BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri ialah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Bagi pihak manajemen, laporan keuangan digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen perusahaan
untuk periode mendatang. Laporan keuangan merupakan salah satu instrument penting dalam
mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang
go public, makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi investor. Laporan keuangan yang biasanya
disampaikan ada tiga bentuk, yaitu laporan tahunan, laporan tengah tahunan, dan laporan triwulan yang disebut juga laporan keuangan intern. Laporan
keuangan tahunan diterbitkan selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Laporan keuangan tengah tahunan disampaikan
paling lambat 60 hari atau 90 hari kemudian tanpa disertai laporan akuntan atau 120 hari tetapi telah disertai dengan setelah triwulanan buku perusahaan
Universitas Sumatera Utara
berakhir tanpa disertai laporan akuntan, sehingga laporan ini biasanya bersifat sukarela. Laporan keuangan yang disampaikan harus disusun sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang telah terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal.
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan disebut bermanfaat jika disajikan akurat dan tepat waktu, yakni tersedia saat dibutuhkan investor.
Dan ketepatan waktu ini merupakan tanggung jawab auditor yang menangani laporan keuangan tersebut. Karena hasil audit atas perusahaan publik
mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Di sisi lain, auditing merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu sehingga adakalanya
pengumuman laba dan laporan keuangan tertunda. Jika terjadi penundaan waktu yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Para investor nantinya akan mengira bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk terhadap kondisi kesehatan
perusahaan. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor ini dapat dilihat dari
perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut audit delay. Makin lama
auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin lama pula audit delay. Namun bisa jadi auditor memperpanjang masa auditnya dengan menunda
penyelesaian audit laporan keuangan karena alasan tertentu, semisal pemenuhan standar untuk meningkatkan kualitas audit oleh auditor yang
akhirnya menuntut waktu lebih lama. Sebagaimana tercantum dalam Standar
Universitas Sumatera Utara
Profesional Akuntan Publik SPAP dari Ikatan Akuntan Indonesia IAI tentang Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam
penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. Juga perlu pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Berdasarkan paparan di atas penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali beberapa faktor-faktor dalam penelitian terdahulu dan untuk melihat
pengaruh jenis dan hubungannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay adalah ukuran perusahaan, opini
audit, tingkat profitabilitas, tingkat solvabilitas dan auditor. Hasil penelitian menyatakan bahwa audit delay cenderung lebih lama pada perusahaan jika
ukuran perusahaan semakin besar, mendapat unqualified opinion, tingkat profitabilitas rendah, dan mengalami kerugian. Perusahaan yang berukuran
besar akan cenderung menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini disebabkan
perusahaan besar diawasi secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah sehingga manajemen perusahaan mengalami tekanan dari luar
untuk lebih awal menyampaikan laporan keuangan auditannya. Selain itu, perusahaan besar biasanya memiliki internal control yang sudah lebih baik
sehingga akan memudahkan pekerjaan auditor. Namun, sudut pandang yang
Universitas Sumatera Utara
lain menyatakan bahwa semakin besar perusahaan, maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses auditnya akan semakin lama. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya sampel yang mungkin harus diambil dan luas prosedur yang harus ditempuh. Tingkat solvabilitas menunjukkan resiko
perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. Bila tingkat solvabilitas tinggi, maka resiko kegagalan perusahaan dalam
mengembalikan pinjaman juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka diketahui bahwa ketepatan
penyampaian laporan keuangan sangat penting terutama bagi pengguna- pengguna informasi keuangan dalam memprediksi dan mengambil keputusan.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu dalam skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah