IMPLIKASI KEBIJAKAN TATA RUANG
3.1. IMPLIKASI KEBIJAKAN TATA RUANG
3.1.1. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai
Kebijakan Dasar Penataan Ruang
Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
a) Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
b) Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:
a) Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap
bencana;
b) Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi
ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan
c) Geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi. Kawasan Ekonomi dalam UU No. 26 tahun 2007 ini dikategorikan sebagai kawasan strategis.
Dalam Pasal 5 (Ayat 5), penataan ruang berdasarkan nilai strategisnya terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap: Dalam Pasal 5 (Ayat 5), penataan ruang berdasarkan nilai strategisnya terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:
c) Peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kawasan strategis sebagaimana termaksud meliputi: kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam danatau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan, dan kawasan latihan militer. Sedangkan yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain, adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.
Dalam kaitan ini, maka kawasan Asmat merupakan kawasan strategis yang ditetapkan mulai dari tingkat nasional, tingkat provinsi, hingga tingkat kabupatenkota. Dengan demikian, maka kegiatan penataan ruang terhadap kawasan ekonomi khusus Asmat harus dilakukan dengan pendekatan nilai strategis. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi danatau mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan demi terwujudnya pemanfaatan yang berhasil guna, berdaya guna, dan berkelanjutan.
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, danatau lingkungan. Penetapan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif didasarkan pada pengaruh yang sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, danatau lingkungan.
3.1.2. RTRW Nasional sebagai Arahan Kebijakan Strategi Pemanfaatan Ruang
Wilayah Nasional
Dalam RTRWN ditetapkan bahwa penataan ruang nasional ditujukan untuk menciptakan :
a) Ruang wilayah nasional yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
b) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupatenkota;
d) Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
didalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e) Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupatenkota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
g) Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;
h) Keseimbangan dan keserasian keseimbangan antar sektor; dan
i) Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi
pengembangan struktur dan pola ruang. Kebijakan pengembangan struktur ruang dilakukan melalui:
a. peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang
merata dan berhierarki; dan
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.
Dalam kaitannya dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Ujung Jabung terdapat beberapa kebijakan pengembangan struktur ruang nasional yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Penetapan sistem perkotaan nasional yang menetapkan Jambi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN); dan Kuala Tungkal, Sarolangun, Muarabungo, Muara Bulian sebagai Pusat Kegiatan Wilayah.
2. Pengembangan Jalan Bebas Hambatan antar kota yang melalui Indralaya – Betung
(Simpang Sekayu) – Tempino – Jambi serta Jambi – Rengat.
3. Penetapan pelabuhan laut sebagai simpul pergerakan nasional, dengan
ditetapkannya Kuala Tungkal sebagai Pelabuhan Nasional.
4. Penetapan bandar udara sebagai pusat penyebaran, dengan ditetapkannya Bandara
Sultan Thaha sebagai pusat penyebaran tersier. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang, dilakukan melalui pengembangan kawasan lindung,
kawasan budidaya, dan kawasan strategis nasional. Dengan mempertimbangkan bahwa sumberdaya alam tidak tersebar merata, serta dalam rangka mewujudkan pertumbuhan, pemerataan kegiatan ekonomi, serta kesatuan wilayah nasional di kawasan budidaya, dikembangkan kawasan-kawasan potensial pengembangan, salah satunya kawasan andalan. Di Provinsi Jambi ditetapkan 2 kawasan andalan yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan kawasan ekonomi Ujung Jabung, yaitu : Muara Bulian Timur Jambi
dan Sekitarnya dan Kawasan Muara Bungo dan sekitarnya.
