yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
d. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion Auditor akan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan
keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Selain auditor memberikan pendapat tidak wajar
jika ia tidak dibatasi lingkup aduitnya, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar, maka informasi
yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai
informasi untuk pengambilan keputusan.
e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer Opinion Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat no opinion report. Kondisi yang menyebabkan auditor
tidak memberikan pendapat adalah karena pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit dan auditor tidak independen
dalam hubungannya dengan klien.
2.1.3 Audit Delay
a. Definisi Audit Delay
Menurut Halim 2000, Audit Delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun
buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit Delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan,
sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
Dalam Audit Delay semakin panjang waktu yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun
buku suatu perusahaan milik klien, maka semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau
Universitas Sumatera Utara
bahkan insider trading dan rumor-rumor lain di bursa saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan mengarahkan pasar tidak dapat lagi
bekerja dengan maksimal. Dengan demikian, regulator harus menentukan suatu regulasi yang dapat mengatur batas waktu
penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk tetap menjaga realibilitas dan relevansi suatu
informasi yang dibutuhkan oleh pihak pelaku bisnis di pasar modal. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan
keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif
dari pelaku pasar modal. Informasi laba yang dihasilkan perusahaan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk
membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Artinya, informasi yang dipublikasikan tersebut akan menyebabkan
kenaikan atau penurunan harga saham. Proses dalam mencapai ketepatwaktuan terutama dalam penyajian
laporan auditor independen menjadi semakin tidak mudah mengingat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di
Indonesia. Hambatan ini juga terlihat dalam Standar Pemeriksaan Akuntan Publik pada standar yang ketiga yang menyatakan bahwa
audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup menunda publikasi
Universitas Sumatera Utara
laporan audit dan laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu untuk memperpanjang masa audit.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya di Indonesia, menunjukkan bahwa rata-rata audit delay di Indonesia
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kesimpulan atas beberapa penelitian sebelumnya, bahwa kenaikan ini disebabkan oleh
incremental audit report, masalah pajak yang sering diperdebatkan, dan penggunaan staf audit yang kurang berpengalaman. Penelitian
lainnya mencoba mencari penyebab audit delay dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Audit delay dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan eksternal perusahaan. Beberapa penelitian menghubungkan kaitan antara faktor-faktor
internal maupun eksternal tersebut dan audit delay dengan menggunakan logika teori. Semakin tinggi profitabilitas, maka audit
delay akan semakin pendek. Semakin besar ukuran perusahaan, maka audit delay akan semakin pendek. Solvabilitas yang tinggi akan
memperpendek audit delay. Menurut Ratnawaty dan Sugiharto 2005:289-290, hal ini dikarenakan perusahaan dengan jumlah hutang
besar dimonitor oleh kreditor sehingga akan memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan auditan
lebih cepat untuk meyakinkan kembali para pemilik modal yang pada dasarnya menginginkan mengurangi tingkat risiko dalam
pengembalian modal mereka.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay