Model Perencanaan Sumber Daya Manusia

2.2 Model Perencanaan Sumber Daya Manusia

Untuk menentukan berapa jumlah, kualitas, dan penempatan pegawai menurut Buchori Zainun dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2001:96) terdapat beberapa syarat yang dapat menentukan dasar penghitungan kebutuhan SDM, yaitu sebagai berikut:

a. Jumlah tingkat eselon organisasi dari tingkat tertinggi sampai ke tingkat terendah. Ini berarti bahwa semakin banyak tingkat atau strata organisasi dan unit-unit di dalamnya akan semakin banyak pula jumlah SDM yang dibutuhkan untuk mengisi seluruh kedudukan dan jabatan pimpinan masing-masing eselon satuan organisasi tersebut.

b. Jumlah satuan organisasi yang terdapat pada setiap eselon organisasi itu akan mempengaruhi lingkup yang menyebabkan bentuk piramidal organisasi akan berbeda antara satu dengan yang lain. Perbandingan untuk masing- masing eselon itu umpamanya memakai pola 1 : 3 : 5 atau dengan pola 1 : 5 : 7 atau pola yang lain sesuai dengan tipe atau bentuk, kondisi dan karakter organisasi yang bersangkutan.

c. Bentuk piramidal organisasi yang akan mempengaruhi jumlah sumber daya manusia manajemen dalam c. Bentuk piramidal organisasi yang akan mempengaruhi jumlah sumber daya manusia manajemen dalam

1) Devision of work

2) Delegation of authority

3) Span of control

4) Centralization or desentralization

5) Unity of command

d. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi yang berbentuk panitia, organisasi tunggal kepala dan organisasi fungsional juga turut menentukan jumlah SDM manajemen yang dibutuhkan organisasi tersebut.

e. Perluasan kegiatan organisasi yang menyebabkan perluasan atau pemekaran organisasi dengan penambahan jumlah satuan organisasi tentunya juga menentukan penambahan jumlah SDM pada umumnya dan SDM manajemen khususnya.

Berdasarkan syarat-syarat di atas, dalam menentukan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan suatu perusahaan akan bergantung pada tipe atau bentuk daripada organisasi yang bersangkutan. Malayu SP Hasibuan dalam bukunya Organisasi dan Motivasi (!996:63) mengemukakan bahwa bentuk/tipe organisasi ada lima macam yaitu : Organisasi Lini ( line organization ), Organisasi Lini dan Staf ( line and staf organization ), Organisasi fungsional ( functional organization ), Organisasi lini, staf, dan fungsional ( line, staf, and functional organization ), dan Organisasi komite ( committee organization ). Berikut penulis kemukakan penjelasan singkat dari masing-masing tipe atau bentuk organisasi tersebut.

a. Organisasi Lini ( line organization )

Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol, biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil. Dalam organisasi ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek.

Perintah hanya diberikan oleh seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan yang bersangkutan. Adapun ciri-ciri dari organisasi lini adalah sebagai berikut:

1) Ukuran organisasi relatif kecil dan sederhana

2) Hubungan atasan dengan bawahan bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek

3) Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan

4) Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling kenal- mengenal

5) Tingkat spesialisasinya belum tinggi dan alat-alatnya tidak beranekaragam

6) Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijakan dalam organisasi

7) Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas bidang pekerjaannya yang ada dalam unitnya.

b. Organisasi Lini dan Staf ( line and staf organization )

Organisasi ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan ia mendapatkan Organisasi ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan ia mendapatkan

Tipe organisasi lini dan staf pada umumnya digunakan oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas, dan pekerjaannya banyak. Adapun ciri-ciri dari organisasi lini dan staf adalah sebagai berikut:

1) Pucuk pimpinan satu orang dan dibantu oleh para staf

2) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.

3) Kesatuan perintah tetap dipertahankan. Setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.

4) Organisasi besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya tidak bersifat langsung.

5) Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak bersifat langsung

6) Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling kenal mengenal

7) Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

c. Organisasi fungsional ( functional organization )

Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada

1) Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

2) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan

3) Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas

4) Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya

5) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsional.

d. Organisasi lini, staf, dan fungsional ( line, staf, and functional organization )

Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, staf, dan fungsional. Biasanya diterapkan pada organisasi besar dan kompleks. Pada tingkat dewan komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manajer diterapkan tipe organisasi fungsional.

e. Organisasi Komite ( committee organization )

Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing- masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi ini mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi terdapat pimpinan kolektif/presidium/plural exekutive dan komite bersifat manajerial. Cara menghitung tugas pokok, unit organisasi diperinci secara cermat. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan contoh sebagai berikut;

Bagian tata Usaha dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum. Tugas pokok dari Sub Bagian tersebut diperinci secara detail. Dari tugas yang detail itu dihitung secara analisis berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan per Sub Bagian. Sebagai contoh, Sub Bagian keuangan mengerjakan tugas menerima, menyimpan, membukukan dan membayarkan serta mempertanggungjawabkan. Jadi, yang dibutuhkan pada Sub Bagian ini adalah satu orang Kepala Sub Bagian, ditambah lima orang Kepala Urusan, yaitu urusan menerima, menyimpan, membukukan, membayarkan, dan mempertanggungjawabkan.

Penggunaan model ini akan bergantung kepada sejauhmana manajer sumber daya manusia mau menggunakan, melihat dan mendeteksi besaran atau kemampuan perusahaan dan tujuan organisasi yang akan dicapai oleh perusahaan itu sendiri, luas jangkauan, produk yang dipasarkan dan target atau segment yang akan dituju atas hasil produk.

Adrew E. Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara mengemukakan empat model perencanaan sumber daya manusia, yaitu:

a. Model Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia Model ini terdiri atas lima komponen, yaitu tujuan sumber

daya manusia, perencanaan organisasi, pengauditan sumber daya manusia, peramalan sumber daya manusia, dan pelaksanaan program sumber daya manusia.

b. Model Sosio Ekonomic Battele Model ini digunakan untuk mempelajari karakteristik

kekuatan kerja, model yang bermanfaat untuk ukuran pasar kerja, area geografis, dan sosio ekonomi yang besar.

c. Model Perencanaan Sumber Daya Manusia dari Vetter

Model ini digunakan untuk kebutuhan peramalan dan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia.

d. Model Sistem Perencanaan SDM dari Wayne Cascio. Dalam model ini adanya integrasi antara perencanaan

stratejik dengan taktik bisnis dan pasar tenaga kerja.