Kawasan
Kota dalam Kawasan
WS yang
Bandar
Sektor Unggulan
Kuala Tungkal - Sultan Thaha
Muara Bulian - pertanian
Tungkal
- Teramang –
Timur Jambi
dan Sekitarnya
Muara Bungo - pertanian dan Sekitarnya
- kehutanan
Sumber: RTRWN PP 262008 Ket: PKN = Pusat Kegiatan Nasional
PKW = Pusat Kegiatan Wilayah
3.1.3. RTRW Provinsi Jambi sebagai Arahan Pemanfaatan Ruang Provinsi
A. Rencana Struktur Ruang Wilayah
Hirarki dari masing-masing pusat-pusat kegiatan dalam struktur ruang di Provinsi Jambi untuk 20 tahun mendatang diwujudkan dalam 3 hirarki pusat pelayanan yaitu:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), berada di Kota Jambi yang melayani wilayah Provinsi
Jambi serta wilayah nasional serta mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan internasional. Oleh karena itu Kota Jambi diarahkan sebagai pusat aktivitas sekunder dan tersier. Selanjutnya dilakukan pemantapan keterkaitan PKN dengan kota-kota utama di Sumatera dan Jawa, bahkan dengan Indonesia bagian Barat, Tengah dan Timur melalui prasarana transportasi darat, laut dan udara; Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi perkotaan; Peningkatan peranan swasta dalam pembangunan sarana prasarana perkotaan; dan Pengembangan ekonomi kota yang bertumpu pada industri dan jasa untuk memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja; serta Penataan ruang kota melalui perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kota.
2. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) yaitu pusat kegiatan yang dipromosikan untuk
di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKN. PKNp ini adalah pusat kegiatan yang sudah berstatus PKW.Dalam rencana yang diarahkan menjadi PKNp adalah Perkotaan Muara Bungo dan Perkotaan Sarolangun.
3. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu pusat kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi dan
transportasi yaitu wilayah kabupatenkotayang berdekatanberbatasan. Pusat Kegiatan Wilayah di Provinsi Jambi meliputiPerkotaan Kuala Tungkal dan Perkotaan Muara Bulian.
4. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) yaitu Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk
di kemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKW. Pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai
PKWp adalah kota-kota yang memenuhi persyaratan sebagai PKL. perkotaan yang diarahkan menjadi PKW promosi (PKWp) meliputi :
a. Perkotaan Muara Sabak;
b. Kota Sungai Penuh;
c. Perkotaan Bangko;
d. Perkotaan Sengeti; dan
e. Perkotaan Muara Tebo. PKW di wilayah tengah dikembangkan pada kegiatan produksi berbasis sektor primer
dan sekunder dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
PKW di wilayah Barat dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi pada kegiatan konservasi untuk keberlanjutan tapak ekologi dan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
PKW di wilayahPantai Timur dikembangkan sebagai kawasan strategis Provinsi yang diarahkan sebagai pintu gerbang utama distribusi barang ekspor Provinsi terhadap wilayah pertumbuhan sub regional ASEAN.
5. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Ibukota Kabupaten dan Kota yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah kabupaten dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat kecamatan (daerah belakangnya).
a. Perkotaan Batang Sangir;
b. Perkotaan Sanggaran Agung;
c. Perkotaan Siulak;
d. Perkotaan Sungai Manau;
e. Perkotaan Pasar Masurai;
f. Perkotaan Rantau Panjang;
g. Perkotaan Pasar Pamenang;
h. Perkotaan Pekan Gedang;
i. Perkotaan Singkut; j. Perkotaan Pauh; k. Perkotaan Rantau Keloyang; l. Perkotaan Embacang Gedang; m. Perkotaan Tuo Limbur; n. Perkotaan Rantau Ikil; o. Perkotaan Wiroto Agung; p. Perkotaan Sungai Bengkal; q. Perkotaan Simpang Sungai Rengas; r. Perkotaan Muara Tembesi; s. Perkotaan Muara Jangga; t. Perkotaan Pijoan; i. Perkotaan Singkut; j. Perkotaan Pauh; k. Perkotaan Rantau Keloyang; l. Perkotaan Embacang Gedang; m. Perkotaan Tuo Limbur; n. Perkotaan Rantau Ikil; o. Perkotaan Wiroto Agung; p. Perkotaan Sungai Bengkal; q. Perkotaan Simpang Sungai Rengas; r. Perkotaan Muara Tembesi; s. Perkotaan Muara Jangga; t. Perkotaan Pijoan;
aa. Perkotaan Mendahara;
bb. Perkotaan Nipah Panjang; dan
cc. Perkotaan Pandan Jaya Sistem Pusat Kegiatan di Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 3. 2 Sistem Pusat Kegiatan di Provinsi Jambi Tahun 2011 – 2031
No. Nama KotaPusat Hirarki
Peranan dan Fungsi Pusat Keterangan
Pusat pemerintahan provinsi
Ibukota Provinsi
Pusat perdagangan dan jasa Jambi regional Pusat distribusi dan kolektor barang dan jasa Industri Pusat transportasi Pendidikan tinggi Perumahan skala besar
2. Muara Bungo
Pusat
pemerintahan Ibukota Kabupaten
Pusat Perdagangan dan jasa
PKNp
regional Pusat transportasi Industri pengolahan Pusat pendidikan Perumahan skala besar
3. Sarolangun
PKW
Pusat
pemerintahan Ibukota Kabupaten
Pusat Perdagangan dan jasa Industri pengolahan Pertambangan Pelayanan transportasi Perumahan skala besar
Pusat
pemerintahan Ibukota Kabupaten
4. Kuala Tungkal
kabupaten
Tanjung Jabung
Pusat perdagangan dan jasa Barat regional
kelautan Pelabuhan laut dan antar pulau Pusat pendidikan Kawasan pertahanan dan keamanan maritim
5. Muara Bulian
PKW
Pusat
pemerintahan Ibukota Kabupaten
Kabupaten
Batanghari
Perdagangan dan jasa Industri manufaktur Pertambangan Pendidikan
6. Muara Sabak
Pusat
pemerintahan Ibukota Kabupaten
kabupaten
Tanjung Jabung
Pusat koleksi dan distribusi Timur
PKWp
barang Pusat perdagangan dan jasa regional Kawasan industri besar Pusat transportasi laut Kawasan Pertahanan dan Keamanan maritim
pemerintahan Ibukota Kabupaten
kabupaten
Muaro Jambi
Perdagangan dan jasa Industri pengolahan
pemerintahan Ibukota Kabupaten
kabupaten
Merangin
2. Perdagangan dan jasa 3. Pariwisata 4. Pendidikan
5. Pelayanan Agribisnis dan Agroindustri
9. Muara Tebo
PKWp
Pusat
pemerintahan Ibukota Kabupaten
kabupaten
Tebo
Perdagangan dan jasa Industri manufaktur
10. Sungai Penuh
Pusat pemerintahan
Ibukota Kota Sungai
PKWp
Pusat pelayanan pariwisata
Penuh
Perdagangan dan Jasa Pendidikan Konservasi
11. Sanggaran Agung
Pusat pelayanan pariwisata
Perkotaan di
PKL
Pusat PertanianAgrowisata
Kabupaten Kerinci
12. Siulak
1. Pusat Pemerintahan
Perkotaan di
PKL
2. Pusat PertanianAgrowisata Kabupaten Kerinci
13. Batang Sangir
1. Pusat pertanian agribisnis Perkotaan
di
PKL
dan agrowisata
Kabupaten Kerinci
2. Pelayanan Pariwisata 3. Konservasi
14. Muara Tembesi
PKL
Perdagangan dan distribusi Perkotaan
Industri manufaktor
Batanghari
Simpul transportasi
15. Simpang Sungai
1. Perdagangan dan distribusi Perkotaan
di
Rengas
barang lokal
Kabupaten
PKL
2. Industri manufaktur
Batanghari
16. Merlung
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Tanjab barang lokal
Barat
