi, rehabilitasi, dan peremajaan di usahatani serta pembangunan infrastruktur, kelembagaan, dan dukungan kebijakan.

  Dukungan kebijakan yang diperlukan untuk usahatani adalah penyediaan kredit modal untuk intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan; pembinaan teknis dan kelembagaan produksi; adanya kelembagaan semacam “Coconut Board”; penyediaan informasi teknologi dan pasar; peningkatkan status hukum atas kepemilikan lahan usaha; dan pengembangan infrastruktur.

  Perkiraan investasi secara keseluruhan untuk mengembangkan infrastruktur, usahatani, dan industri pengolahan kelapa 1,786 trilyun, yang terbagi atas 221 milyar oleh masyarakat (terutama petani), 917 milyar oleh kalangan swasta, dan 648 milyar oleh pemerintah (pusat dan daerah).

  Gambar 4.29 Rantai Produksi dalam menghasilkan Produk Turunan Kelapa

A. Virgin Coconut Oil

  Produk ini telah mendapatkan sertifikat Obat Tradisonal (jamu) dari LPOM Republik Indonesia, hasil Produk yang bernilai tinggi dari kelapa ini adalah minyak kelapa virgin (virgin coconut oil).

  Virgin Coconut Oil adalah minyak murni yang dihasilkan dengan cara memeras buah kelapa segar, diproses tanpa pemanasan atau dibantu bahan kimia lain. Proses tanpa pemanasan ini disebut juga Cold Expelled Coconut Oil (minyak kelapa ektrak dingin). Karena tanpa pemanasan, maka kandungan asamlemak (trans) menjadi tidak ada.

  Hasil penelitian menyajikan data tentang Virgin Coconut Oil yang mengandung lauric acid tinggi (sampai 53 persen), sebuah lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (jumlah karbon 12) dan biasa disebut medium-chain fatty acid alias MCFA. Di dalam tubuh manusia lauric acid akan diubah menjadi monolaurin, sebuah senyawa monoglyceride yang bersifat antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa.

  Dengan sifatnya itu, monolaurin dapat menanggulangi serangan yang disebabkan oleh Lipid CoatedVirus seperti HIV, herpes simplex virus-1 (HSV-1), vesicular stomatitis virus (VSV), visna virus,cytomegalovirus (CMV), influenza, dan berbagai bakteri patogen termasuk listeria monocytogenes danhelicobacter pyloryd, serta protozoa seperti giadia lamblia, Leukemia, Hepatitis, juga dipercaya dapatmembunuh bakteri penyebab pneumonia, radang tenggorokan, karang gigi, infeksi saluran kencing,memperbaiki kelenjar tiroid, mencegah hipertensi, sakit karena pencernaan, mencegah kanker usus,payudara, mengatasi berbagai penyakit kulit, mempercepat penyembuhan luka, Obesitas (kegemukan),serta juga memperbaiki proses metabolisme tubuh dan mencegah osteoporosis. Karena beberapakandungan mineral di dalamnya itulah yang membuat minyak ini mudah dicerna dan diserap oleh tubuhuntuk menghasilkan energi siap pakai. Selain itu ternyata minyak ini mengandung vitamin E, serta memiliki efek pelembab, yang mampu melembutkan dan melembabkan kulit.

  Selain mengandung lauric acid, virgin coconut oil juga mengandung capric acid yang, walaupun kandungannya cuma enam persen, juga bermanfaat bagi kesehatan. Di dalam tubuh kita, lemak berantai sedang (jumlah karbon 10) diubah menjadi monocaprin, yang bermanfaat untuk mengatasi penyakitpenyakit seksual, seperti virus HSV-2 dan HIV-1, dan bakteri neisseria gonorrhoeae. Adalah Dr Condrado Dayrit, yang pada tahun delapan puluhan menjabat sebagai Presiden The National Academy of Science dan Direktur Medis Potenciano Medical Center, Filipina, yang mula-mula melaporkan hasil penelitiannya tentang kemampuan lauric acid ataupun capric acid mematikan virus HIV.

  Untuk menghasilkan energi dari karbohidrat, dibutuhkan insulin agar glukosa dapat masuk ke dalam sel. Banyak orang mengalami masalah produksi insulin ketika mereka menjadi tua sehingga tubuhnya mengalami kesulitan untuk memperoleh energi dari karbohidrat. Glukosa yang tidak atau belum dimanfaatkan untuk energi diubah menjadi triglyceride dan diedarkan ke seluruh tubuh. Trigliceride dan lipoprotein harus menembus dinding sel agar dapat digunakan menjadi energi, dan keduanya juga membutuhkan enzim untuk bisa menembus membran mitochondria di dalam sel, tempat energi dihasilkan.

  Namun, MCFA mempunyai sifat unik, yaitu bahwa dia tidak membutuhkan enzim untuk menembus dindingmitochondria sehingga dapat menghasilkan energi dengan cepat dan efisien. Itulah sebabnya mengkonsumsi MCFA mirip dengan mengisi kendaraan dengan bahan bakar yang beroktan tinggi. Menurut peneliti Jepang, T Fushiki dan K Matsumoto, Dikarenakan MCFA mudah diserap ke dalam sel kemudian ke dalam mitochondria, metabolisme pun meningkat. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme itu menghasilkan efek stimulasi dalam seluruh tubuh kita. Antara lain peningkatan daya tahan terhadap penyakit dan percepatan penyembuhan dari sakit. Dengan peningkatan metabolisme, sel-sel bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel rusak dengan lebih cepat.

  Dengan struktur kimia yang tidak mengandung double bond, minyak ini bersifat tahan terhadap panas, cahaya, oksigen, dan tahan terhadap proses degradasi. Dengan sifat itu, virgin coconut oil dapat disimpan dengan mudah pada suhu kamar selama bertahun-tahun.

  Berbeda dari minyak kelapa biasa yang terbuat dari kopra, virgin coconut oil terbuat dari buah kelapa tua yang masih segar karena baru dipetik. Proses pembuatannya pun tidak menggunakan pemanasan. Ada pula minyak kelapa yang dinamakan refined oil, yang juga menggunakan kelapa segar sebagai bahan dasar, tetapi prosesnya masih menggunakan pemanasan. Proses yang tidak melibatkan pemanasan bukan tidak dapat menghasilkan lemak- lemak berantai sedang (MCFA), tetapi juga dapat menjamin keberadaan vitamin E dan enzim- enzim yang terkandung dalam daging buah kelapa.

  Metode ini disebut dengan metode pancingan keunggulam metode ini dibanding metode lainnya adalah tidak digunakannya pemananasan, fermentasi, ataupun pengasaman, sehingga Kualitas Virgin Coconut Oil yang di hasilkan lebih baik dibandingkan dengan minyak kelapa yang menggunakan metode lainnya.

  Virgin Coconut Oil atau dikenal dengan VCO merupakan Produk utama dari Daging Kelapa, Dari Virgin Coconut Oil dikembangkan Produk turunan seperti Minyak Goreng dan Aneka Kosmetik, Produk VCO telah mendapatkan sertifikat Obat Tradisonal (jamu) dari BPOM Republik Indonesia, hasil Produk yang bernilai tinggi dari kelapa ini adalah minyak kelapa virgin (virgin coconut oil). Dibuat tanpa proses pemanasan penambahan bahan-bahan kimia, sehingga kandungan dalam VCO tidak rusak, karena proses pembuatan. Proses ini dikenal dengan proses pancingan atau perubahan emulsi. Proses tanpa pemanasan ini disebut juga Cold Expelled Coconut Oil (minyak kelapa ektrak dingin). Karena tanpa pemanasan, maka kandungan asamlemak (trans) menjadi tidak ada. Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut Oil mengandung asam laurat tinggi lebih dari 48 yang merupakan asam lemak Rantai Menengah (Mediun Chain Fatty Acid) sangat bermanfaat untuk kesehatan karena tidak terdeposit dalam Tubuh dan dipercaya sebagai anti Viral, Bacterial, dan Jamur.

