Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
11.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tenaga kerja adalah assets yang paling berharga bagi perusahaan, oleh karena itu pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah cara yang paling tepat untuk mencapai peningkatan produktivitas perusahaan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tenaga kerja merupakan perencana, pelaksana, dan juga sebagai pengawas dan pengevaluasi dari segala kegiatan perusahaan.
Menurut G. Terry, yang menggerakkan fungsi-fungsi manajemen adalah manusia. Fungsi-fungsi manajemen tersebut antara lain : Planning, Organizing, Actuating. Controlling (G. Terry). yang terkenal dengan POAC, kemudian menurut Luther Gullick terdiri atas Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting (POSDCoRB), dan menurut Koontz dan
O’Donnell yang mengemukakan bahwa fungsi manajemen terdiri atas Planning Organizing, Staffing, Directing, dan Controling (POSDC). Semua pendapat para ahli tentang
manajemen berkaitan erat dengan tenaga manusia yang menunjukkan betapa pentingnya unsur manusia dalam kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintahan maupun swasta.
Dalam hal penempatan M (man) dalam konsep 4 M ( man, money, method, and machine) selalu tampil paling depan. Demikian juga halnya dalam tooll of management yang dikemukakan G Terry dalam bukunya ” Principles of Management ”, manusia berada pada posisi urutan yang paling atas.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada Pasal 86 dikemukakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Selanjutnya dalam pasal 87 dikemukakan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan yang digunakan, proses produk dan perencanaan tempat kerja.
George S. Odiorne yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (2001:163) menyatakan bahwa pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja mencakup establish indicator system, involve immediate supervisors in the reporting system, develop safety management procedures, make safety a part of the jb objektives and train employees and supervisors personel in safety management”.
Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan sebagai berikut:
a. Penetapan indikator sistem ( establish indicators systems )
Kegiatan paling awal dalam implementasi sistem keselamatan kerja adalah menetapkan metode untuk mengukur pengaruh pelaksanaan keselamatan kerja dan kesehatan pegawai.
b. Melibatkan para pengawasan dalam sistem pelaporan ( involve immediate supervisiors in the reporting system)
Bilamana terjadi kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas langsung dari bagian kerusakan dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan.
c. Mengembangkan prosedur manajemen keselamatan kerja ( develop safety management procedures)
Pendekatan sistem yang mendasar adalah menetapkan sistem komunikasi secara teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaan pegawai.
d. Menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian dari tujuan kerja ( make safety a part of the job objektives).
Untuk merealisasikannya perlu membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang dilakukan pegawai
pengawas dan dipertanggungjawabkan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja, kondite pegawai yang bersangkutan.
dicatat
oleh
e. Melatih pegawai dan pengawas dalam manajemen keselamatan kerja ( train employes and supervisor personel in safety management). Melatih pegawai untuk dapat menggunakan peralatan
kerja dengan baik. Begitu pula pegawai dilatih untuk dapat menggunakan alat pengamanan jika terjadi kecelakaan di tempat kerja.
Untuk menambah kejelasan tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, penulis kemukakan pengertiannya menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Adapun yang dimaksud dengan istilah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, Untuk menambah kejelasan tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, penulis kemukakan pengertiannya menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Adapun yang dimaksud dengan istilah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
Semua orang atau pengusaha mengakui sepenuhnya bahwa tenaga kerja merupakan assets perusahaan, tetapi dalam kenyataannya masih ada pengusaha yang membiarkan pegawai atau buruhnya tercemar oleh produk yang dibuatnya atau tidak menyediakan alat-alat perlindungan yang diwajibkan serta membiarkan pegawai untuk melakukan pekerjaan tanpa alat perlindungan. Perkembangan dan pembangunan kesehatan serta teknologi kedokteran tidak mengakibatkan biaya pemeliharaan kesehatan menjadi murah, tetapi sebaliknya menjadi semakin mahal. Seringkali untuk menanggung biayanya di luar kemampuan pasen.
Leon C. Megginson yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut.
The term safetys an overallterm that can include both safety and healt hazard. In the personel area how ever,
a distinction is usually made between them. Occupational safety refers to the condition of being sa fe from suffering or causing hurt, injury, or loss in the workplace. Safety hazards are those aspects of the work environment that can cause burns, electrical shick, cuts, bruises, sprains, broken bones and the loss of limbs, eyesight or hearing. They are often associated with industrial equipment or the physical environment and involve job taks that require care and training. The harm is ussualy immediate and sometimes violet. Occupational health refers to the condition of being free a distinction is usually made between them. Occupational safety refers to the condition of being sa fe from suffering or causing hurt, injury, or loss in the workplace. Safety hazards are those aspects of the work environment that can cause burns, electrical shick, cuts, bruises, sprains, broken bones and the loss of limbs, eyesight or hearing. They are often associated with industrial equipment or the physical environment and involve job taks that require care and training. The harm is ussualy immediate and sometimes violet. Occupational health refers to the condition of being free
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa istilah keselamatan mencakup dua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam bidang kepegawaian kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan, atau kerugian di tempat bekerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan, tersengat aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dilihat unsur-unsur dari keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:
a. Tempat di mana dilakukan pekerjaan bagi sesuatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana
c. Adanya bahaya kerja di tempat itu.