17. Tebing Tinggi
1. Industri besar
Perkotaan di
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Tanjab
PKL
barang lokal
Barat
3. Perumahan skala menengah
18. Serdang Jaya
PKL
1. Perdagangan dan jasa
Perkotaan di
2. Industri Pengolahan
Kabupaten Tanjab
3. Simpul transportasi
Barat
19. Nipah Panjang
Perdagangan dan jasa sub Perkotaan
Kabupaten Tanjab
Sentra perikananminapolitan Timur Simpul transportasi
20. Mendahara
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Tanjab barang lokal
Timur
21. Pandan Jaya
1. Pusat sumber daya energi
Perkotaan di
2. Industri Pengolahan
Kabupaten Tanjab
PKL
3. Simpul transportasi
Timur
22. Wiroto Agung
Simpul Transportasi
Perkotaan di
Perdagangan dan Jasa sub Kabupaten Tebo
PKL regional
23. Sungai Bengkal
PKL
Perdagangan dan jasa
Perkotaan di
Industri pengolahan
Kabupaten Tebo
24. Rantau Ikil
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Bungo barang lokal 3. Industri pengolahan
25. Tuo Limbur
1. Simpul Transportasi
Perkotaan di
2. Mitigasi Bencana
Kabupaten Bungo
PKL 3. Perdagangan dan jasa
4. Konservasi
26. Embacang Gedang
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Bungo barang lokal
27. Rantau Keloyang
1. Industri pengolahan
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Bungo barang lokal
28. Marga
PKL
Perdagangan dan jasa
Perkotaan di
Industri pengolahan
Kabupaten Muaro
Simpul transportasi
Perdagangan dan jasa
Perkotaan di
Simpul transportasi
Kabupaten Muaro Jambi
32. Pijoan
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Muaro barang lokal
Jambi
PKL
3. Pusat pendidikan
4. Pusat
pengembangan
keolahragaan 5. Perumahan skala besar
33. Sebapo
1. Simpul transportasi
Perkotaan di 2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten Muaro
PKL
barang sub regional
Jambi
3. Industri pengolahan
34. Pekan Gedang
1. Perdagangan dan distribusi Perkotaan
Pengembangan Sarolangun
Pertanian
35. Pauh
1. Industri pengolahan
Perkotaan di
PKL
2. Simpul transportasi
Kabupaten
3. Perdagangan dan distribusi Sarolangun barang lokal
32. Singkut
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten barang lokal
Sarolangun
3. Kawasan Agropolitan
34. Rantau Panjang
PKL
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten barang lokal
Merangin
35. Pasar Pamenang
PKL
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten barang lokal
Merangin
36. Pasar Masurai
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten barang lokal
Merangin
37. Sungai Manau
1. Simpul transportasi
Perkotaan di
PKL
2. Perdagangan dan distribusi Kabupaten barang lokal
Merangin
Sumber : RTRW Provinsi Jambi
Gambar 3. 1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jambi
B. Rencana Pola Ruang
Pola Ruang merupakan rencana alokasi penggunaan ruang di Provinsi Jambi dilakukan dengan menetapkan kawasan-kawasan potensial sebagai kawasan lindung dan kawasan pengembangan budi daya pertaniannon pertanian.
Kawasan lindung di Provinsi Jambi adalah 1.653.352 Ha, atau 30,94 dari luas areal Provinsi Jambi. Luas dan penyebaran masing-masing kawasan lindung dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 3. 3 Rencana Kawasan Lindung Provinsi Jambi Tahun 2011 – 2031
Perkiraan Luas thd
No
Jenis Kawasan
(Ha) luas Prov.
1 Hutan Lindung
163,534 Ha
2 Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
Kawasan Resapan Air
Kawasan Bergambut
59,995 Ha
3 Kawasan Perlindungan Setempat
Sempadan Pantai
Sempadan Sungai
268,440 Ha
Perkiraan Luas thd
No
Jenis Kawasan
(Ha) luas Prov.
Ruang Terbuka Hijau
- Ha
4 Kawasan Suaka Alam Dan Cagar Budaya
Kawasan Suaka Alam dan Perairan Laut
Cagar Alam
402.615 Ha
Cagar Alam Durian Luncuk I
115 Ha
Cagar alam Hutan Bakau Pantai Timur
402.500 Ha
Kawasan Pantai Berhutan Bakau
402.587 Ha
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
87 Ha
Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur
402.500 Ha
Taman Nasional
687.687 Ha
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
34.490 Ha
Taman Nasional Berbak
142.500 Ha
Taman Nasional Bukit Dua Belas
60.500 Ha
Taman Nasional Kerinci Sebelat
450.197 Ha
Taman Hutan Raya
Taman Wisata Alam
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
3.000 Ha
Luas Wilayah Prov. Jambi
: 5,343,500 Ha
Sumber : RTRW Provinsi Jambi
Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudi dayakan atas dasar kondisi atau potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya merupakan kawasan diluar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumberdaya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan baik kepentingan produksi (kegiatan usaha) maupun pemenuhan kebutuhan permukiman.
Berdasarkan fungsinya kawasan budidaya terdiri dari kawasan budidaya pertanian dan kawasan budidaya non pertanian. Kawasan budidaya pertanian terdiri dari kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan dan peternakan sedangkan kawasan budidaya non-pertanian terdiri dari kawasan permukiman, kawasan pertambangan, kawasan wisata dan kawasan industri.
Dalam kawasan budidaya terdapat pula kawasan andalan yang merupakan keterpaduan dan keterkaitan berbagai kegiatan produksi dan kawasan fungsional yang mempunyai dampak terhadap perkembangan perekonomian daerah.
Berdasarkan peran dan fungsi penetapan kawasan budidaya, maka pemantapan dan pengembangan kawasan ini diarahkan untuk:
1. Pengembangan berbagai usaha atau kegiatan secara terpadu antar sektor mulai dari
proses produksi hingga pemasaran
2. Mengembangkan dan mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat
3. Mendorong dan mengembangkan industri pengolahan dengan meningkatkan sinergi
saling menguntungkan antara produsen dan industri
4. Mengembangkan kawasan andalan yang prospektif sesuai dengan potensi sumberdaya
alam.
5. Mengembangkan budidaya pesisir dan pulau-pulau kecil. Berdasarkan arahan tersebut rencana pengembangan Kawasan Budidaya di Provinsi Jambi
adalah :
Pengembangan kegiatan utama serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada
kawasan budidaya Pengembangan prasarana pendukung pengembangan tiap kawasan budidaya Pengendalian pemanfaatan ruang kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi
lindung Penanganan masalah tumpang tindih antar kegiatan budidaya dengan kawasan hutan
produksi adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan yang dapat dieksploitasi. Untuk Provinsi Jambi Kawasan Hutan Produksi terdiri dari kawasan produksi tetap, kawasan
hutan terbatas dan kawasan hutan partisipasi yang seluruhnya mencapai 985.927 Ha atau 18,45 dari luas Provinsi Jambi, dan menyebar di beberapa wilayah kabupaten.
Terkait dengan pengembangan pengembangan kawasan ekonomi di Ujung Jabung dalam rencana pola ruang wilayah Provinsi Jambi penetapannya berada di pengembangan kawasan industry. Pengembangan Kawasan industri di Provinsi Jambi meliputi kawasan peruntukan industri besar, kawasan peruntukan industri menengah dan kawasan peruntukan industri kecil.
Kawasan peruntukan industri besar diarahkan pengembangannya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kawasan peruntukan industri menengah meliputi Kota Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Sarolangun. Kawasan peruntukan industri kecil diarahkan pengembangannya di diseluruh wilayah kabupatenkota.
Ditinjau dari lokasinya selain mempunyai akses yang baik ke pantai timur kawasan ini mempunyai wilayah belakang kawasan perkebunan yang potensial untuk mendukung kegiatan agro.
Di luar zona diatas, kegiatan diarahkan pengembangannya pada wilayah Kota Jambi dalam bentuk peruntukan seperti diarahkan dalam rencana tata ruangnya, serta pengembangan sentra-sentra kecil dan pengelolaan hasil perkebunan di masing-masing perkebunan.
