b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
1. Ukuran Perusahaan
Menurut Ashton dkk 1989 serta Owusu-Ansah 2000, perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Menurut Dyer dan Mc Hugh, 1975 seperti yang dikutip oleh Halim, 2000, perusahaan besar lebih konsisten untuk
tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya.
Perusahaan yang lebih besar memiliki pengendalian internal yang lebih kuat dan akan mengurangi kecenderungan kesalahan
pelaporan keuangan yang mungkin terjadi dan memampukan auditor untuk mengendalikan pengendalian yang lebih luas serta
melakukan pekerjaan intern. Selain itu, manajemen dari perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk
mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan
keuangan. Sehingga perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk
mengumumkan laporan audit lebih awal.
Universitas Sumatera Utara
2. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Maka tingkat profitabilitas rendah
ditenggarai berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar terhadap
pengumuman rugi oleh perusahaan. Ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit
delay yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan
meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit Carslaw, 1991. Kedua, auditor akan akan lebih berhati-hati selama proses
audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan dan kecurangan manajemen
informasi tentang laba perusahaan Chariri dan Ghozali, 2001. Menurut Owusu-Ansah 2000, perusahaan yang memiliki hasil
gemilang good news akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian bad
news. Ungkapan senada juga dikemukakan dalam penelitian Annisa 2004, perusahaan dengan hasil yang baik akan
melaporkan lebih cepat dari perusahaan yang gagal operasi atau merugi. Sebagai dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan
dipakai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Perusahaan yang profitable
memiliki insentif untuk menginformasikan ke publik kinerja unggul mereka dengan mengeluarkan laporan tahunan secara cepat.
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah Return on Asset ROA. ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak
dan total asset Wild, Subramanyan, dan Halsey, 2005:41.
3. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam membayar semua hutang perusahaan tersebut Almilia dan Setiady, 2006:7.
Tingkat solvabilitas menunjukkan resiko perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Bila tingkat
solvabilitas tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman juga akan tinggi, demikian pula
sebaliknya. Solvabilitas yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan
sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk memoles terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan.
Dalam penelitian ini, rasio yang akan digunakan adalah Debt to Equity Ratio DER. DER menggambarkan perbandingan
kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi DER, maka
Universitas Sumatera Utara
semakin besar perusahaan menggunakan modal dari kreditor. Perusahaan dengan kewajiban besar cenderung mendesak auditor
untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat. Hal ini dikarenakan, perusahaan dengan kewajiban besar diawasi dan
dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan
lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat resiko dalam
pengembalian modal mereka. Maka semakin besar tingkat solvabilitas, semakin singkat pula audit delay.
2.2 Penelitian Terdahulu