B. Minyak Goreng Sehat (Healty Coconut Cooking Oil)

  Minyak Goreng Sehat dengan merek BioVirgin dan Virna di buat dari Virgin Coconut Oil di Proses dengan suhu rendah dibawah 100 ⁰C dan dinetralisasi untuk menghilangkan Asam lemak bebasnya (FFA) sehingga minyak ini tidak Rusak ketika dipanaskan dan tidak tengik meskipun disimpan dalam waktu yang lama (> 2 Tahaun), Minyak sehat ini berwarna bening Jernih dan memiliki aroma segar Khas minyak kelapa, tidak banyak terserap kedalam makanan, karenanya lebih hemat dan makanan tidk berminyak dan renyah, selain itu minyak sehat ini masih baik untuk digunakan lebih dari 2 kali pemakaian.

C. Biochar

  BioChar atau Arang tempurung kelapa yang dibuat untuk Arang Pertanian diproses dengan Sistim pirolisis pada suhu 400 – 600 ⁰ C menghasilkan arang kualitas tinggi yang sangat baik digunakan bersama dengan Pupuk (Kimia maupun Organik) karena dapat menambat pupuk sehingga pupuk tidak mudah menguap dan terlindih di dalam tanah , dengan menngunakan BioChar Pemupukan menjadi Efektif dan Efisien selain itu pemanfaatan Biochar dapat membantu meningkatkan kebersihan Udara karena Biochar mampu menambat Gas Co dari udara.

D. Beriket Arang

  Tempurung yang telah mengalami proses pirolisis menghasilkan arang tempurung memiliki keunggulan pembakaran tanpa asap. Sangat cocok digunakan pada hotel-hotel yang memiliki ruang tertutup, sehingga tidak terpolusi oleh asap. Aman jika digunakan sebagai bahan bakar tungku penghangat ruangan. Arang Briket diproduksi menggunakan screw press tekanan tinggi sehingga briket yang dihasilkan sangat padat. Briket yang padat akan memperlama usia pembakaran, berdasarkan percobaan pembakaran briket arang tempurung yang dilakukan, satu briket ukuran 10 cm dengan diameter 2,5 mampu bertahan selama satu jam dengan titik panas sampai 7000 Cal

E. BioShell Asap Cair Pangan

  Asap Cair merupakan hasil dari proses pirolisis setelah didistilasi ulang dan diendapkan kandungan tarnya, asap cair (liquid Soap) siap dijadikan sebagai bahan pengawet makanan.Asap cair memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil. Pirolisis tempurung kelapa menghasilkan asap cair dengan kandungan senyawa fenol sebesar 4,13 , karbonil 11,3 dan asam 10,2 .

  Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak dapat dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya tersebut dapat dihindari, Asap cair Pangan telah melalui Proses dan Uji yang ketat di BPOM RI menjadikan asap cair aman untuk Pangan hal ini dibuktikan dengan Sertifikat Bahan Tambahan Pangan Perisa Asap dari BPOM RI, dan manajemen Produksi untuk Keamanan Pangan dengan memperoleh Sertifikat HACCP ,manfaat lain asap cair adalah mampu memperlama daya simpan makanan, sehingga sangat baik digunakan untuk Mie, Bakso, Sosis, Ikan dll tanpa perlu memakai Pengawet berbahaya seperti Formalin, Borax dan sebagainya.

F. ShellCo Asap Cair Non Pangan

  Selain sebagai Perisa dan memperpanjang Umur simpan Makanan Asap cair dapat digunakan untuk keperluan Non Pangan seperti ,sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti anti jamur, antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan. Untuk Industri Kayu, kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu yang tanpa diolesi asap cair (Darmadji, 1999), juga dapat mencegah serangan Bubuk kayu dan kayu lebih awet dan tidak mudah retak. Selain itu Asap cair dapat digunakan sebagai Pengusir Hama di lahan pertanian (Insectisida) dan pemberantas penyakit yang disebabkan Oleh Bakteri Jamur maupun Virus (Pestisida), sangat baik juga untuk digunakan dalam Industri pengawetan dan Penyamakan Kulit

G. Gula Semut

  Gula semut adalah Gula Kelapa Kristal yang diproses dari Gula maupun Nira Kelapa, Gula semut lebih praktis digunakan baik untuk pemanis minuman, makanan atau produk Olahan seperti Kue, Minuman Instan berasa Rempah, Jahe dan lain-lain , Gula semut sangat Cocok digunakan Orang yang sedang menjalani Program Penurunan Berat Badan karena dapat menghambat penyerapa Karbohidrat. Gula semut berwarna Coklat muda sampai Tua dan bertekstur butiran kristal kecil.

H. Aneka Produk Sabut Kelapa

  Sabut Kelapa dapat dijadikan bermacam-macam Produk, Produk Utama dari Sabut Kelapa adalah Serat (Coco Fiber) dan Serbuk Sabut ( Coco dust), dari Coco Fiber didapat produk-produk seperti Coco Rope (Tali Sabut Kelapa), Coco Mesh atau Coco Net (Jaring Sabut Kelapa), Coir Log ( Balok Sabut Kelapa, Matras, Keset, Sapu dan Aneka anyaman untuk Kerajinan, sedangkan dari Serbuk Kelapa dapat dihasilkan Produk diantaranya Coco Peat (Media Tanam Serbuk), dan Partikel Board (papan Serbuk)

I. Coco Rope (Tali Sabut Kelapa)

  Coco Rope dibuat dengan teknologi Pintal (Spiner) sederhana baik manual maupun dengan Mesin produk ini yang disebut tali menjadi bahan baku pembuatan produk lain seperti Coco Mesh dan Coir log, Keset atau digunakan saja sebagai tali pengikat yang sangat kuat dan awet.

J. Coco Mesh (Jaring Sabut Kelapa)

  Coco Mesh adalah Tali sabut Kelapa yang dianyam menjadi Jaring dengan ukuran tertentu, Coco Mesh banyak digunakan di bekas lahan pertambangan sebagai Pencegah Longsor dan Erosi, sehingga tanah tanah bekas pertambngan dapat direklamasi dan di reboisasi dengan baik. Coco Mesh juga digunakan pada fondasi Pembagunan Jalan Aspal pada Daerah-daerah yang tanahnya labil, serta daerah dengan kemiringan untuk mencegah longsor seprti tebing sungai.

K. Coir Log ( Balok Sabut Kelapa)

  Coir Log atau Balok Sabut Kelapa dibuat dari Cocomes yang dibentuk seperti Balok Kayu dan diisi dengan Serat sabaut Kelapa atau Biomasa lainnya (jerami dll), Coir log banyak digunakan sebagai tanggul penahan erosi dipinggir sungai maupun Abrasi di pantai, berbeda dengan menggunakan beton pemanfaatan Coir Log sebagai penahan Abrasi memiliki nilai lebih karena tahan terhadap terjangan Ombak dan dapat menjadi media tumbuh Mangrove, keunngulan lainnya Pemakainan Coir log dapat menumbuhkan Biota laut yang dapat menjadi makanan bagi Ikan, udang maupun Kepiting.

L. Aneka Kerajinan Tempurung

  Bermacam Jenis Kerajinan dibuat dari Tempurung Kelapa baik sebagai Hiasan (Lampu Hias, Lampu Tidur,Hiasan Dinding dll), Souvenir ( Pernikahan, Pin, Perkantoran dan lain-lainmaupun) untuk Alat Rumah Tangga (Mangkuk, Sendok, Garpu, Cangkir, Muk, dan lain-lain)

M. Aneka Kerajinan Kayu Kelapa

  Selain Kerajinan dari Tempurung dan Sabut Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu (Coconut Center Indonesia) juga mengembangkan aneka Produk dari Kayu Kelapa, Untuk Melestarikan Kelapa Indonesia perlu ada peremajaan tanaman kelapa, Pohon kelapa yang telah berumur diatas 50 Tahun sudah mulai tidak produktif berbuah lagi, sangat tinngi dan sulit sekali untuk panen buahnya, akan tetapi kayu kelapa yang berumur “tua” ini memiliki kualitas yang baik karena kayunya keras dan seratnya sangat bagus sehingga cocok untuk dijadikan beraneka Produk, Kerajinan maupun Meubelair.

  Gambar 4.30 Beberapa contoh produk industry turunan Kelapa