Arahan pengembangan zona industri meliputi: Penataan ruang untuk kawasan industri besar dan zonasinya diarahkan di sekitar Kuala
Tungkal, Ujung Jabung serta Muara Sabak. Penyediaan prasarana pendukung kawasan industri Pengembangan kawasan perindustrian di wilayah perkotaan dalam bentuk peruntukan
dan sentra-sentra kecil
Gambar 3. 2 Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Jambi
C. Rencana Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan ekonomi Ujung Jabung dalam konstelasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jambi adalah ditetapkannya dalam penetapan kawasan strategis Provinsi Jambi dari sudut kepentingan ekonomi. Adapun dalam penetapan kawasan strategis tersebut Ujung Jabung berada dalam penetapan kawasan strategis Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi.
Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang banyak khususnya potensi minyak dan gas bumi. Selain itu tingkat perkembangan ekonomi yang berkembang baik dan kedekatan dengan wilayah Malaysia dan Singapura telah menempatkan Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi dalam suatu sistem perdagangan internasional. Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi ini diarahkan untuk membangun kawasan-kawasan ekonomi yang memanfaatkan laut lepas.
Gambar 3. 3 Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jambi
3.1.4. Struktur dan Pola Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Timur
A. Rencana Struktur Ruang
Hirarkhi dari masing-masing pusat-pusat pelayanan kegiatan dalam struktur ruang di Kabupaten Tanjung Jabung Timur diwujudkan dalam 3 hirarkhi pusat pelayanan yaitu:
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu pusat kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi dan transportasi yaitu wilayah kabupatenkota yang berdekatanberbatasan. Pusat Kegiatan Wilayah di Provinsi Jambi yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Muara Sabak sebagai PKWp. Muara Sabak dikembangkan sebagai daerah Pelabuhan (Outlet) utama Provinsi Jambi. Kawasan Perkotaan Muara Sabak Barat yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat perdagangan dan jasa regional, pelayanan transportasi, industri pengolahan, pusat pendidikan,
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan PKLp yaitu Ibu Kota Kecamatan dan kota-kota yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah kabupaten dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat kecamatan (daerah belakangnya).
a) Perkotaan Nipah Panjang di Kecamatan Nipah Panjang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa sub regional, sentra pertanian, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, dan simpul transportasi;
b) Perkotaan Mendahara Ilir di Kecamatan Mendahara berfungsi sebagai pusat
pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa sub regional, perkebunan, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata, pusat pendidikan, pusat peribadatan, dan simpul transportasi; dan
c) Perkotaan Pandan Jaya di Kecamatan Geragai berfungsi sebagai pusat sumber
daya energi, industri pertanian, simpul transportasi, pusat industri pengolahan, dan pariwisata.
d) Perkotaan Muara Sabak Timur di Kecamatan Muara Sabak Timur berfungsi
sebagai pusat industri perikanan, sentra pengolahan hasil pertanian, perdagangan, pusat pendidikan dan olahraga, wisata, perhubungan laut, sentra perikanan, minapolitan, dan simpul transportasi.
e) PKLp meliputi Perkotaan Bandar Jaya di Kecamatan Rantau Rasau berfungsi
sebagai industri pertanian, simpul transportasi, pusat pendidikan dan olahraga, dan pusat industri pengolahan
3. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.
a) Perkotaan Pematang Rahim di Kecamatan Mendahara Ulu berfungsi sebagai
Industri Pertanian, Simpul Transportasi, dan Pusat Industri Pengolahan;
b) Perkotaan Kampung Laut di Kecamatan Kuala Jambi berfungsi sebagai Industri
Pertanian, Perikanan, rekreasi dan wisata, Simpul Transportasi, dan Pusat Industri Pengolahan;
c) Perkotaan Rantau Indah di Kecamatan Dendang berfungsi sebagai Industri
Pertanian, Simpul Transportasi, dan Pariwisata skala lokal;
d) Perkotaan Sungai Lokan di Kecamatan Sadu berfungsi sebagai Industri Perikanan,
Perhubungan Laut, sentra pertanian, pusat rekreasi dan wisata, dan Sentra Perikanan (Minapolitan);
e) Perkotaan Simpang Desa, Kecamatan Berbak berfungsi sebagai Industri
Pertanian, Simpul Transportasi, budidaya perikanan, Pariwisata skala lokal dan Pertanian, Simpul Transportasi, budidaya perikanan, Pariwisata skala lokal dan
pertanian dan sentra perikanan (minapolitan).
4. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPL yang dimaksud adalah Perkotaan Kotabaru KTM Geragai berfungsi sebagai Simpul Transportasi, Sentra Pengolahan Hasil Pertanian, Perdagangan dan Jasa.
Gambar 3. 4 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
B. Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur meliputi:
a) kawasan lindung; dan
b) kawasan budidaya. Pola ruang untuk kawasan lindung Kabupaten Tanjung Jabung Timur meliputi:
a) kawasan hutan lindung;
b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
e) kawasan rawan bencana alam. Kawasan hutan lindung berupa hutan lindung gambut dengan luas kurang lebih 23.748 (dua
puluh tiga ribu tujuh ratus empat puluh delapan) hektar terdapat di Kecamatan Geragai, Kecamatan Mendahara Ulu dan Kecamatan Dendang.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan resapan air yang terdapat di Kecamatan Berbak dan Kecamatan Sadu dengan luas kurang lebih 138.242 (seratus tiga puluh delapan ribu dua ratus empat puluh dua) hektar.
Cagar alam berupa Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur dengan luas kurang lebih 4.127 (empat ribu seratus dua puluh tujuh) hektar terdapat di Kecamatan Mendahara, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kecamatan Kuala Jambi dan Kecamatan Nipah Panjang.
Taman nasional berupa Taman Nasional Berbak dengan luas kurang lebih 138.242 (seratus tiga puluh delapan ribu dua ratus empat puluh dua) hektar di Kecamatan Berbak dan Kecamatan Sadu.
Taman hutan raya dengan luas kurang lebih 3.995 (tiga ribu sembilan ratus sembilan puluh lima) hektar di Kecamatan Rantau Rasau.
Suaka alam laut dan perairan lainnya berupa suaka perikanan Mendahara Lestari di Kecamatan Mendahara seluas 100 Ha dan suaka perikanan Lambur Lestari di Kecamatan Muara Sabak Timur seluas 100 Ha.
Tabel 3. 4 Luas Kawasan Lindung Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010 – 2030
No Jenis Kawasan
Perkiraan
Luas terhadap Kaw.
1 Hutan Lindung Gambut Sei Buluh
2 Sempadan Pantai
3 Sempadan Sungai
4 Taman Nasional Berbak
5 Tahura Tanjung Rantau Rasau
6 Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur
LUAS KAWASAN LINDUNG
Sumber : RTRW Kab. Tanjung Jabung Timur
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi atau potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang kondisi fisik dan potensi sumberdaya alamnya dapat dan perlu dimanfaatkan baik kepentingan produksi (kegiatan usaha) maupun pemenuhan kebutuhan permukiman.
Berdasarkan fungsinya kawasan budidaya terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan pertanian lahan kering, pertanian lahan basah, perkebunan, perikanan dan peternakan, kawasan permukiman, kawasan pertambangan, kawasan wisata, kawasan pelabuhan dan kawasan industri.
Luas masing-masing Kelompok Kawasan Budidaya secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 5 Rencana Luas Kawasan Budidaya Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010 –
2030
No
Jenis Kawasan
Perkiraan
thd luas Keterangan
Luas (Ha)
Kaw. Budidaya
1 Hutan Produksi
3 Pertanian Lahan Kering
100,677.00
4 Pertanian Lahan Basah
Dikembangkan secara terpadu dalam peruntukan lahan perkebunan dan atau pertanian lahan kering
6 Perikanan
-
Dikembangkan secara terpadu dalam peruntukan lahan basah dan atau area laut
7 Permukiman Perkotaan
3,039.00 0.86
8 Permukiman Perdesaan
4,605.00 1.31
9 Kawasan Industri
520.00 0.15
10 Kawasan Pariwisata
Dikembangkan secara
Pertambangan
terpadu dalam peruntukan lahan budidaya
0.10
12 Kawasan Pelabuhan
350.00
LUAS KAWASAN BUDIDAYA
351,344.40
100.00
Sumber : RTRW Kab. Tanjung Jabung Timur
Gambar 3. 5 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
C. Kawasan Strategis
Berdasar kepada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008, Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, danatau Iingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebaga warisan dunia.
Kawasan strategis nasional yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ditetapkan dengan pertimbangan dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung Iingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria:
1. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati
2. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora danatau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi danatau dilestarikan
3. Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
4. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
5. Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas iingkungan hidup
6. Rawan bencana alam nasional
7. Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas
terhadap kelangsungan kehidupan Kawasan strategis nasional yang ada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebut
adalah :
1. Kawasan Taman Nasional Berbak (Provinsi Jambi) (IB1).
2. Kawasan Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur (IA3)
Berkaitan dengan pengembangan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur maka kedua kawasan strategis ini ditetapkan dengan pertimbangan untuk mempertahankan dan melestarikan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Penetapan kawasan strategis ini juga berkaitan dengan upaya untuk melastarikan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora danatau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi danatau dilestarikan, memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian Negara, memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro dan merupakan kawasan dengan prioritas tinggi dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Kawasan strategis Provinsi Jambi yang ada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Kawasan strategis Pantai Timur Provinsi Jambi - Kawasan Tungkal Ulu dan
sekitarnya.
Berkaitan dengan pengembangan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur maka kawasan strategis ini memiliki kepentingan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pengembangan potensi ekonomi cepat tumbuh, pengembangan sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan memiliki potensi ekspor, pengembangan kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi khususnya minyak dan gas, mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional dan juga diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang banyak khususnya potensi minyak dan gas bumi.
Selain itu tingkat perkembangan ekonomi yang berkembang baik dan kedekatan dengan wilayah Malaysia dan Singapura telah menempatkan Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi dalam suatu system perdagangan internasional.
Kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi Sistem Perkotaan memiliki dua pusat kegiatan wilayah yaitu perkotaan Muara Sabak dan Kuala Tungkal. Di dua perkotaan PKWp ini akan dibangun pelabuhan nasionalutama dan prasarana transportasi lainnya sehingga akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan di kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi. Sector unggulan di kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi adalah pertanian, perkebunan, perikanan, industry dan pertambangan minyakgas. Secara administrasi kawasan Pantai Timur Provinsi Jambi meliputi Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kawasan strategis kabupaten meliputi:
1. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan
2. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam dan atau teknologi tinggi. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi meliputi:
1. kawasan Perkotaan Muara Sabak di Kecamatan Muara Sabak Barat dan Muara Sabak
Timur;
2. kawasan Pelabuhan Muara Sabak di Kecamatan Muara Sabak Barat;
3. kawasan Perindustrian Kecamatan Muara Sabak Barat;
4. kawasan Rantau Rasau dan sekitarnya di Kecamatan Rantau Rasau;
5. kawasan Nipah Panjang dan sekitarnya di Kecamatan Nipah Panjang;
6. kawasan Pulau Berhala di Kecamatan Sadu; dan
7. Kawasan strategis perindustrian propinsi dan kabupaten berupa rencana
pengembangan kawasan ekonomi di Kecamatan Sadu. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan atau
teknologi tinggi meliputi kawasan strategis industri pertambangan minyak dan gas Geragai di Kecamatan Geragai.
Gambar 3. 6 Kawasan Strategis Kabupaten Tanjung Jabung Timur